17

114 13 0
                                    

Sesampainya kita di hotel aku dan changha langsung pergi ke kamar kita yang berada di lantai 3 no. 235

Aku yang sedang menenteng tas kecil milik changah berjalan lebih dulu sedangkan dia berjalan di belakangku sembari menyeret 2 koper berukuran sedang.

"Nah ini dia kamar kita" ucap sembari mengarahkan sebuah kartu ke pintunya untuk membuka pintu tersebut

Kami masuk dan betapa terkejutnya aku melihat bunga mawar bertebaran di ranjang serta lilin beraroma vanila menyeruak di kamar kita

"Kamar ini memang di siapkan untuk kita kia" jawab changha

"Apa di kamar jungkook dan yuzu juga begitu" tanyaku

"Tentu saja bahkan kamar mandinya pun banyak tersebar bunga mawar dan lilin beraroma vanila"

"Oh wow ini menabjukkan"

"Haha wajahmu terlihat lucu kia"

"Hey jangan tertawa, ayo kita bereskan bunga mawar ini dulu aku ngantuk ingin tidur"

"Kau ngantuk?" tanya changha

"Tentu, apa kau tidak ngantuk?"

"Tidak, kita harus menyelesaikan ritual malam pertama kia"

"Hah? Ritual apa?" tanyaku

"Hais jangan pura-pura tak tau kia" jawab changha sembari berjalan ke arahku

Otomatis aku mundur menjauh dari changha, ini bahaya aku bahkan belum siap aku tau ini kewajibanku sebagai seorang istri tapi aku belum siap jiwa dan mentalku.

Bruk

Aku terjatuh ke kasur yang penuh dengan bunga mawar ini lalu changha menindihku perlahan wajah mendekat ke arahku semakin mendekat hingga jarak antara wajahku dan dia hanya sekitar 2cm saja.

Dan chuup dia mendaratkan bibir ranum nan pink itu ke bibirku dia tak bergerak hanya diam dan menempelkan bibirnya ke bibirku aku yang terkejut hanya bisa diam mematung sekitar beberapa menit kita hanya diam dengan bibir yang masih menempel deru nafas kami saling bertukar aku memukul dada changha pelan saat udara yang ku hirup semakin menipis changha yang tau akan hal itu melepaskan ciumannya lalu tersenyum

"Gomawo" ucapnya sambil tersenyum

"Ap.... apa"

"Aku tau kau belum siap kia, aku hanya ingin merasakan bibir manis mu itu"

"Hah?" aku bingung

"Kalau kau sudah siap dan sudah mulai mencintaiku kita akan memalkukannya nee"

"Terimakasih sudah mengerti"

"Apa aku boleh menciummu kapan pun aku mau? Hanya minta cium kok tak lebih" ucapannya seperti memohon dengan ber aegyo ( imut/lucu/gemes )

Aku tak tahan melihat wajah yang imut itu pun mencubit pipinya dia hanya mengaduh lalu tertawa

"Aw aw kia hati-hati ini sakit"

"Haha kau sangat lucu"

"Hey pertanyaanku balum di jawab apa boleh?"

Aku semakin gemas lalu menoel-noel pipinya yang terlihat tirus tapi berisi itu

"Yaa yaa kia berhenti melalkukan itu atau"

"Atau apa hhmm?"

"Atau ku terkam kau malam ini hingga kau tak bisa berjalan besok"

Plak aku memukul bahunya

"Yaa sakit sekali, kau beneran ingin ku terkam ha?"

"Kau ini jahat sekali, kita besok masih ada acara changha lebih baik kau tidur cepat menyingkir dari ku sekarang"

Oppaku Imamku | Jeon Changha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang