Chapter 6 : Malefic

987 207 3
                                    

"Oh?"

Hikaru mengambil ponsel dengan pelindung berwarna ungu. Tergeletak di samping gelas cokelat panas Dorothea yang sudah kosong.

"Ah, ponselnya ketinggalan!" bisik Tanaka.

Hikaru mengangguk. Alisnya menukik. Seperti berpikir keras.

"Tadi Dorothea-chan bilang dia ke stasiun, kan? Dia pasti belum jauh! Ayo kita kejar!"

Tanaka memberi anggukan setuju. Kedua teman itu segera bangkit. Lalu menarik Shinsou yang dengan enggan menurunkan Mochi dari pangkuannya.

***

Kenapa hal ini terjadi padaku?

Itulah yang berada di pikiran Dorothea.

Kakinya berlari.

Dia tidak tahu sampai kapan dia harus berlari.

Pria Bertudung masih mengejarnya.

Dan sekarang Eins tidak disini.

Apa yang harus kulakukan?

Dorothea melirik sekitar. Berharap bisa mencari bantuan. Jalanan itu kosong. Sangat aneh. Dan lebih parah, dia bisa melihatnya berujung ke tempat konstruksi. Dilarang masuk.

Jalan buntu. Sial, sial, sial

Sudut matanya melihat jalan kecil. Dia berbelok. Memasuki gang. Jika dia cukup cepat, mungkin bisa mengecoh pria itu.

Ide buruk.

Ide yang sangat sangat buruk.

Dorothea menabrak sesuatu. Dia terjatuh. Akan tetapi, tidak ada apapun di depannya. Tangannya meraba dengan panik. Dan dia bisa merasakan tembok padat yang tembus pandang.

Apa ini quirk?!

"Kau sangat ceroboh," ucap pria itu. Tepat dari belakang. Langkah berat terdengar semakin keras. Berjalan mendekati Dorothea. Belatinya terangkat.

Dorothea terperangkap.

"Setidaknya ini mempermudah pekerjaanku."

Tangannya terayun.

Dan bilah itu turun.

Berbenturan dengan benang.

"Huh?"

Satu senar terbentang di antara kedua tangan Dorothea.

Gadis itu menahan belati dengan benangnya.

Dia mengangkat kaki. Menendang perut pria itu. Membuatnya terjengkal. Sang pria terdorong ke belakang. Menjauh. Langkahnya terhuyung. Masih tersenyum.

"Ha! Jadi kau bisa mengatur kekuatan tali—"

Kalimatnya terputus. Benang tipis melejit dari jari Dorothea. Melilit erat kakinya. Gadis itu menggenggamkan tangan. Lalu menarik. Pria Bertudung jatuh. Ke arah belakang. Diiringi bunyi berdebum. Lalu tidak bergerak.

Napas Dorothea tercekat.

Tolong jangan bangkit lagi. Dapat gegar otak atau

Doanya tidak terkabul.

Laki-laki itu bangkit.

"Kau bajingan!"

Dia menerjang.

Dorothea berusaha mundur. Dinding tak kasat mata masih disana.

Oh sial. Dia marah. Dia sangat marah. Pikirkan sesuatu Dorothea! Pikir! Apa yang

Normal (A BNHA Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang