hai-hai ku harap alat perekam ini tidak rusak.
BTW, hai!! its me Irene Kim.
suara ku mungkin akan berbeda karena aku memakai alat perekam appa, ini kelihatan tua tapi tak apalah yang penting bisa merekam suara ku.
ayo kita lanjutkan cerita eomma dan appa yang terpotong.
*
*
*
Sampai dimana kita?
ah di halte
Setelah beberapa lama mereka saling melempar candaan dan tawa, tak lama sebuah mobil berhenti tepat di depan mereka.
"Irene-ssi!" panggil seseorang setelah keluar dari mobilnya
Jin dan Irene seketika bangkit dari duduk mereka lalu membungkuk hormat menyambut orang itu.
"Kau tidak apa-apa?" Suho terlihat khawatir
Irene menggeleng lembut untuk menjawab pertanyaan Suho itu. baru saja mood-nya membaik tapi kembali buruk setelah melihat pria itu.
"Maafkan Gina Noona, dia memang seperti itu," sambung Suho
"Tidak apa-apa, aku mengerti kenapa dia begitu," balas Irene sambil tersenyum, percayalah dia memaksanya
melihat kedua orang di depannya sedang berbincang, Jin yang berada di antara mereka merasa hanya menjadi pengganggu obrolan mereka apalagi dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. diapun memutuskan untuk pulang saja, lagi pula Irene sudah tak sendiri
namun saat Jin hendak melangkah tiba-tiba tangan kanan Irene memegang pergelangan tangan kirinya, seakan tak membiarkan pria itu pergi.
tentu saja Jin terkejut, dia menatap wajah Irene yang masih sibuk berbincang dengan Suho.
"mari kita pulang, biar ku antar," ajak Suho mencoba meraih tangan Irene
Irene langsung menghempas tangan Suho sesaat setelah pria itu memegang tangan kirinya lalu ia menarik Jin agar lebih dekat dengannya.
"maaf Sunbae, tapi aku masih punya urusan dengan dia."
"hah? dengan dia?" Suho sangat terkejut saat Irene mengatakan hal itu sambil menempelkan dirinya pada pria di sampingnya.
jangankan Suho, Jinpun lebih terkejut dengan sikap Irene yang tiba-tiba begitu, tapi dia tak bisa mengatakan apapun takut salah bicara.
dalam hati, irene dia merutuki dirinya sendiri karena sudah bersikap tidak sopan pada Jin, tapi ini agar Suho segera menjauh darinya atau masalah akan semakin besar.
Suho sepertinya sangat kesal dengan Jin, itu bisa di lihat dari tatapan tajam Pria itu saat melihat Jin. saking tajamnya Jin sampai menunduk karena takut dengan tatapan itu.
"Baiklah kalau begitu, aku akan pulang."
kembali Jin dan Irene membungkuk, bagaimanapun Suho adalah Sunbae mereka yang harus di hormati.
akhirnya Irene dapat bernafas lega saat Suho mulai berjalan menaiki mobilnya dan meninggalkan mereka berdua, dia melepaskan tangannya dari pergelangan Jin.
"Suho Sunbae ternyata sangat menyeramkan," ucap Jin sambil mengeridik ngeri.
"Ck, tapi lebih menyeramkan seseorang bernama Gina," Irene Juga mengeridik ngeri.
"benarkah? bagaimana?"
"wajahnya sangat runcing karena operasi, Rambutnya berwarna merah seperti dirinya yang suka sekali marah, Matanya sangat besar, apalagi saat melihat ku, seperti ini," Irene membuat bentuk lingkaran dari jari telunjuk dan ibu jarinya lalu menempelnya di sekitar matanya.
Jin kembali tertawa karena tingakah Irene dan Irenepun juga tertawa karena melihat Jin tertawa, ya begitulah yang terjadi.
akhirnya bus berhenti di depan mereka, Irene tersenyum menatap Jin.
"gomapseupnida, aku Pulang dulu selamat malam," Irene membungkuk.
"ne."
irene melambaikan tangannya sebelum dia melangkah masuk ke dalam bus. pintu bus tertutup otomatis dan mobil panjang itu mulai berjalan.
dari kaca, Irene dan Jin masih saja melempar senyuman hingga bus akhirnya menjauh dari halte.
Irene merasa senang malam ini, walaupun harus melewati kejadian yang buruk tapi itu sebanding dengan kesenangannya saat dia bertemu dengan Jin.
*
*
*
*tut*
aku meletakan alat perekam di meja belajar ku setelah selesai recording lalu berjalan menuju tempat tidur ku dan berbaring di sana.
ku raih remote di nakas samping tempat tidur ku lalu menekan salah satu tombol kemudian lagu For you dari BTS terdengar. aku menyukai lagu lama itu. tak lama akupun tertidur tapi belum benar-benar terlelap.
samar-samar aku mendengar suara langkah kaki mendekat kearah ku lalu mengambil remote di tangan ku dan menghentikan lagunya.
cup!
satu kecupan mendarat di kening ku. aku merasakannya tapi terlalu malas menanggapinya, jadi ku biarkan saja.
"dasar gadis tukang tidur" gumamnya sambil sedikit terkekeh
diapun melangkah keluar dari kamar ku dan menutup pintu. dari harum tubuhnya, kecupannya di kening ku dan suaranya yang lembut, aku dia siapa.
Juno oppa
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY (Me With My Parents) (End)
FanficOUR STORY (new) Appa ku worldwide handsome? yang benar saja! bagaimana bisa pria berbahu lebar itu pernah menjadi pria tertampan di dunia aku sebenarnya tak tau seberapa terkenal Eomma waktu muda dulu tapi setiap kali aku keluar rumah pasti semua be...