41

80 14 0
                                    

Sesampainya di runah sakit tersebut aku langsung menuju ruang tempat changha di rawat.

Ceklek

"Oppa!" panggilku

"Aneh" gumamku

Kenapa jadi aneh? Karna aku tidak melihat changha di sini apakah aku salah masuk ruangan? Tidak kok ini sudah benar.

Brak

"Astagfirullah..... Kamu ini berdosa banget ups"

Pintu tertutup dengan kerasnya disini sangat gelap aku mencoba mencari percahayaan lewat ponselku

"Oppa" panggilku

Drap drap

Aku mendengar suara langkah kaki, aku sangat ketakutan sekarang

Prang..

Tiba-tiba ada yang mengambil ponselku lalu mengehmpaskannya kelantai, hiks ponsel kesayangnku...

Aku ketakutan sekarang, apa yang terjadi sebenarnya sungguh kalau boleh jujur tangan dan kakiku rasanya sangat dingin, tenggorokanku terasa kering dan mataku mulai basah.

"Oppa" panggilku dengan pelan aku sudah tidak sanggup lagi untuk berbicara aku takut sungguh.

Tak

Tiba-tiba lampu menyala dan menampilkan sesosok changha yang sedang memengang kue berserta lilinnya, apa-apaan ini!.

"Kejutan!" serunya

"Hiks hiks oppa kejam!"

"Tiup dulu sayang" ujarnya lembut

Aku menyeka air mataku lalu meniup lilinya, dengan sekali tiupan lilin itu padam.

"Apa-apaan ini oppa"

"Selamat ulang tahun yabg ke 23 sayang semoga kita langgeng terus yaa" ujarnya

"Ulang tahun?"

"Iya hari ini ulang tahunmu kau lupa?"

"Aku benar-benar lupa"

"Hahaha dasar untung sayang"

"Apa... Oppa yang menyiapkan ini semua?"

"Ya kau benar, aku menyuruh orang untuk menelponmu dan mengatakan aku masuk rumah sakit"

"Kenapa harus rumah sakit sih"

"Karna aku tau seberapa kau marah denganku maka marahmu akan mereda dalam sekejap kalau aku dalam bahaya"

Yang tadinya aku ingin menangis lagi karna terharu tiba-tiba aku merasa kesal entah kenapa kata-kata changha membuatku kesal, dia mengerjaiku dengan alasan aku takut dia dalam bahaya? Hah! Bercandanya sungguh kelewatan apa kau tau? Aku tadi sungguh ketakutan.

"Terserah kau saja" ujarku cuek

"Hais udahan dong marahnya nanti cepet tua eh udah tua ya hahaha"

"Iiihh kesel!"

"Udah-udah sini ayo duduk kita makan aku sudah menyiapakannya"

"Apa... Tidak apa-apa?"

"Apanya?"

"Ini di rumah sakit oppa"

"Aku sudah menyewa kamar ini jadi ku rasa tidak apa-apa selagi kita tidak menganggu pasien yang lainnya"

"Ah baiklah"

Lalu kami pun mulai memakan makanan yang ada di meja makan itu.

"Oppa" panggilku

Oppaku Imamku | Jeon Changha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang