Chapter 11 : Arcane

818 167 17
                                    

Diam.

Keheningan yang menyelimuti mereka berdua hampir tidak tertahankan.

Namun tidak satupun dari mereka angkat bicara.

Hanya saling menatap kosong.

Memproses.

Untuk Nikky, ini seperti membuka luka lama.

Untuk Dorothea—

—dia tidak tahu harus berkata apa.

"Aku—" kalimat Dorothea berhenti di tenggorokannya. Namun dia berusaha melanjutkan.

"Aku masih tidak paham, apa hubungannya semua ini dengan quirk?"

Denganku?

Pertanyaan itu tidak keluar. Belum.

Kenapa mereka mencariku?

Nikky mendengus-entah untuk keberapa kalinya sekarang-dan menatap bayangannya di teh yang tinggal setengah. Pandangannya nanar. Seperti enggan untuk melanjutkan.

"Jadi—mungkin kau sudah menebak ini—sebagian The Children yang membenci quirk, mereka mendirikan The Silent Hands." Tangan Nikky melepas rambutnya. Membiarkan helaian hitam jatuh di pundak.

"Mereka tahu bahwa mereka tidak bisa menghapus quirk dengan tangan mereka sendiri," gumamnya pelan.

"Jadi mereka berencana 'memulai semua dari awal'. Mereka pikir 'jika tidak bisa menghapuskan satu hal, hancurkan saja semuanya!'. Atau sesuatu dalam kategori itu."

Mata Nikky tampak suram. "Itu sebabnya mereka menggunakan lambang ouroboros. Yang sering diintrepretasikan sebagai lingkaran pembaruan. Hidup, mati, dan kelahiran kembali."

"Mereka kehilangan akal, kit. Mereka pikir cara menyelamatkan dunia adalah dengan menghancurkannya."

"Dan setelah dunia lama hangus. Yang baru akan terlahir dari abunya. Tatanan dunia yang baru. Dan mereka tahu ada satu hal yang bisa menghancurkannya dengan mudah."

Oh, tidak. Aku tidak suka ini.

Aku sama sekali tidak suka ini.

Tolong jangan katakan seperti yang kupikirkan.

"Mereka ingin menggunakan Serathephim."

Dorothea mengeluarkan suara tercekik.

"Bagaimana caranya?" tanya Dorothea singkat.

Karena, tentu saja, menggunakan kuasa penghancur yang bisa mengendalikan monster sepertinya tidak mudah.

"Yah, jauh sebelum mereka, Serathephim memiliki semacam kultus. Kebanyakan pengikutnya dicap delusional tentu saja—"

Tentu dia punya kultus, batin Dorothea. Makhluk ini selevel dengan Outer God dari mitos Lovecraftian. Tentu saja dia punya pengikut gila.

"Kultus ini punya cara untuk memanggilnya," suara Nikky sepertinya semakin pelan. Dia menggaruk kepala.

"Dan, ugh, ini sedikit rumit."

"Jadi ada sebuah residu portal, dan itu sudah terbuka setengah. Itu sebabnya demon bisa ada di dunia ini," ucap Nikky.

"Mereka berniat membuka total residu itu. Agar Serathephim bisa masuk."

Hening lagi.

Ini bukan sesuatu yang dia bayangkan saat dia pergi ke Hosu. Dia pikir dia hanya akan bertemu teman Ibunya. Mungkin berbagi sedikit kisah ketika mereka masih muda. Lalu kembali ke rumah.

Normal (A BNHA Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang