Help me, it's like the walls are caving in
Sometimes I feel like giving up
No medicine is strong enough
Someone help me
--In My Blood, Shawn Mendes
___
Kehidupan memiliki dua sisi yang saling berkontradiksi, di mana ada suka dan duka, pahit dan manis, serta masih banyak hal lain. Tidak menutup kemungkinan, hidup akan diselimuti penderitaan. Sama halnya dengan Yoongi, hari-harinya begitu bahagia walau tanpa seorang Ibu di sisinya. Akan tetapi, semua berbalik tatkala usianya genap menyandang status legal. Beragam masalah yang dirasa begitu mustahil pun kerap terjadi yang ternyata menghujaninya dalam satu waktu. Tak ada yang bisa Yoongi genggam, atau menopangnya untuk sekadar menguatkan. Meskipun keberadaan Seokjin selalu mengiringinya, tetap saja ia harus bisa menutupi luka dengan senyum agar kakaknya itu tidak khawatir berlebih. Lantas opsi terbaik untuk pengalihannya adalah menghabiskan waktu luang dengan menuangkan cat di beberapa tumpuk kanvas.
Seharusnya, Yoongi sudah berhasil mendapat beragam ide. Namun, tubuhnya masih bertahan di Plantie House, di mana seorang gadis yang gemas melukai diri menghadiahkan senyum merekah yang tak kalah dari senyum bayi. Arra tak herhenti memanjakan Yoongi dengan pemandangan deretan giginya, alih-alih gadis itu memberinya sepaket perlengkapan melukis beserta kanvas berukuran sedang. Anehnya seperti sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.
Di sana, Yoongi begitu dikejutkan dengan hal tersebut. Sampai tak sadar mematung beberapa detik. "Ini untuk Kak Yoongi." Arra menyerahkannya pada Yoongi dengan disusul senyum simpul.
"Terima kasih."
"Tuangkan apa yang ada di pikiran Kakak. Semoga saja itu bisa membantu, barang sedikit."
Yoongi mengangguk sebelum Arra beranjak pergi. "Take your time and fighting!" Tangan itu mengudara dengan penuh semangat membuat pemuda yang berkulit pucat menyuguhkan senyum manisnya.
Lantas Yoongi segera menyiapkan beberapa peralatan dan memposisikan tubuhnya untuk memulai melukis. Ia memilah kuas yang cocok daj membasahinya dengan air agar luwes dalam memoles warna.
"Sepertinya Arra sudah membuat seorang Min Yoongi bersemangat." Suara Seokjin berhasil menghentikan pergerakan tangan Yoongi di kanvas, "Kak.." Yoongi paham kalau Seokjin tengah menggodanya dengan membawa Arra. Ya, walaupun ucapan kakaknya itu sebenarnya tidak sepenuhnya salah, ada benarnya. Sebab, apa yang Arra lakukan memang membuat Yoongi sedikit tenang dari biasanya.
Terlebih Seokjin yang dari awal begitu memperhatikan keduanya, Yoongi yang awalnya kaku dan sedikit menarik diri kemudian perlahan menjadi luluh. Dan sekarang sudah leluasa memberi senyuman pada orang yang baru ditemuinya. Tidak salah Seokjin mempertemukan Yoongi dengan Arra, walaupun gadis itu sedikit berbeda dari gadis kebanyakan. Ia pikir dengan pertemuan ini Yoongi dan Arra akan menjalani hidup selayaknya manusia normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʟᴀᴄʜʀʏᴍᴏꜱᴇ [✓]
Fanfiction[ s e l e s a i ] Min Yoongi paham untuk bagian kehilangan, ia diharuskan melepas. Walaupun semua itu tidak sepenuhnya hilang. Masih tertanam dan tertaut pada ingatan. Hingga tiba masanya ia harus memilih jalan mana yang diambil. Melupakan atau bert...