20

118 14 0
                                    

Jam 21:00 malam acara pesta pernikahan sudah usai di laksanakan sekarang aku berada di kamar mandi membersihkan diri.

15 menit aku dikamar madi akhirnya selesai juga harum vanilla menyeruak tercium ketika aku keluar kamar mandi

Changha sedang menunaikan ibadah sholat isya segera aku mengeringkan rambutku lalu bergegas menunaikan ibadah sholat isya juga.

Selesai sholat aku langsung berbaring di kasur aku sungguh lelah tapi changha tak membiarkanku istirahat.

Dia naik ke atas tubuhku aku menahannya dengan tanganku agar dia tak menindihku, dia menatapku dalam lalu mengecup dahi pipi kanan dan kiri lalu bibir.

Tak sampai di situ dia meluat bibirku penuh nafsu aku hanya bisa membuka mulutku memberikan akses untuk lidah changha masuk kedalam mulutku.

2 menit kami bercumbu lalu dia melepaskan tautannya dia memandangiku yang sedang terengah-engah karna kehabisan nafas, dia mendekat ke telingaku.

"Bolehkah?" ujarnya berbisik di telingaku aku merasa geli saat dia berbisik padaku.

Aku menggeleng

"Kau bilang, kau akan melakukannya kalau aku sudah siap oppa sekarang aku belum siap kita tidur nee"

Dia tersenyum bukan senyum bahagia atau tulus tapi kecewa dan sedih, aku tak bisa melakukannya changha maafkan aku batinku.

"Baiklah kita tidur" ujarnya lalu beranjak dari tubuhku dia menarik selimut lalu tidur dengan membelakangiku.

Apa dia marah? Maafkan aku changha sungguh, aku lalu berbalik membelakangi changha wajahku memerah menahan tangis aku manahan tangisku dan ku paskasan diriku untuk tertidur, selamat malam changha batinku.

***

Mataku perlahan terbuka saat aku mendengar bunyi alarm jam menunjukkan 05:30 aku beranjak dari kasur tapi tunggu changha mana dia tak ada di sampingku mataku mencari kesana kemari tapi nihil tidak ada changha

Aku mengangkat bahuku mencoba berpikir positif mungkin dia keluar untuk mencari angin mungkin atau berolahraga tapi sepagi ini bahkan ayam pun belum berkokok.

Aku berjalan kekamar mandi mangambil wudhu lalu menunaikan ibadah sholat subuh, 10 menit aku beribadah tidak ada juga tanda-tanda kemunculan changha aku mulai khawatir tapi ku paksa untuk berpikir posotif tentangnya.

Aku merapikan kembali peralatan sholatku lalu kembali tidur hehe maaf ya gaes aku sudah terbiasa habis sholat subuh lalu tidur lagi.

Kring..kring..kring..

Jam 07:00 aku bangun dari tidurku lagi aku mengucek-ngucek mataku lalu mengerjabkannya mataku mengelilingi seisi ruangan masih tidak ada oke sekarang aku khawatir bagaimana kalau terjadi seuatu sungguh aku sangat khawatir aku gelisah.

Aku menelpon changha berkali-kali tapi tidak diangkat aku banyak mengirim pesan padanya tapi belum dibaca apalagi di balas olehnya, aku sungguh khawatir sekarang

Ceklek pintu terbuka menampilkan changha yang sedang terengah-engah wajahnya penuh peluh dia hanya memakai baju kos hitam dan celana pendek terpampang jelas kakinya yang jenjeng dan putih itu.

Aku berlari kecil ke arahnya lalu memelukanya erat dia pun membalas pelukanku aku menangis dalam pelukannya sungguh aku sangat takut kalau dia pergi meninggalkanku.

"Waeyo?" tanya changha

Lantas aku melonggarkan pelukan lalu memukul dadanya.

Oppaku Imamku | Jeon Changha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang