Karena aku senang, jadi ku selesaikan saja ini.
Aku akan mempercepat alur ceritanya
*
*
*
(1 tahun 10 bulan kemudian)Irene terbangun, setelah sinar matahari yang masuk melalui sela-sela jendela menyilaukan matanya sehingga pelahan dia kembali tersadar dari alam mimpinya
Dia menatap sekitarnya, tidak ada berubah kamarnya tampak sama seperti kemarin, suara langkah kaki adik-adinya yang tengah bersiap juga tak berubah, tetap berisik. hari ini sama seperti hari sebelumnya (setelah Jin masuk wamil dan jarang menghubunginya)
Namun Irene merasa ada yang aneh pada dirinya pagi ini, jantungnya berdegup cepat seakan terjadi sesuatu yang menyenangkan, ini sangat aneh
Tiba-tiba handphonenya berdering dengan malas dia meraih benda pipih itu kemudian menjawab telfon tanpa melihat siapa yang menelfon nya
"Irene!!"
"Ne eomeoni?"
"Kamu liburkan?"
"Ne, waeyo?"
"Tadi eomma sudah suruh pak Cho (supir) untuk jemput kamu, kayaknya sebentar lagi sampai."
"Ne eommoni."
"Eomma tunggu ya."
Tut... Tut.... Tut
Semakin lama dekat dengan ibu Jin, Irene tidak lagi memanggilnya dengan sebutan ahjumma, katanya karena sebentar lagi mereka akan menjadi keluarga
Setelah telfon itu Irene berjalan keluar kamar dan melihat adiknya yang sedang terburu-buru dengan dress yang cantik di tubuh mereka masing-masing
"Kalian sudah sarapan?" Tanya Irene pada Yeri yang tak sengaja lewat di depannya
"Nanti saja, kami sedang buru-buru"
"Setidaknya makan sedikit"
"Tidak perlu nanti juga akan makan"
Kembali Yeri berjalan dengan cepat menuju pintu keluar bergabung bersama Sooyoung yang sedang memasang sepatunya. Irene hanya menggeleng melihat kesibukan adik-adiknya
Kembali Irene melangkahkan kakinya menuju kamarnya untuk bersiap-siap, dia terlalu malas sarapan sendirian. Dia mengganti piamanya dengan celana jeans dan kaos oblong, untuk wajahnya dia hanya mengusap Kapas yang telah di beri toner, lalu di polesnya sedikit liptint berwarna oranye di bibirnya kemudian memasang topi di kepalanya
"Onni! sampai ketemu nanti!" Teriak Seulgi, Yeri, Wendy dan Sooyoung secara bersamaan
"Ne! Kalian hati-hati"
Tidak biasanya adik-adiknya berpamitan seperti itu apalagi bersamaan, aneh sekali. Setelah selesai, Irenepun keluar dari asrama
Di depan ternyata salah satu Mobil milik ayah Jin sudah terparkir di depan asrama, iapun menghadiri mobil mewah itu
"Cho ahjussi, annyeonghaseyo!" Sapa Irene sambil masuk kedalam
"Irene-ssi kau akan pergi dengan gaya seperti ini?"
"Ya memangnya kenapa? Apa eomma mengajak ku ke pesta?"
"Ah aniya!, gwenchana"
Pak Cho melajukan mobil itu dari parkiran asrama ke jalan besar.
"Ahjussi, kapan Jin selesai tugas?"
"kau pasti merindukannya."
"Hm, sejak di camp dia jarang menghubungi ku, terakhir dua minggu yang lalu setelah itu dia tak menelfon atau sekedar mengirim pesan."
"Harus kau bersyukur, waktu aku dulu hanya bisa pakai surat untung aku tidak punya kekasih sebelum tugas dulu."
Memang setelah tugas, Jin jadi sangat jarang punya waktu senggang sehingga dia juga jarang menghubungi Irene, tapi sebisa mungkin setiap minggu Jin akan menelfon Irene walau hanya sebentar atau mengirim pesan jika memang waktunya benar-benar tidak ada. Irene mengerti namun itu tidak berarti dia tahan tanpa di telfon Jin, sudah berusaha wanita itu mencari kesibukan tapi tetap saja pria itu masuk di pikirannya. Ternyata rasa rindu dapat membuatnya gila
Beberapa menit di jalan dengan obrolan seputar masa lalu pak Cho yang sedikit menyedihkan karena dia baru menikah saat umur hampir 40 tahun itupun mempelai wanitanya harus di paksa dulu agar mau menikah dengan pak Cho, akhirnya mereka sampai di tujuan di sebuah gedung.
"Gomawo ahjussi!"
"Ne."
Irene keluar dari mobil. Namun sesaat setelah tubuhnya di luar dia langsung di sambut 4 wanita berpakaian pelayan. Mereka membendek barisan di sebelah kanan dan kiri Irene lalu membungkuk hormat. Irene yang kebingungan hanya menatap mereka sambil mengerutkan dahi
"K-kalian siapa?"
"Kami di tugaskan untuk mempersiapkan anda"
Tubun Kecil Irene di dibawa kedalam gedung dan masuk ke dalam satu ruangan yang tidak di ketahuinya. Irene percaya jika ke empat orang ini bukan orang jahat jadi dia hanya menurut saja saat dirinya di tarik kesana-kesini oleh salah satu dari 4 pelayan itu
Di ruangan itu Irene di suruh untuk duduk tenang tidak bergerak, membiarkan orang-orang itu melakukan apapun pada dirinya. Sebenarnya tidak banyak ke empat wanita itu lakukan pada Irene hanya sedikit menata rambut yang terurai di ikat sedemikian rupa, dan menambahkan sedikit make up ke wajahnya, membuat Irene semakin cantik
Jujur, Irene masih bingung dengan apa yang terjadi, awal dia kira mungkin Nyonya Kim mengajaknya makan di sebuah restoran seperti biasanya, tapi setelah sampai dan di perlakukan seperti ini oleh 4 wanita perpakaian pelayan dia jadi curiga jangan-jangan ibu Jin menyuruhnya untuk mengiklankan gedung ini. Apapun itu tapi ini tidak akan mengurangi rasa Rindu Irene pada Jin
Setelah selesai, Irene di suruh untuk mengganti bajunya dengan gaun yang sudah di siapkan, Irene nenggangguk lalu mengganti bajunya tadi dengan Gaun berwarna putih tersebut. Gaun itu memang sederhana namun entah kenapa spesial di mata Irene
Tiba-tiba dari luar ruangan seseorang mengetuk, salah satu dari pelayan keluar untuk menemui orang gyang mengetuk, sedangkan yang lain membantu Irene memasang sapatu di kaki kecil Irene. Jika kalian ingat, katanya sepatu itu adalah sepatu yang sama dengan sepatu yang di pasang Jin ke Irene di acara The Show sekitar 3-4 tahun yang lalu.
Si pelayan yang keluar tadi kembali dan langsung mengajak Irene keluar. Pelayan itu menunjukkan jalan menuju satu pintu yang besar di mana ada ayahnya yang berdiri di depan pintu tersebut
"Appa?"
"Wah neomu yeppo!"
"Kenapa appa ada disini? Kenapa appa memakai Jas seperti ini"
"Sst! Jangan banyak tanya pegang tangan appa dan luruskan padangan mu, nanti kau akan menemukan jawabannya"
Ayah Irene memegang tangan anaknya dengan lembut, sambil menatap Irene terharu
"Ku harap kau bahagia"
Pintu besar itu terbuka, memperlihatkan Isi ruangan itu yang penuh dengan orang-orang perpakaian rapi. Irene terkejut melihat itu, namun yang membuatnya lebih terkejut saat melihat di depan altar berdiri pendeta dan sesosok pria bertubuh tinggi yang masih mengenakan seragam tugasnya
"J-jin!?"
*
*
*
Lanjut besok, aku mengantuk bye
![](https://img.wattpad.com/cover/222258449-288-k998811.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY (Me With My Parents) (End)
Fiksi PenggemarOUR STORY (new) Appa ku worldwide handsome? yang benar saja! bagaimana bisa pria berbahu lebar itu pernah menjadi pria tertampan di dunia aku sebenarnya tak tau seberapa terkenal Eomma waktu muda dulu tapi setiap kali aku keluar rumah pasti semua be...