OS 24

609 73 9
                                    

       Aku berlari menuju meja makan bergabung bersama eomma, appa dan Juno oppa yang lebih dulu duduk. Hari ini sama seperti biasanya eomma memasak masakan yang enak.

     "Juno kapan kau kembali ke Beijing?" Tanya Appa

     "Minggu depan," Jawab Juno lalu melahap makanannya

     "Cukup lama juga libur mu,"

      "Aku ambil semua cuti untuk untuk tahun ini"

      "Joha-joha!"

       Melihat appa dan oppa berbincang aku jadi teringat dengan beasiswa ku, aku lupa beritahu mereka tadi. Sepertinya aku akan beri tahu sekarang.

      "Appa, eomma, oppa," Panggil ku

      "Ne" Sahut eomma

      "Aku ingin bicara sesuatu, boleh?" Sungguh aku sangat gugup

      "Tentu saja"

      "Aku dapat beasiswa di New Zealand,"

      Dari ucapan ku itu, ketiga orang itu seketika menghentikan aktifitasnya, dia menatap ku terkejut. Apa karena mereka tak menyangka aku dapat beasiswa

       "Kenapa kau bisa dapat beasiswa itu," Tanya appa

       "Karena aku ikut tes."

       "Kau tidak beritahu kami dulu?"

       "Aku tidaktahu kalau akan berhasil"

      "Kau tidak akan ke sana! Batalkan beasiswa mu!"

      "Tapi appa--"

      "Jika appa sudah bilang tidak! Jangan membantah! Kau kira appa dan eomma tidak bisa lagi membiayai mu?"

       "Appa! Aku sudah dewasa, aku bebas menentukan jalan hidup ku sendiri!"

        Nada suara ku sudah meninggi bahkan saat berbicara pada appa, padahal itu tidak sopan, tapi mau bagaimana lagi aku hanya tidak ingin diperlakukan seperti anak SD. Sedangkan Eomma memegang tangan appa agar bisa mengontrol emosinya

       "Jika kau tidak ingin membatalkannya biar appa sendiri yang menghubungi mereka untuk membatalkan beasiswa mu."

        Aku bangkit berdiri lalu berjalan meninggalkan mereka, kenapa mereka tidak adil. Juno oppa ke China saat masih remaja tapi kenapa tidak ada yang melarang malah mendapat dukungan sedangkan aku!

       Mendapat beasiswa itu tidak gampang! Aku harus menghabiskan waktu ku untuk belajar bahkan aku sampai lupa makan dan tidur. Tapi kenapa perjuangan ku tidak di hargai sama sekali?

       Di kamar aku langsung melempar tubuh ku di tempat tidur dan menangis di bantal

    "Dasar tukang nangis!" Ejek Juno oppa, dia berjalan menuju tempat tidur ku dan duduk

      "Pergi sana! Jika kau hanya ingin mengejek ku!"

     "Siapa yang datang untuk mengejek,"

     "Lalu kenapa kau datang?"

     "Ingin dengar satu kisah?"

     "Kisah apa?"

     "Mau tidak?"

     "Ne..."

     "Dengar baik-baik...."

OUR STORY (Me With My Parents) (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang