Delapan Belas

72 17 17
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















Selamat membaca.
Selamat menikmati.

Salam,

Nocholatte.

(~ ̄³ ̄)~


















(~ ̄³ ̄)~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°





















Yoongi buru-buru melangkah menuju kamarnya, selepas memastikan Seokjin terlelap. Niatnya semula ingin menghamburkan diri pada ranjang dan selimut hangat pun berubah seketika, tatkala Seokjin menjelaskan tiap-tiap peristiwa yang ada di dalam video Arra. Sekelebat rasa penasaran menggerayangi pikiran Yoongi, membuat pemuda itu mencari laptop dan menyalakannya secepat kilat.

Tanpa sadar pasang mata dari sudut ruang pun ikut mengikuti gerak-gerik Min Yoongi. Dengan hati-hati Yoongi menekan file video dan menyaksikannya. Di sana sudah ada Arra tengah mengatur kamera yang siap untuk menangkap kejadian malam berdarah itu. Lengkap dengan busana yang arwah Arra pakai tiap kali bertemu dengan Yoongi di rumah.

"Kak Yoongi!"

Yang disebut namanya pun menghentikan jalannya video lalu menoleh. "Mengapa kau tidak memberitahuku soal ini?"

Ada kilatan emosi di manik mata Yoongi. Memang wajar kalau pemuda itu merasa kecewa yang besar sebab seharusnya ia bisa menangkap semua cerita Arra. Namun, kenyataannya sosok gadis itu tidak mengizinkannya untuk melihat. Karena waktu belum ingin menjawabnya.

"Aku harap Kakak tidak menontonnya."

"Harapanmu tidak akan kukabulkan kali ini."

"Percayalah, itu akan membawa dampak buruk, Kak." Presensi Arra sudah berada di sebelah meja, tempat Yoongi menonton. Raut wajahnya sudah tidak menggunakan layer cerita dan segar, Arra memakai layer pucat. Seolah mayat yang terbujur kaku.

ʟᴀᴄʜʀʏᴍᴏꜱᴇ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang