Rencana pernikahannya yang gagal membuat Anindya terpaksa menjual gaun pengantinnya. Namun ternyata pembelinya itu Aldyo, mantan pacarnya sewaktu SMA.
Anindya mulai goyah dengan kehadiran Aldyo. Melupakan luka lamanya. Dan saat hatinya kian mantap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah seminggu lamanya sejak pertemuan tempo hari. Aldyo datang setiap malam ke BobaMoza. Untuk bertemu dengan Anindya. Meski hanya memperhatikannya bekerja. Itu sudah membuat Aldyo bahagia. Sikap Anindya tetap sama. Tidak menghiraukan keberadaannya. Namun, bukan Aldyo jika harus menyerah. Sekali memutuskannya, itu yang akan dilakukan. Dikejar sampai dapat.
"Sorry, kafe mau tutup."
Anindya berlalu dari meja yang berada di dekat jendela. Di sana masih duduk Aldyo sejak jam 7 malam tadi. Itu berarti sudah tiga jam menunggu. Ya, menunggu sang kasir mau menyapanya. Dan ternyata hanya mendapatkan sikap jutek.
Aldyo berdiri, lalu berjalan menuju pintu keluar. Tidak pulang, tapi menunggu di depan mobilnya.
Anindya yang ditunggu pun datang. Ada perasaan kesal melihat cewek itu tertawa kepada dua pegawai cowok BobaMoza. Mereka tampak gembira. Bersenda gurau. Sedangkan padanya tak sedikit pun Anindya mau tersenyum apalagi tertawa seperti itu.
Rasa kesal pun tak terbendung lagi. Aldyo segera mencegat Anindya. Membuatnya tampak kaget.
"Lo ngapain masih di sini?" tanya Anindya.
"Ngapain lagi kalau bukan nungguin lo."
Kedua pegawai cowok yang bernama Hovendra Witjakmatha alias Hovawk dan Ganggara atau lebih sering dipanggil Gangga-tapi Anindya lebih suka memanggilnya Aga-saling berpandangan. Mereka tetap diam. Sepertinya hanya mau menonton saja. Mungkin juga berjaga-jaga jika terjadi sesuatu pada Anindya.
"Kalian bisa pulang. Gue yang anter Anin," ucap Aldyo pada Hovawk dan Gangga.
"Enggak bisa gitu, Bro. Anin tuh cewek. Ini udah malam. Kita berdua bertanggung jawab atas keselamatan dia." Hovawk menoleh pada Gangga. Dan Gangga mengangguk tanda setuju.
"Lagian bos Any malah nyuruh Anin nginep. Katanya biar kita berdua enggak usah ngunci pintu lagi. Gara-gara sempet lupa." Bibir Gangga masih basah saat satu tendangan mengenai tulang keringnya. Dia pun meringis. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Anindya yang sedang mendelik tajam padanya.
Bisa-bisanya boba & coffe barista-nya BobaMoza bercanda di saat seperti ini. Meski seharusnya Anindya tidak perlu kaget karena mengingat sifat Aga yang receh.
Wajah Aldyo tampak kaku. Sepertinya dia merasa tersinggung dengan ucapan Hovawk tadi. "Gue bakal anterin Anin sampai ke rumahnya dengan selamat. Lo berdua ngerti kan kalimat gue!"
Terjadi ketegangan di antara Aldyo dengan kedua pegawai cowok BobaMoza.
Sementara itu, orang yang diributkan malah berlalu tanpa kata. Anindya sudah begitu kesal. Dia hanya ingin segera sampai di kosan. Tubuhnya terlalu lelah, meski itu hanya untuk bertengkar.
"Gue enggak mau ribut." Aldyo menatap tajam pada Hovawk. "Emang lo siapanya Anin? Berani menghalangi gue."
Kening Gangga mengerut. "Bukannya malah gue yang harusnya bertanya kayak gini?"