Changha POV
Saat kita sampai di acara reoninya istriku kami di sambut hangat disana lalu ada lelaki yang menghapiri kami aku tak tau dia siapa, dari tatapannya sepertinya dia menyukai istriku ini tidak bisa di biarkan tapi aku juga merasa kasihan dengan istriku jadi ku biarkan dia bernostalgia dulu bersama temannya.
"Chagia" panggilku
"Iya oppa"
"Aku ke bawah aja deh kamu ngobrol aja sama teman-temanmu"
"Gak papa nih?"
"Gak papa santai aja" aku pun turun ke lantai satu.
Aku duduk di kursi paling pojok aku lalu memesan minuman buble tae sambil menunggu lebih baik aku memainkam ponselku saja.
Tak lama minumanku pun datang aku pun langsung memimumnya, tapi sesaat kemudian aku punya firasat buruk tentang kia jantungku berdetak dengan cepat.
Aku pun naik lagi ke atas memastikan apakah kia baik-baik saja sungguh perasaanku tentang kia sungguh tidak baik jantungku tidak bisa berhenti berdetak kencang.
Sesampainya di atas aku mencari-cari kia ke sana ke mari sampai aku menemukan sosok yang tak asing lagi tapi tunggu kenapa dia bersama seorang laki-laki.
Dan itu adalah laki-laki yang menyapa kami pas kami datang, kenapa wajahnya terlihat sendu dan sedih? Kenapa kia memeluknya? Kenapa dia menjadi semakin sedih? Astaga.
"Chagia" panggilku
Aku menggelengkan kepalaku tidak percaya sungguh rasanya sakit sekali kenapa ini terjadi padaku tuhan.
Aku berlari meninggalkan kafe itu aku membawa mobil dan segera pergi dari situ, sebenarnya tak jauh aku cuma tak ingin menjadi lebih sakit melihat kia bermesraan dengan pria lain.
Air mataku mulai menetes aku sungguh sangat sakit, tiba-tiba ponselku berdering ah kia menelponku aku ingin sekali mengangkatnya tapi...ini sangat menyakitkan jadi aku biarkan saja telponya lalu dia mengirimkan pesan padaku bertanya 'dimana kau changha' tapi aku hanya membacanya saja tak berniat membalas pesan tersebut.
Aku melihat kia berjalan meninggalkan kafe itu aku tak ingin bertemu dengannya tapi bagaimana dia pulang nantinya dan aku harus berkata apa pada ibu mertuaku nantinya
Jadi aku mengikutinya saja dari belakang aku melihat dia sedang membuka tasnya lalu tersenyum entah apa yang membuatnya bahagia aku tetap mengikutinya sampai dia tiba di sebuah warung kecil.
Aku lalu menunggunya sekitar 25 menit dia pun pergi dari warung kecil itu ah ternyata dia makan disana sepertinya dia kelaparan dan aku pun juga sama aku juga lapar tapi aku sudah tak berselera makan sekarang.
Lalu hujan pun turun dengan derasnya aku ingin keluar dari mobil dan menghampirinya tetapi ego menahanku untuk tetap berada di mobil dan memperhatikannya.
Aku kasian melihatnya yang kedinginan itu dan apa itu dia menangis sungguh aku tak sanggup melihatnya baiklah aku turun sekarang aku membuang jauh-jauh egoku aku menyetop mobilku di depan halte bus itu.
Aku buka perlahan kaca mobilku aku melihat kia makin menangis kala melihatku aku pun langsung lari menemuinya dia berdiri di hadapanku sekarang dan aku langsung memeluknya erat.
"Maafkan aku oppa hiks" ujarnya
Aku tak bisa berkata-kata lagi dan hanya bisa mengeratkan pelukannya.
"Jangan ulangi lagi kia" ujarku
"Iya aku janji gak akan ngulanginnya lagi"
"Kau tau aku sakit melihatnya"
"Aku minta maaf oppa sungguh hisk"
"Sudah jangan menagis lagi sayang, cup cup" ujarku sambil mengelus kepalanya lembut dia mengangguk
"Ayo kita pulang"
"Hhmm"
Changha POV End
Hening....tidak ada yang berbicara diantara kami baik changha maupun aku, kalau boleh berkata jujur suasana disini sangat err...canggung hehe.
Aku tak suka keheningan tapi aku juga takut untuk memulai pembicaraan, tak lama mobil berenti di sebuah restoran.
"Kenapa berhenti disini oppa"
"Aku lapar, ayo turun"
Aku mengangguk lalu segera turun.
"Mau pesan apa oppa?" tanyaku
"Spageti 1 lalu panecake 1 sama lemon tea 1, ah dan juga jus alpukat"
"Oke"
Aku lalu memesankan makanan changha sedangkan dia mencari tempat duduk yang pas.
"Sudah?" tanya nya pas aku datang ke tempat duduk
"Hhmm"
Hening lagi tidak ada yang berbicara sama sekali tak lama makanan pun datang aku hanya bisa melihat changha makan karna aku sudah kenyang jadi aku tak perlu ikut makan.
"Kau mau?" tawar changha
"Tidak terimakasih, aku sudah makan oppa"
"Hem baiklah"
Lalu dia melanjutkan acara makannya.
Saat kami pulang kami di sambut oleh mamahku karna papahku sedang berkerja di kantor.
Jam menunjukkan 13:30 dan langit mulai cerah, aku disuruh mamah masuk dan mandi supaya aku tak terkena demam
"Kenapa tubuh kalian basah" tanya mamah
Aku dan changha hanya meringis dan menggaruk tenguk yang tidak gatal aku lalu melesat pergi menuju kamar guna menghindari pertanyaan lebih dari mamah.
Sesudah mandi aku langsung merebahkan diriku tak lama changha datang dia mengambil handuk serta daleman lalu pergi ke kamar mandi.
Mataku perlahan memberat dan aku pun tertidur.
Author POV
Ceklek changha membuka pintu kamar mandi di lihatnya kia sudah tertidur dia pun tersenyum lalu mengambil selimut dan menyelimuti kia.
Chup
Di mencium kening kia.
"Selamat tidur sayang" bisiknya di dekat telinga kia.
Lalu changha bersiap untuk menunaikan ibadah sholat zduhur karna kia sedang datang bulan jadi terpaksa di sholat sendiri.
Selesai sholat dia pun ikut merebahkan diri di samping kia perlahan dia memeluk tubuh kia dan ikut memejamkam matanya dan tertidur.
Author POV End
BERSAMBUNG.....
( Maaf jika ada terdapat kesalahan kata, dan jangan lupa tekan ⭐ dan juga coment yaa )
KAMU SEDANG MEMBACA
Oppaku Imamku | Jeon Changha (END)
RomanceTAHAP PERBAIKAN KATA!!! kisah perjalananku ke negri gingseng untuk mencari pengalaman baru dan ternyata aku bertemu jodohku di sana sebenarnanya aku tak mau mempunyai suami seorang pria korea apakah aku bisa melawan egoku. END . . Maret 2020 - nove...