15. A Day With Him

650 139 81
                                    

"Aku memang tak sempurna. Tapi, aku pastikan jika aku ini limited edition."
- Adhiangga Ervin Pratama

🍀🍀🍀

"Lo enggak pernah tau rasanya di posisi gue."

"Makanya aku mau kamu dengerin semua penjelasanku. Semua hanya kesalahpahaman. Seharusnya kamu juga jangan egois. Aku hanya ingin membuat semuanya jelas dan memperbaiki lagi hubungan kita."

"Buat apa? Semuanya sudah enggak ada gunanya-"

"Ada buat aku. Karena sampai kapanpun kamu tetap pilihan aku. Kamu yang aku putuskan sebagai pendamping hidupku."

"Cukup. Semua itu enggak mungkin terjadi. Terlalu banyak perbedaan di antara kita. Lebih baik kita enggak usah saling ketemu lagi. Anggap saja orang asing."

"Enggak bisa. Kamu tetap yang harus berada di pelaminan denganku. Dengar itu, Anin."

Anindya memijit pelipisnya. Perdebatan kemarin lalu dengan Aldyo kembali terbayang. Mereka berdua adu mulut. Penyebabnya karena Anindya yang tidak jadi datang ke acara wisuda pemuda itu.

Aldyo marah. Dia meminta penjelasan, kenapa Anindya ingkar janji. Padahal dia sudah merencanakan pertemuan dengan keluarga besarnya lagi. Acara yang sudah dia atur sebelumnya.

Satu helaan napas terdengar. Siang ini tidak cukup terik. Anindya sedang istirahat makan siang. Ada Gangga yang menggantikannya. Rolling. Dia tidak segara kembali ke meja kasir, melainkan duduk di bawah pohon yang berada di aera outdoor.

Es krim dalam cup sudah meleleh. Anindya terlalu lama mendiamkannya. Sampai tiba-tiba ada yang menyendok es krim tersebut.

"Enak. Tapi udah enggak dingin."

Hampir saja Anindya melempar cup es krim di tangannya karena kaget. "Sejak kapan lo ada di sini?"

"Sejak tadi."

"Ervin. Lo mau bikin gue jantungan?" Anindya menatap tajam Ervin yang sedang cengengesan.

Ternyata orang yang membuat Anindya kaget itu Ervin. Pemuda berwajah tirus ini sudah berada di sampingnya. Duduk dengan menopang dagu di atas lutut. Bibir mengembangkan senyum. Kedua mata lurus menatap Anindya.

"KakCan enggak kangen sama aku? Kangen dong," ucapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KakCan enggak kangen sama aku? Kangen dong," ucapnya. Menarik turunkan alis.

Anindya memalingkan wajah. Menyembunyikan senyum. Betapa Ervin terlihat menggemaskan di matanya. Hm, seperti sudah ada yang salah dengan Anindya. Karena biasanya akan langsung marah jika digoda seperti ini.

Mata Ervin berbinar. Dia begitu senang melihat reaksi Anindya seperti ini. "Eh, ketahuan senyum nih. Asyik, KakCan mulai oleng ke aku, kan?"

Kalimat Ervin ini malam membuat senyum Anindya menghilang. Berganti dengan delikan tajam. Bibir atas terangkat sedikit. Kemudian cup es krim ditaruh, kedua tangan bersedekap depan dada. "Lo enggak usah mengada-ngada. Oleng? Emang gue pesawat?!"

ENCHANTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang