Haiiii sorry baru update sekarang ^^
****
Semenjak pagi pikiranku tidak fokus. Beberapa kali, Sarah maupun Reinhart menegurku yang melamun di tengah-tengah rapat. Peter yang datang dan tiba-tiba memutuskan untuk menikah cepat membuatku pusing sendiri.
"Bos... ingin makan siang bersama?" tanya Sarah saat ia hendak beranjak dari ruanganku setelah meminta tanda tanganku di beberapa berkas.
"Tidak, Sarah. Terima kasih. Sepertinya aku akan keluar sebentar, setelah makan siang tidak ada apa-apa, kan?" tanyaku sambil berdiri.
"Tidak ada. Ya, sepertinya kamu butuh udara segar. Kamu terlihat tidak fokus hari ini?"
Aku mengangguk pelan sambil menghela nafas. "Maaf... aku sedikit lelah. Tidak apa kan aku tinggal? Nanti sore aku akan kembali. Kalau ada yang diperlukan kamu coba konsultasi dengan Reinhart saja, ya? Aku sedang ada 'situasi'." Kataku.
Mendengar kata terakhirku, Sarah mengangguk mengerti. Itu artinya aku tidak ingin diganggu. "Baiklah. Nikmati waktumu, Bos. Sampai jumpa sore nanti."
Kami keluar berbarengan dan aku langsung menuju parkiranku. Aku akan coba untuk menghirup udara sejenak. Cukup lama aku berkeliling, bingung akan kemana tujuanku ini. Namun, naluriku malah membawaku ke arah daerah yang baru sekali ku datangi. Aku berhenti di sebuah bangunan yang cukup besar.
Aku bingung mengapa aku malah kesini.
Ini adalah panti asuhan dimana Kak Anka membawaku dulu. Aku menatap ke dalam halamannya. Ramai sekali, bahkan lebih ramai dari yang terakhir kali kudatangi. Sepertinya mereka kedatangan anak yang baru.
Aku tersenyum kecil melihat mereka yang begitu ceria saat bermain bersama. Aku kemudikan mobilku menjauh dari panti asuhan itu. Setelah lima belas menit di jalan, aku berhenti di salah satu supermarket. Begitu masuk langsung saja aku mengambil trolly.
Tidak mungkinkan aku datang dengan membawa tangan kosong? Mungkin beberapa cemilan dan persediaan makanan akan kubeli.... Ahhh kusumbangkan ke panti itu. Beberapa cemilan, telur, pasta kemasan, dan beberapa hal. Trollyku bahkan tampak sangat penuh. Orang-orang yang melihatku semuanya terheran melihat belanjaanku yang banyak ini. Sedangkan aku hanya bisa memasang wajah dingin menanggapi tatapan aneh mereka itu.
Kini aku tengah mencari-cari kulkas untuk membeli beberapa minuman dingin untukku dan anak-anak panti. Mataku terus menyapu setiap keliling supermarket ini.
BRUKKK....
"Awwww!!!!"
Mataku membulat saat mendengar suara anak kecil. "Ya ampun... Maaf!" ujarku kaget. Aku langsung menghampirinya dan membantunya berdiri.
"Kamu gak apa-apa?" tanyaku. Aku langsung merutuki kebodohanku yang dengan spontannya berbicara Bahasa Indonesia pada anak laki-laki dihadapanku ini.
"Gak apa-apa, Aunty." Ucapnya membalasku. Aku mengangkat kedua alisku dengan heran. Ahh... dia blasteran pasti.
"Hei... kamu dengan siapa kemari?" tanyaku sambil mengusap kepalanya.
"Dengan Mommy, Aunty."
"Oh, ya? Dimana Mommy-mu?" Bocah laki-laki yang kuperkirakan berumur lima tahun itu menoleh kesana kemari, ia mencari-cari Mommy-nya.
"Hah... itu dia!" tunjuknya. Aku berbalik menoleh ke arah belakangku.
Seorang wanita hamil berjalan ke arah kami. Tampak cemas.
"Will! Mom sudah bilang jangan hilang dari pandangan Mommy!" ujar wanita itu dan langsung memeluk bocah laki-laki di hadapanku.
Aku bangkit dari jongkok. "Maaf... tadi saya gak sengaja menabrak anak kamu dengan trolly saya." Kataku sambil tersenyum kaku menatapnya.
Wanita itu tampak terpana melihatku. Ia tak bersuara. Tangan kanannya terangkat, menunjukku dengan jarinya. "Cla-Clara?" ujarnya terbata.
Aku mengangkat kedua alisku heran. "Ya, apa kita pernah bertemu?" tanyakuu heran.
Dia menggeleng cepat. "Te-terima kasih. Ma-maaf kami harus pergi." Wanita itu langsung pergi begitu saja. Ia terlihat buru-buru dan langsung meninggalkanku yang keheranan. Bagaimana bisa ia mengenaliku?
Ahhhh... mungkin dari majalah bisnis?
Ya pasti! Aku merasa tidak pernah berjumpa wanita itu?
Atau mungkin kami pernah berselisih jalan?
Tapi.... Wajah anak kecil itu terlihat tidak asing?
Aku menggelengkan kepalaku dan melakukan niatku yang tertunda tadi. Setelah membayar dan memasukkan belanjaanku ke dalam mobil, langsung saja aku kembali ke panti asuhan tadi. Aku berhenti tepat di depan mobil seseorang yang tidak asing bagiku. Ini mobilnya Kak Anka.
Dia disini juga?
Aku mengambil kantung plastik hasil berburuku tadi. Karena plastiknya sangat banyak, kuputuskan untuk bergantian membawanya. Aku memasuki halaman panti asuhan. Kak Anka berdiri membelakangiku, di hadapannya ada ibu pengurus panti. Dia menangkap kehadiranku yang berjalan di belakang Kak Anka.
"Ohhh... ini dia! Kata kamu gak datang sama Clara!" ucap Ibu panti dan langsung mendekatiku. Sementara kulihat Kak Anka menatapku bingung, karena keberadaanku disini.
=====
Tbc
Jangan lupa vote dan commentnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Confused
RomanceBingung? Itu lah yang dirasakan seorang gadis cantik ini, Clara. Dua orang pria datang untuk melamarnya. Pria pertama bernama Peter. Tidak sulit untuknya menerima lamaran Peter, sebenarnya. Mengingat mereka telah menjalin hubungan selama 5 tahun. ...