28 | Minggu

272 45 0
                                    

Gak ada yang istimewa tiap Miinggu pagi di kosan. Yang tidur, semakin lelap. Yang bersiap-siap menuju gereja, semakin terlihat segar.

Karena bahu Joshua masih terasa sakit, ia meminta Sandy untuk membawa motornya. Sedangkan Chan, membawa motor Sandy dan berboncengan dengan Hansol. Jarak gereja dengan kosan bisa dibilang lumayan jauh, maka dari itu pukul tujuh tepat mereka segera berangkat. Selain karena jarak, mereka sengaja selalu datang cepat tanpa ada alasan yang jelas.

Sama seperti sebelumnya, segala rentetan acara dan kegiatan mereka lakukan dengan khidmat tanpa ada senda gurau. Setelah dua jam berlalu, mereka pun keluar bersama para jemaat yang lain. Seperti biasa, bukannya langsung pulang tapi mereka malah ngobrol dengan muda-mudi yang lain hingga akhirnya...

"Bang, kan belum pada sarapan nih, sarapan dulu ya. Tapi gue bareng Fani, ya." ucap Chan yang menggandeng tangan seorang perempuan di belakangnya. Dari raut wajahnya, perempuan di belakang Chan itu kelihatan malu-malu.

"Yaudah, sarapan dulu. Kalau udah langsung ke parkiran."

Mendengar perkataan Joshua, Chan langsung pergi menarik tangan perempuan yang tersenyum ke arah tiga laki-laki tersebut.

"Khem. Itu..." Joshua yang kelihatan ragu menggaruk belakang lehernya dengan pelan. "Cewek gue deket sini, gue samperin dulu kali ya? Kalian sarapan aja dulu. Ntar langsung ke parkiran." ucap Joshua meninggalkan dua orang yang melihat cengo ke arahnya.

Beberapa saat kemudian...

Di sebuah kios bubur ayam, Joshua dan sang pacar menikmati makanan kesukaan Joshua tersebut sambil bercerita. Bukan Joshua yang bercerita, tapi pacarnya. Tya. Anindhitya.

Jawaban untuk pertanyaan kenapa mereka bisa bertemu di dekat gereja adalah karena Tya yang lagi jogging di dekat sana. Sebenarnya tujuan Tya jogging di area itu adalah supaya bisa ketemu Joshua. Modusnya lebih halus daripada Ceri.

"Ya, akhir-akhir ini kamu lagi deket sama orang lain ya?" tanya Joshua tiba-tiba.

"Hm? Deket sama siapa?" tanya Tya balik dengan cuek.

"Kan aku nanya."

"Hm? Mana ada. Ngadi-ngadi kamu." jawabnya sambil tertawa.

Joshua mengelus kepala perempuan yang ada di hadapannya sambil tersenyum lembut, "aku percaya kok."

"Kenapa emangnya, Jo?" tanya perempuan yang sejak tadi senyam-senyum.

"Kalau misalnya ada yang suka sama kamu gimana?"

"Ya biarin aja. Kan dia yang suka, akunya enggak."

"Kamu gak mau suka dia juga?"

Sadar kemana arah pembicaraan ini, Tya langsung bertanya. Di dalam hatinya ia pun bertanya-tanya apakah Joshua tau kalau Ceri menyukainya?

"Kamu kenapa, sih? Pasti ada sesuatu nih. Iya kan?"

Joshua tersenyum lalu mencubit pipi chubby milik Tya. "Habisin tuh buburnya."

"Bilang dulu, kamu kenapa? Ada apa?"

"Gak papa. Cuma takut aja." jawab Joshua jujur.

"Takut aku diambil orang?"

"Hahahah pede amat, Buk!"

"Gak bakal ada yang bisa, Jo. Jelas aku tuh.." Tya sengaja menggantung kalimatnya karena ia langsung memberikan finger heartnya lalu memonyongkan bibirnya ke arah Joshua berkali-kali.

Melihat hal tersebut, Joshua langsung tertawa. "Cringe.. Cringe..."

"Hahaha."

"Tapi gak apa juga kalau kamu suka dia." ucap Joshua kemudian.

Ode to Youth | Journey of the YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang