Aku menangis di dalam toilet sambil menelungkupkan kedua tanganku lalu menenggelamkan wajahku di sana tiba-tiba ada yang mengetuk pintu
Tok tok tok
"Kia apa itu kau"
Hah itu suara senior mijin aku pasti di hukum karna bolos kerja padahal hari ini hari pertamaku berkerja aku pun bergegas menghapus air mata lalu membuka pintu itu
"Ma... maafkan aku se... senior a.... aku tak akan mengulanginya lagi" ucapku terbata-taba karna air mataku ingin keluar lagi.
Grep, aku di peluk oleh senior mijin
"Tak apa aku mengerti meski berbeda agama aku tau bahwa bersentuhan dengan lawan jenis itu adalah dosa"
"Hiks hiks aku takut senior sungguh a... aku melakukan perbuatan keji di sini hiks"
"Tak apa tenanglah dan berhenti menangis, apa ada cara untuk menebus dosamu itu"
"Tentu saja"
"Ya sudah tuntaskan lah aku akan memberimu ijin tapi jangan lama-lama"
"Apa kau serius"
"Ya selesai makan siang kau sudah harus berada di sini nee"
"Nee, gomawo senior" aku membungkukkan badanku
"Ya sudah cepat pergi"
Tanpa aba-aba aku pun segera pulang untuk melakukan sholat tobat oh sunggsuh saat ini tangan dan kakiku lemas tanganku bahkan sampai gemetar.
****
Aku sudah sampai di apartemen aku pun langsung ke kamar mandi mengambil wudu lalu memulai sholatku.
Selesai sholat aku pun ke dapur mengambil sepotong roti lalu memakannya tak lama ponselku berdering itu adalah sebuah alarm supaya mengingatkanku untuk sholat aku pun bergegas menunaikan sholat lalu segera pergi menuju kantor.
Baru saja aku sampai di koridor terlihat sosok laki-laki yang sangat aku kenal siapa lagi kalau bukan changha aku sangat jengkel dengannya aku melaluinya begitu saja tapi.
"Kia maafkan aku"
Aku memberhentikan langkahku.
"Aku menyesal maafkan aku kia aku janji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi"
Aku berbalik melihatnya wajahnya sangat kusut kala itu dan sepertinya dia sangat menyesal
"Angkat kepalamu changha"
Dia pun mengangkat kepalang dengan antusias
"Baiklah aku memafkanmu tapi janji jangan berbuat seperti itu lagi aku takut"
"Tidak akan"
Aku berbalik berlalu pergi meninggalkan changha baru dua langkah aku berjalan dan changha memanggilku.
"Kia"
"Hhmm"
"Apa kau mau aku antar"
"Ani"
"Wae"
"Karna kita bukan mahromnya, aku pergi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oppaku Imamku | Jeon Changha (END)
RomansTAHAP PERBAIKAN KATA!!! kisah perjalananku ke negri gingseng untuk mencari pengalaman baru dan ternyata aku bertemu jodohku di sana sebenarnanya aku tak mau mempunyai suami seorang pria korea apakah aku bisa melawan egoku. END . . Maret 2020 - nove...