36 | Panas

325 45 2
                                    

Setelah menunggu kurang lebih lima menit di halte yang terdapat di depan fakultas, dengan keadaan mengantuk Chan melihat seseorang mendekat ke arahnya. Namun ada yang aneh, jika biasanya berdua kali ini cuma sendirian.

"Bang Hansol mana, Bang?" tanya Chan yang kini telah berdiri di pinggir jalan pada seorang pengendara motor yang berhenti di sampingnya.

"Buruan naik!" perintah Sandy, selaku pengendara dan supir pribadi Chan.

"Gak bareng Bang Hansol?" tanya Chan setelah duduk dengan sempurna di atas motor matic keluaran lama tersebut.

"Lu liat aja ndiri, gue sendirian gini."

"Bang Hansol mana, Bang?" tanyanya lagi. Karena biasanya bertiga, Chan ngerasa aneh kalau mereka cuma berdua aja.

"Gak tau! Sebenarnya gue rada kesel sama Hansol."

"Kenapa?"

"Akhir-akhir ini dia sering ngumpul sama senior, mana seniornya yang gue gak kenal lagi. Kayaknya senior lama deh, mungkin lebih tua dari Bang Ceri. Entah kenal dari mana tuh bocah. Mana tampangnya gak enakin semua. Kayak apa ya, Chan, gue bukannya mau ngata-ngatain tapi emang gimana ya..."

Sesampainya di kosan...

Setelah menyapa sekelompok manusia di gazebo, Chan dan Sandy masuk ke dalam. Dan di sanalah mereka dicegat Johan dengan gaya songongnya.

"Hansol mana?" tanya Johan dari ambang pintu kamarnya.

"Tau." jawab Sandy cuek sebelum menghilang dari pandangan Johan.

"Kenapa dia?" tanya Johan pada Chan.

"Biasa, kecemburuan sosial."

Mendengar jawaban si bungsu, Johan langsung terkekeh lalu merangkul Chan menuju sofa ruang tengah. Padahal Chan mau ke kamar dan langsung tidur. "Gaya bener ngomong lo!"

"Emang iya, Bang."

"Mending lo telponin Hansol, gue mau nyuciin motor Ceri."

"Tumben baik? Ada angin apa?"

"Cih, dari dulu juga baik."

Baru aja Chan mau mencari nama Hansol di kontak handphonenya, suara pagar yang terbuka membuatnya menoleh.

"Tuh, Bang Hansol. Panjang umur tuh orang." ucapnya tanpa mengalihkan pandangan ke arah Johan.

Di parkiran...

Setelah memarkirkan motor milik Ceri dengan rapi, Hansol langsung bergagas menuju sekelompok manusia yang lagi ngumpul di gazebo. Ada pemandangan baru yang di lihat Hansol di sana, yaitu kucing bertubuh besar yang digendong Jun sejak tadi.

"Bang, thanks ya." ucap Hansol sambil menyerahkan kunci motor pada Ceri.

"Selow."

"Bang, ntar malam kalau gue pinjem lagi boleh gak?"

"Mau kemana?" bukan Ceri yang nanya, tapi Johan yang baru aja menginjakkan kaki di sekitar mereka.

"Ke tempat kawan."

"Dimana emangnya, Sol? Gue ada janji soalnya. Kalau gak biar gue anter." kali ini Ceri yang merespon, sedangkan Johan udah berlalu menuju parkiran sambil membawa kunci motor yang dilemparkan Ceri padanya.

"Eh gak usah, Bang. Gue pinjem motor yang lain aja." tolak Hansol sambil melirik Wayu yang baru menjatuhkan pantatnya di lantai gazebo.

Menyadari dilirik sejak tadi, Wayu langsung mengadahkan kepalanya ke arah Hansol. Sebenarnya ia tau apa maksud tujuan Hansol. "Apaan?"

Ode to Youth | Journey of the YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang