1 | Kembali

1.5K 125 5
                                    

Ceri POV

Setelah meninggalkan kosan selama 2 bulan, akhirnya gue kembali. Sebenarnya gue gak mau, tapi karena Ibuk selaluuu ajaaaa bilang "skripsi, Cer... Skripsi.." akhirnya gue minggat dari rumah. Bukan karena gue gak suka diingetin Ibuk disetiap saat dan disetiap waktu, tapi gue males aja dinyiyirin terus. Skripsi itu merupakan kewajiban gue, pasti gue kerjain, kok. Gue pasti bisa dapetin gelar sarjana dan bikin Ibuk Bapak bangga. Pasti.

Jarak antara rumah dengan kos gak terlalu jauh, kurang lebih satu jam-an, lah. Karena masih jam sembilan, gue berniat mampir ke rumah salah satu temen gue. Sebenarnya gue demen sama dia, tapi kayaknya dia enggak. 'kayaknya', ya. Bisa jadi kan, sebenarnya dia demen juga sama gue.

Dengan motor matic yang udah menemani gue sejak masa SMA, akhirnya gue sampai. Suasana rumahnya sepi dan pintu rumahnya tertutup, apa gak ada orang ya, di rumah?

"Assalamualaikum."

Sepi gak ada jawaban.

"Assalamualaikum."

Kalau ketiga kalinya gak ada jawaban, gue balik, nih!

"Ass--"

"Waalaikumsalam, iya sebentar, ya!"

Alhamdulillah ada orangnya.

"Loh, Ceri!" sapa perempuan yang muncul dari balik pintu. Senyumnya merekah banget begitu melihat gue. Sebahagia itu ya, jumpa gue?

"Masuk.. Masuk.." tanpa disuruh pun gue masuk, kok.

"Kok sepi, Nin?" tanya gue pada perempuan yang lagi sibuk mengeluarkan kipas dari kamar yang ada di depan gue.

"Iya, pada pergi. Dari mana, lu?" tanyanya sambil berjalan ke belakang hingga menghilang dari pandangan gue.

"GUE DARI RUMAH! MAU BALIK KE KOS! SINGGAH BENTAR KE RUMAH LO!" gue sengaja teriak biar dia denger.

"Gue belum tuli, gak usah teriak-teriak!"

"Habisnya lu ke belakang, sih, gak kedengaran entar."

1

2

3

Sunyi.

Tuh kan, dia gak dengar.

"Jadi lu mau balik ke kosan?" tanya perempuan yang sekarang membawa baki berisi segelas es teh dan beberapa cemilan.

"Iya, gue singgah karena kangen."

Perempuan itu langsung membeku. Memberi jeda pada aktivitasnya yang sedang memindahkan es teh dan cemilan ke atas meja.

"Kangen Bapak, lo, maksud gue." lanjut gue yang membuat perempuan itu menoleh dan tertawa.

"Kirain kangen gue."

Sebenarnya, gue kangen lo, sih.

"Bapak pergi mancing. Baru aja pergi."

"Yah, gue telat, dong."

"Kalau Ibuk ke pasar, paling udah dijalan pulang." jelasnya.

"Lo gak ikut?"

"Hari ini jadwal gue nyuci. Mana bisa keluar. Makanya gue lama bukain pintu buat lo."

"Rajin amat. Udah bisa, nih, dipersunting."

Lagi-lagi perempuan ini membeku.

"Sayangnya lo galak, mana ada yang mau. Bar-bar!" ejek gue.

Detik berikutnya, badan gue habis dicubitin perempuan bar-bar yang ada di samping gue. "Sialan lo, Cer!" ucapnya.

Ode to Youth | Journey of the YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang