12

120 17 1
                                    

Aku menangis tersedu-sedu di kamar aku tak ingin menikah dengannya jujur aku hanya menyukai sifatnya bukan orangnya.

Tok tok tok

"Sayang ini mamah buka pintunya nak"

"Kia ingin sendiri dulu mah"

"Turun dulu bentar yaah keluarga changha mau pamit"

"Gak mau"

"Yaudah deh, mamah bener-bener minta maaf kia mamah salah" ucap mamah yang sepertinya menahan tangis

"Udah mamah pergi aja kia ingin sendirian jangan ganggu kia paham!" ucapku dengan nada yang di tinggikan

"Baiklah" ucap mamah

Aku duduk di tengah-tengah kasur dan menyelimuti tubuhku dengan selimut menaikkan kedua kakiku lalu menelukupkan wajahku diantar kaki dan lenganku perlahan aku tersiak air mataku terus mengalir tanpa seijinku bahkan aku tak ingin mereka keluar begitu saja dari mataku.

Sekarang sudah jam 13:00 siang sudah aku menangis dari jam 8 pagi sampai jam 1 siang waah ini rekor bagiku aku tak pernah menangis selama ini biasanya aku hanya menangis paling lama hanya 30 menit karna sebuah drama korea mungkin aku tak pernah menangisi apapun yang ada di dunia nyata aku slalu menangis karna suatu drama saja.

Aku beranjak dari kasurku lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhu lalu aku menunaikan ibadah sholat zduhur.

Selesai sholat aku tak berniat melakukan apapun jadi aku memutuskan untuk tidur saja, aku melipat mukenaku lalu langsung melempar tubuhku ke atas kasur yang empuk nan nyaman ini aku sudah sangat lelah sekarang aku mulai menutup mata dan tertidur😴.

Jam 17:00 aku terbangun aku mengucek mataku sambil menggeliat di atas kasur perlahan aku duduk sebentar untuk menyatukan jiwaku lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan sholat ashar.

Selesai mandi dan sholat aku membuka handphoneku yang sengaja ku matikan setelah handphoneku menyala ada banyak notifikasi chat yang muncul mulai dari mamah, papah, dan ...... Changha.

Aku hanya menscroll chat itu tak berniat membacanya lalu ku tutup aplikasi chat itu dan membuka aplikasi membaca yang berwarna orange yang berlambangkan huruf W.

Cukup lama aku membacanya tak terasa suara adzan magrib pun berkumandang aku pun bergegas menunaikan ibadah sholat magrib selesai sholat aku pun beranjak menuju lemari dan mengambil sebuah kitab suci yaitu Al-Qur'an dan membacanya.

*****

Keesokan paginya aku bangun dari tidurku sekitar jam 9 pagi aku sungguh lapar sekarang, aku mengurung diri semalaman tanpa makan dan minum tubuhku lemas tak berdaya dan akhirnya egoku harus mengalah dengan rasa haus dan lapar ini.

Aku pun menuruni tangga ku lihat tidak ada siapa pun di ruang tamu aku berjalan perlahan-lahan menuju dapur ternyata di dapur juga tidak ada siapa-siapa, aku pun membuka kulkas mengambil 1 buah telur berniat membuat telur ceplok.

Selesai memasak telur ceplok aku pun membuka lemari dan mengambil mie instan lalu memasaknya selagi menunggu mie itu matang aku mengaut nasi lalu memasukkannya kedalam piring, tak lama mie yang ku masak pun jadi.

Aku segera pergi dari dapur dan membawa makanan yang baru ku masak tadi dengan cepat aku masuk ke dalam kamarku, aku sungguh lapar, aku melahap makanan itu dengan riang sekitar 15 menit aku menghabiskan makanan itu.

Selesai makan aku membawa sisa piring kotor itu kedapur lalu mencucinya saatku berbalik tubuhku tersentak kaget saat ku lihat changha berada di ambang pintu melihatku sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Sudah selesai mengurung dirinya?" tanya changha

"Sejak kapan kau di sini"

"Aku menunggumu, ayo ikut aku" ucapnya sambil melangkah maju

"Kemana, aku tak mau"

"Kenapa? Sebentar lagi kita akan menikah"

"Aku tak berkata iya saat kau melamarku"

"Kau pernah berkata kalau aku masuk agamamu dengan sepenuh hatiku kau akan menerima cintaku, dan aku sudah mualaf kia aku islam, selama kita tak berhubungan waktu itu aku membujuk eomma dan appa ku untuk bisa menikahimu tak ku sangka ternyata mereka menerimamu dengan senang hati karna orang tuamu dan orang tauku bersahabat dari sejak SMA, luar biasa bukan dan aku memilih untuk masuk islam karna aku rasa islam adalah agama yang paling benar"

"Apa kau serius"

"Tentu saja"

"Ouh"

"Ayo kita harus memilih rangkaian bunga untuk pesta pernikahan kita nanti"

"Secepat itukah"

"Hhmm"

"Oke, aku akan mengganti bajuku dulu"

"Baiklah, aku tunggu di luar oke"

"Oke"

Aku pun bergegas mengganti bajuku, aku memilih memakai rok lebar serta mempunyai lipit yang banyak berwarna pink dan baju kaos biasa berwarna hitam serta jilbab yang panjang sampai menutupi dada berwarna hitam juga.

****

Sesampainya di toko bunga aku melihat banyak sekali berbagai macam bunga di sini sungguh sangat indah, aku melihat kesana kemari mengagumi indahnya ciptaan Allah ini.

Ku lirik changha yang juga kebingungan memilih bunga yang akan di pakai untuk pesta pernikahan nanti lalu dari pada itu tiba-tiba changha mengambil rangkaian bunga yang tersusun seperti mahkota lalu memakainya di kepalanya

"Kia, lihat ini lucu bukan" ujarnya sambil tersenyum ke arahku jujur ini sangat lucu

"Kia, lihat ini lucu bukan" ujarnya sambil tersenyum ke arahku jujur ini sangat lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( waktu changha kebingungan memilih bunga be like👆)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


( waktu changha kebingungan memilih bunga be like👆)

Oppaku Imamku | Jeon Changha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang