Jangan sampai lupa tekan Bintang ya.
Enggak akan bikin jari keseleo loh. 😅
Happy reading, Gaes.🍀🍀🍀
Orang mengatakan kalau jodoh tak akan ke mana. Begitu juga yang kurasakan saat bertemu denganmu. Yakin jika Tuhan memang menciptakanmu dari tulang rusukku.
-Adhiangga Ervin Pratama
🍀🍀🍀
Buka. Tutup. Berulang. Tak ada yang berubah.
Anindya menghela napas panjang. Berapa kali pun dia membuka dan menutup dompetnya, isinya tetaplah sama. Tiga lembar uang kertas berwarna merah, dua lembar berwarna biru, sisanya tinggal pecahan recehan.
Pusing. Tanggal gajian masih lama. Isi dompetnya sudah menipis. Anindya pun kembali menyesali kesalahannya tempo hari. Uang yang dibelikan skin care dan make up. Benda-benda tersebut pun tidak berpindah tempat. Masih di dalam lokernya.
"Gue harus ngirit. Nyetok mie kayak gini mah," gumamnya sedih. Meski tahu jika makan mie terus itu tidak baik untuk kesehatan. Apa boleh buat. Ini untuk menyelamatkan tabungannya.
Jam di ponselnya menunjukkan angka tujuh pagi. Sebentar lagi kirimannya akan datang. Sarapan gratis. Sudah sepuluh hari lamanya ini berlangsung.
Setiap hari Aldyo mengirimkan sarapan untuknya. Berganti-ganti. Dari bubur ayam sampai roti isi. Ditambah selembar sticky note bertuliskan macam-macam pesan juga.
Senang? Tidak juga.
Anindya malah merasa risih karenanya. Gosip tentangnya sudah menyebar di antara penghuni kosan. Sudah tentu banyak bumbu di dalamnya. Sehingga membuat kupingnya panas.
Bukan Anindya tidak melarang Aldyo. Justru sangat keras. Namun, sepertinya larangan itu malah seperti perintah. Semakin dilarang semakin menjadi. Maka Anindya membiarkannya saja.
Berharap jika Aldyo akan merasa bosan dengan sendirinya.
"Nin .... Sarapan lo udah dateng tuh."
Terdengar suara teman kos Anindya. Suaranya cukup keras untuk bisa di dengar seluruh penghuni kosan. Anindya pun harus menarik napas sebelum keluar kamar. Rasanya ingin mengembalikan saja makanan tersebut. Akan tetapi, pastinya Aldyo tidak akan menerimanya. Dan berakhir di tempat sampah.
Jadi, lebih baik menerimanya saja. Lagipula menolak rezeki itu pamali. Terlepas dari Anindya yang belum memberikan jawaban atas permintaan Aldyo tempo hari. Untuk menerimanya kembali.
Terlalu cepat untuk ini.
Kali ini makanan yang Aldyo kirimkan itu berupa Soto Betawi. Masih seperti biasa, selalu dua porsi. Satu untuk Anindya, satu lagi untuk Bu Mirna. Ini yang membuat Anindya berpikir jika Aldyo memang tipe orang yang pandai mengambil hati orang.
Pantas saja jika sikap Bu Mirna menjadi lebih baik pada Anindya.Ternyata ada apa-apanya. Atau mungkin juga lebih dari itu. Anindya pun mulai curiga.
"Ciee ... yang dapet kiriman sarapan lagi dari pacar baru. Perhatian banget ya cowok lo, Nin," ucap Siska. Teman kosan Anindya.
Gadis 26 tahun itu mengerling. Menggoda Anindya yang tidak menggubrisnya.
Karena tidak mendapatkan tanggapan, Siska pun mengikuti langkah Anindya. Sampai di depan pintu kamarnya, barulah berhenti.
"Gue pesen boba bisa via lo kan, Nin?" tanyanya yang menghentikan langkah Anindya.
"Ada acara apa, Mbak?" Anindya berbalik.

KAMU SEDANG MEMBACA
ENCHANTED
RomanceRencana pernikahannya yang gagal membuat Anindya terpaksa menjual gaun pengantinnya. Namun ternyata pembelinya itu Aldyo, mantan pacarnya sewaktu SMA. Anindya mulai goyah dengan kehadiran Aldyo. Melupakan luka lamanya. Dan saat hatinya kian mantap...