34 | Bincang Malam dan Kegelisahan

298 49 10
                                    

Halo semuanyaaaaaa( ̄3 ̄)

Sebelumnya, makasih banyak untuk pembaca sekalian. Kalian keren karena sampai saat ini masih bertahan buat baca cerita aneh nan garing ini(ノ*>∀<)ノ♡

Makasih banyak untuk kalian yang ngasih vote, selalu nekan love, dan meramaikan cerita ini dengan komentar. Cerita ini gak akan berlanjut tanpa adanya kalian semuaaaa(づ ̄ ³ ̄)づ

Kulihat-lihat, pembaca dan vote Ode to Youth makin naik aja nih dari hari ke hari(´∀`)♡

Ini....

Kalian gak ada yang mau polo-poloan sama author-nim? ╯﹏╰

Happy reading~♥~

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Beberapa saat setelah menyantap makan malam...

Ceri langsung menuju gazebo dan membakar rokok yang sejak tadi ia genggam. Sampai saat ini, apa yang diucapkan Wayu terngiang-ngiang di kepalanya. Akibat ucapan Wayu tersebut, ingatan Ceri langsung berputar dengan cepat. Ia ingat Anin pernah bilang punya seseorang yang sulit dilupakan, ia juga ingat pernah melihat sekilas walpaper handphone Joshua yang fotonya persis dengan milik Anin. Ia juga ingat bagaimana respon Johan ketika ia mengakui perasaannya pada Anin. Ingatan-ingatan itu membuat Ceri bingung. Siapa seseorang itu? Johan atau Joshua? Apa ia harus berhenti? Apa ia masih ada kesempatan?

Dengan kepala yang dipenuhi pikiran, Ceri melihat Jun yang berlari menuju parkiran. Gak lama setelahnya, laki-laki yang sekarang cuma pakai celana training pendek tanpa atasan itu keluar sambil menggendong kucing besar berwarna abu-abu.

"Punya siapa, Jun?" tanya Ceri begitu Jun mendekat.

"Punya kita."

"Gue serius."

"Gue sama Wayu nemu waktu jogging. Karena lucu, ya gue bawa pulang." jelas Jun sebelum membakar rokoknya.

"Lo tadi ke taman depan kampus ya?" tanya Ceri yang cuma dijawab anggukan oleh Jun.

"Lo liat gue gak?" tanya Ceri, lagi. Sebenarnya ia mau memastikan apakah Jun melihat Anin atau enggak, mengingat bahwa Jun pernah bertemu dengan pacarnya Joshua sekali.

"Enggak. Wayu yang liat."

Setelah mendengar jawaban dari pertanyaannya, Ceri diam dan membiarkan Jun mengobrol dengan teman barunya yang ia panggil 'Cici'. Menit berikutnya, ia memberanikan diri untuk bertanya.

"Jun, lo inget gak muka ceweknya Joshua gimana?"

Mendengar pertanyaan tersebut, membuat Jun terkekeh hingga tersedak asap rokok sendiri. "Liat mukanya aja enggak, gimana mau ingat? Gue cupu, Bang, kalau lo lupa."

"Mana tau lo inget, kan."

"Enggak. Kenapa emang?"

"Gak ada, nanya doang."

Di waktu yang sama...

Kamar sempit milik Johan, Ujik, dan mirza dipenuhi oleh manusia-manusia yang entah kenapa memilih kamar sempit dan pengap itu sebagai tempat ngumpul. Untung aja Ujik lagi gak bikin laporan, kalau enggak mereka yang menjadi biang keributan pasti langsung diusir dari sana. Saat lagi asyiknya bercanda dan membully Johan yang lagi dikerok Haikal, Eisa masuk dan mengeluarkan sebuah kalimat yang membuat tujuh orang yang berada di sana menoleh.

"Bisa-bisanya abang ipar gue sakit. Sakit apa-"

Begitu melihat mata Johan yang menatap Eisa dengan tajam, Eisa langsung diam dan berbalik arah menuju pintu hingga yang lain meneriakinya.

Ode to Youth | Journey of the YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang