Alexander kembali berkutat dengan komputer untuk mengetahui lebih lanjut apa yang tengah ia lihat saat ini. Alexander mencari dan terus mencari hingga menemukan sebuah folder yang bertuliskan namanya. Namun, saat Alexander akan membuka folder itu, sebuah pesan muncul dan menjelaskan jika komputer yang ia gunakan tidak memiliki akses pada folder.
"Sial!" Alexander memukul meja. "Apa yang terjadi di tempat ini?"
Alexander keluar dari ruangan itu dan berlari menuju semua ruangan yang ia lihat bermodalkan kata sandi yang ia lihat dari pria bernama Charlie sebelumnya. Alexander sangat beruntung karena kata sandi yang dipakai oleh Charlie itu mampu membuatnya masuk ke setiap ruangan tanpa mengalami satu pun masalah.
Ruangan demi ruangan Alexander masuki dan setiap komputer yang ia lihat di dalam ruangan langsung ia gunakan untuk menemukan informasi yang diperlukan.
Hampir di setiap ruangan yang Alexander gunakan komputernya selalu memiliki rekaman video yang serupa dengan apa yang ia dan semua orang di fasilitas itu lalui.
Alexander juga mulai menemukan orang-orang yang sempat ia temui sebelumnya di Crotun Prenn Asylum selain Luna yang ia lihat sebelumnya. Namun, Alexander merasa resah karena tidak kunjung menemukan di mana tubuhnya berada, karena ia seharusnya juga bernasib sama dengan yang lainnya.
"Apakah tubuhku memang tidak ada di tempat ini? Atau mungkin aku belum sampai di lantai terbawah fasilitas ini?" pikir Alexander.
Kemudian Alexander memutuskan untuk kembali ke dalam lift untuk menuju lantai paling bawah dan mencari di mana tubuhnya serta apa yang tengah terjadi padanya.
Alexander menekan angka 99 pada tombol yang ada di samping pintu lift, tapi lift tidak bergerak dan indikator lantai malah bertuliskan error. Alexander kemudian terus mencoba untuk mengurangi angka dan ketika ia menekan angka 50, lift menutup dan bergerak turun.
Beberapa saat kemudian, pintu lift terbuka dan Alexander tiba di tempat yang tidak jauh berbeda dengan lantai lainnya. Yang berbeda di lantai itu hanyalah orang-orang yang berbaring tidak berdaya di atas ranjangnya.
Alexander mulai menjelajahi ruangan di lantai itu satu demi satu dan informasi yang ia temukan juga tidak jauh berbeda. Hal itu membuat Alexander mulai frustasi dan berpikir jika apa yang ia cari tidak akan muncul di fasilitas itu.
Sebuah ide tiba-tiba terbesit di pikiran Alexander, ia langsung berlari ke dalam lift dan menekan enam angka yang merupakan tanggal, bulan, dan tahun ia dilahirkan. Dan ide itu berhasil membuat pintu lift kembali tertutup dan bergerak turun, Alexander di bawa ke lantai yang ia tidak ketahui karena indikator lantai lift kali ini hanya menampilkan tiga tanda tanya.
Beberapa saat kemudian, lift berhenti bergerak dan pintu pun terbuka lebar, Alexander langsung berada di depan ruangan dengan fasilitas yang lebih canggih dibandingkan dengan fasilitas di lantai atas.
Di tengah-tengah ruangan itu, Alexander menemukan seseorang yang tengah berbaring di atas sebuah kabin kecil yang tampak seperti life pod. Di samping kabin kecil itu juga terlihat komputer yang menunjukkan kondisi terkini dari pria yang ada di dalam kabin.
Alexander berjalan mendekati kabin kecil dan ia menemukan jika pria yang tengah berbaring itu adalah dirinya sendiri. Alexander yang sudah menduga hal itu tidak begitu terkejut, saat ini ia masih membutuhkan jawaban lain dari apa yang tengah terjadi padanya.
Suara pintu lift yang terbuka membuat Alexander berbalik dan menemukan seseorang yang sangat mirip dengan dirinya keluar dari dalam lift. Alexander langsung memasang posisi bertarung karena ia tidak yakin jika orang yang keluar dari lift itu adalah dirinya sendiri.
"Siapa kau?"
"Aku yang seharusnya bertanya, siapa kau?"
Suara pintu lift kembali terbuka dan sosok lain yang mirip dengan Alexander keluar dari dalam lift. Alexander yang baru keluar dari dalam lift melihat ada dua orang yang mirip dengan dirinya tampak akan bertarung.
"Siapa kalian?"
"Apa yang terjadi?"
"Siapa sebenarnya kalian berdua?"
Hal yang sama terus terulang hingga lama kelamaan ruangan itu dipenuhi oleh Alexander, dan entah apa sebabnya mereka mulai bertarung hingga mati.
Alexander yang pertama kali datang ke ruangan itu masih bertahan dan terus menghadapi orang-orang yang mirip dirinya itu. Alexander tidak bisa mempercayai siapapun yang ada di ruangan selain dirinya sendiri serta dirinya yang tengah terbaring lemas di atas ranjang.
[Stress Level : 100%]
KAMU SEDANG MEMBACA
Alcatraz [END]
Mistério / Suspense"Mungkin masih banyak penjara yang membiarkan tahanannya hidup dengan tenang, tapi tidak dengan tempat ini." "Selamat! Kau tahanan ke 10!" "Let's play some games, if you can win this game, you're free!" Itu adalah hal terakhir yang diingat oleh Alex...