hai i'm back!
oke-oke aku tau kalian pasti merindukan ku?
apa kalian tau? ada banyak hal yang terjadi selama ini, tapi nanti ku ceritakan.
tanpa lama-lama lagi ayo kita mulai!
*
*
*
beberapa saat setelah makan siang, Irene memutuskan membantukan untuk mencuci piring sedangkan Minhae menata piring-piring yang telah bersih kembali ketempatnya dan kedua pacar mereka, Seok Joong dan Jin berada di ruang tamu bersama orang tua mereka.
"kenapa kalian di sini, bantu di dapur sana!!" Seru Nyonya Kim memarahi kedua anak laki-lakinya.
Mungkin karena terlalu cape berdebat dengan ibunya dua pria itu bangkit berdiri lalu berjalan kearah dapur untuk menemui pacar mereka.
sesampainya di tempat itu si anak sulung langsung menghampiri pacarnya kemudia mendekap wanita itu dari belakang.
Minhae sedikit terkejut saat merasakan sebuah lengan melingkari pinggul-nya namun dia kembali tenang saat kepala Seok-Joong bersandar di pundak kirinya.
berbeda dengan sang kakak, Jin malah berdiri di samping Irene sambil membantunya mencuci piring.
"eh! tidak usah! biar aku saja" Irene merampas piring kotor dari tangan Jin.
"lalu apa yang harus ku lakukan?" Tanya jin dengan senduh. berlebihan.
"apa saja, asal jangan menangganggu, kau bisa duduk disana, atau mengambil-- " Jawab Irene yang masih sibuk dengan piring-piring di depannya.
Jin memperhatikan bibir Irene yang bergerak mengucapkan sesuatu yang tidak jelas di telinganya dan secara tiba-tiba ia memajukan wajahnya kearah Irene kemudian mengecup bibirnya.
Irene seketika berhenti dari aktifitasnya, dia ingin mendorong kepala Jin agar menjauh darinya namun sarung tangannya penuh dengan gelembung sabun sehingga di tak dapat melakukan itu.
Joong dan Minhae tidak melihat kejadian itu karena posisi mereka yang saling membelakangi.
di tengah ciuman itu, Irene merasakan ada yang aneh dari tubuh Jin, bahkan saat saat ciuman itu sudah lepas.
Irene segera membuka sarung tangan karet tebalnya dari tangannya kemudian merabah wajah Jin. benar! suhu tubuh Jin naik.
"Kau sakit," ucap Irene Singkat.
segera Irene menarik tangan Jin keluar dari dapur, namun sebelum itu dia berbicara pada Minhae untuk meminta tolong melanjutkan pekerjaannya yang harus tertunda.
selama mereka berjalan Jin hanya pasrah kemana Irene menariknya, dia sebenarnya lemah.
Irene menarik Jin masuk ke kamar pria itu yang jaraknya tak jauh dari dapur, kemudian menyuruh pria itu untuk berbaring di tempat tidurnya.
"istirahatlah, aku minta obat dulu pada ahjuma."
Jin mengangguk mengizinkan Irene untuk pergi sementara mencari obat untuknya walau sebenarnya yang dia butuhkan adalah Irene yang memeluknya. (cih berlebihan!)
tak berapa lama Irene datang bersama ibu Jin yang juga terlihat khawatir.
"Seharusnya kau bilang kalau kau sakit! lihat sekarang kau tidak berdaya," Ucap Nyonya Kim sedikit memarahi anak bungsunya itu.
"malam ini kau menginap saja, aku akan menelfon manajer mu."
Jin hanya mengangguk karena tak mampu lagi menolak ibunya. Nyonya Kim menghela nafasnya melihat betapa pasrah Jin saat ini.
"Irene aku keluar sebentar," Bisik Nyonya Kim sambil tersenyum kearah Irene.
Irene mengangguk, lalu setelah itu nyonya Kim keluar.
"Minum obat mu."
Jin menuruti kata Irene, dia berusaha mengangkat tubuhnya, merubah posisinya menjadi duduk. setelah itu Irene memberikan sebuah pil dan segelas air pada Jin untuk di minum
"istirahatlah yang baik. aku akan pulang sekarang"
"aniyo! biar aku yang antar!"
sebagai pria sejati, Jin haruslah yang mengantar Irene Pulang karena dia yang membawa Irene kemari. padahal saat ini dia sedang tidak enak badan.
"tidak usah, kau sakit, aku pulang sudah biasa pulang dengan bus."
"kalau begitu jangan pulang, aku tidak mau sendirian disini,"
mendengar permintaan dari suara lemah Jin membuat Irene sedikit ibah pada pria itu, iapun menyetujuinya.
"baiklah-baiklah, aku akan disini."
Jin tersenyum dia menggenggam tangan Irene lalu kembali berbaring mengistirahatkan dirinya.
"huah!" Irene menguap tiba-tiba dan Jin mendengarnya.
"tidurlah disini jika Noona mengantuk," ucap Jin sambil menepuk space yang masih tersisa di tempat tidurnya.
"aniyo aku tidak mengantuk!" sangkal Irene.
"baiklah kalau begitu, tapi Noona jangan pergi."
Irene mengangguk. Akhirnya Jin menutup matanya mencoba untuk tidur.
Irene melihat di sekiranya, penuh dengan dengan poster-poster BTS, foto-foto Jin waktu sekolah dulu dan saat pria itu masih kecil, sangat imut.
namun dari semua itu ada satu hal yang menarik perhatiannya, ada satu poster Twice yang di tempel sedikit lebih tinggi di banding poster yang lain.
seketika perasaan aneh di rasakan Irene, perasaan yang tidak bisa di jelaskan. apa dia sedang merasakan cemburu? ah tidak mungkin masa dia cemburu dengan sebuah poster sih?
lalu matanya kembali menjelajah sekeliling kamar, dan kini penglihatannya tertuju pada meja yang mungkin di pakai Jin untuk belajar waktu sekolah dulu
lagi-lagi ada sesuatu yang menarik perhatiannya, ternyata selain poster Twice, Jin juga menyimpan album Gfriend, itu bisa di ketahui Irene karena Booklet full color dari album tersebut diletakkan di rak buku kecil
saat itulah Irene tersadar jika dia cemburu, tapi Irene bukannya marah wanita itu malah tersenyum karena mendapati dirinya yang cemburu dengan benda, astaga berarti benar dia telah jatuh cinta
*
*
*
tok-tok-tok
mendengar suara ketukan pintu membuat ku langsung bangkit dari tempat duduk ku dan berjalan menuju pintu
ya! dia datang!
"Chagi! ayo masuk!" ucap ku sambil menariknya masuk kedalam kamar ku
"Ini, aku bawa makanan untuk mu"
"kenap bawa makanan? aku kan cuma suruh ahjussi kesini tidak usah bawa apa-apa."
"memang kau memanggil ku untuk apa?"
"wawancara boleh kan?"
"Boleh saja"
Oke! narasumber berikutnya Chenle Ahjussi!
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY (Me With My Parents) (End)
أدب الهواةOUR STORY (new) Appa ku worldwide handsome? yang benar saja! bagaimana bisa pria berbahu lebar itu pernah menjadi pria tertampan di dunia aku sebenarnya tak tau seberapa terkenal Eomma waktu muda dulu tapi setiap kali aku keluar rumah pasti semua be...