Sembilan

83 20 17
                                    

The Day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Day.

🔞
Warning

Dimohon bijak dalam membaca.
Terima kasih.

Selamat membaca,

Nocholatte.
___


Saranghago shipeo in this world
Bitnaneun nareul sojunghan nae yeonghoneul
Ijeya kkaedara so I love me
Jom bujokhaedo neomu areumdaun geol
I'm the one I should love

Epiphany - Jin BTS





___






Dalam sebuah hubungan keluarga, anak diharuskan patuh dan tunduk pada perintah orang tua. Apa-apa yang dilanggar oleh anak, akan menimbulkan teori labeling di mana anak dicecap sebagai anak durhaka dan tidak tahu diri. Padahal tidak semua hal yang dilanggar adalah hal buruk. Bagaimana jika situasinya pihak orang tua memerintah hal negatif, lalu anak memenuhinya hingga dampak yang terjadi pada anak pun besar dan mengerikan.

Seperti halnya Seokjin, tatkala ia menapaki rumahnya kembali dan meninggalkan Ibu sendirian. Semua rasa sedih mengenai Ibu seketika surut bersamaan jumpa pertama dengan Yoongi, adiknya.

Kenyataan tak seindah angan, malam pertama Seokjin di rumah adalah tragedi paling menyakitkan. Ayahnya mengetuk pintu kamar, menarik paksa lalu membawa Seokjin mengendap-endap di sebuah ruang bawah tanah yang dilengkapi dengan cahaya lampu terang di langit-langit jarak pendek. Mata yang semula mengantuk mendadak membulat segar akibat sorot cahaya. Seokjin tidak mampu menolak atau mengiyakan hal itu, ia hanya mengikuti langkah Ayah. Membuat dirinya bingung sekaligus terkejut tatkala tubuhnya diangkat dan didudukkan pada pangkuan pria yang begitu ia hormati.

Memori Seokjin tentang Ayah yang menimang dirinya sewaktu bayi sudah hilang, tapi sekarang justru pria tua itu melakukan hal yang cukup membuat Seokjin merinding sekujur tubuh. Bagaimana tidak, sebelum duduk di pangkuan Ayahnya, sepasang tangan besar berusaha melepas paksa celana yang melekat tubuh Seokjin. Pun terjadi pada pria tua itu, membuat mereka setengah telanjang di bagian bawah.

Seokjin semakin tidak mengerti apa yang sedang dilakukan Tuan Min. Lantas ia bertanya, "Ayah, aku sedang tidak ingin buang air. Aku juga tidak mengompol."

Di sana dengan jutaan rasa takut, genangan air pada sudut mata Seokjin sudah siap jatuh kapan saja.

"Diamlah." Suara itu terdengar seperti peringatan berbahaya yang berhasil membuat Seokjin tunduk seketika.

Lalu sebuah benda yang berasal dari Sang Ayahnya pun dipaksa masuk ke dalam tubuh Seokjin. Rasa aneh bercampur sakit menjalar di seluruh tubuh.
"Ayah sakit, Ayah.." tangis Seokjin pecah memenuhi ruangan, segera tangan Ayahnya menutupi mulut anaknya dan kembali melanjutkan aktivitas.

ʟᴀᴄʜʀʏᴍᴏꜱᴇ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang