OS 4

801 87 7
                                    

"jangan tampilkan wajah cemberut mu, tidak baik merajuk terlalu lama dengan appa mu," ucap Taehyung Ahjussi sambil terus memainkan stick Playstation

"Ya, Appa mu sudah minta maaf juga kan?" tambah Jungkook Ahjussi yang juga bermain playstation

"appa mu pasti ganti dengan perekaman yang baru," itu suara Jimin Ahjussi, dia tengah sibuk bermain game online di komputer ku

Aku tak peduli kata-kata mereka, aku hanya berkonsentrasi pada kepingan alat rekaman ku yang sudah hancur. sehancur hati ku sekarang.

Setelah tadi memarahi appa, aku langsung memungut kepingan alat rekaman ku dan membawanya ke kamar ku, tapi sesampainya di kamar aku baru ingat jika tiga ahjussi menyebalkan ini masih ada di kamar ku bermain game.

ini bukan masalah harga alatnya tapi isi didalamnya, aku sudah merekam banyak hal di dalam alat itu sejak dua tahun terakhir, ini sudah seperti buku diary ku.

tapi sepertinya semua itu harus ku ulang lagi dari awal. aku hanya bisa menghela nafas ku frustasi mengingat banyaknya kenangan yang terekam di alat itu.

"Irene" suara lembut itu memanggil ku

aku menoleh kearah pintu masuk dan melihat sosok eomma berdiri dengan celemek yang masih dia pakai di tubuh kecilnya. aku tau apa tujuannya.

"Aku tidak ingin bicara dengan appa," Ucap ku lalu kembali menatap alat rekaman ku

"Hanya sebentar."

oh baik-baiklah, jika mendengar suara lembut eomma meminta sesuatu pasti aku langsung menurut walaupun aku tidak suka.

aku bangkit dari sofa kecil ku dan berjalan menuju ke arahnya. dia mengelus rambut ku kemudian menampilkan senyumnya.

"ada yang mau eomma tunjukkan."

tanganya yang semula mengelus rambut ku  kini berpindah ke tangan ku dan menarik ku. eomma ternyata mengajak ku kembali ke gudang lalu dia membawa ku masuk kedalam.

dia menunjuk sebuah kotak hitam berukuran besar yang berada di belakang pintu masuk gudang, sebenarnya aku menyadari keberadaan kotak itu saat merekam tadi tapi aku tak terlalu peduli.

"Ada benda berharga di dalam."

eomma langsung melepas genggaman di tangan ku kemudian membuka kotak tersebut, terlihat ada beberapa barang elektronik jaman dulu di dalamnya.

tapi mata ku tertarik pada sebuah alat yang bentuknya sama seperti alat perekam suara punya ku, hanya saja itu lebih tebal dan lebih besar.

Tanpa ku duga eomma meraih nya dan menunjukkannya pada ku.

"ayo kita dengar bersama"

Wanita berkulit putih itu mengajak ku duduk melantai sebelum dia menekan tombol on di sisi benda itu.

"Halo Irene ini appa

maaf karena appa mu ini tidak bisa menjadi orang pertama yang menyambut mu saat kau datang ke dunia. tapi appa janji setelah ini appa akan selalu menjadi orang yang pertama di hidup mu.

orang pertama yang akan mengajari tentang hal-hal di dunia ini."

memory langsung memutar kejadian sewaktu aku berumur 5 tahun, di saat aku bertanya tentang banyak hal dan appa selalu menjawabnya dengan lembut walaupun pertanyaan itu terus ku tanyakan berulang-ulang.

"orang pertama yang memberi mu selamat atas kemenangan mu."

aku kembali mengingat kejadian dimana appa dengan hebohnya berteriak saat nama ku di sebut sebagai pemenang di lomba beladiri antar sekolah, astaga itu sangat memalukan.

"orang pertama yang akan mengucapkan selamat ulang tahun."

Ya, setiap jam 00.01 di tanggal 15 oktober, Appa pasti ke kamar ku membawa kue bersama eomma dan Juno oppa merayakan ulang tahun ku dengan heboh di tengah malam, walaupun aku sedikit kesal.

"orang pertama yang akan mengulurkan tangan setiap kali kau terjatuh."

appa dulu mengajari ku bersepeda, aku selalu terjatuh tapi appa dengan tangan lebarnya membantu ku bangkit dan memberikan ku semangat agar terus berusaha sampai berhasil.

"dan orang pertama yang akan memeluk mu ketika kau sedang bersedih."

memory ku berpindah di kejadian beberapa bulan yang lalu, saat Mark Ahjussi akhirnya menikah. itu membuat hati ku sangat sakit hingga aku harus keluar dari gedung pernikahan dan menangis, lalu appa datang memeluk ku sambil mengelus kepala ku dengan kasih sayang.

"Jika di masa depan appa membuat suatu kesalahan pada mu, tolong maafkan appa, tapi kalau tidak, appa pasti akan melakukan apapun demi kau bisa maafkan"

aku jadi merasa bersalah karena telah memarahi appa tadi

"dan untuk Bae-- maksud ku Kim Joohyun istri ku! maafkan aku tidak bisa berada di samping mu saat melahirkan peri kecil kita. aku harus bekerja, sebagai gantinya aku yang akan merawat Irene  menjadi anak yang manis dan bijaksana seperti mu. ingatlah satu hal, aku mencintai mu dan akan selamanya mencintai mu. aku mencintai kalian

Seokjin mencintai Joohyun, Juno dan Irene!"

aku menatap eomma dan dia juga membalas tatapan ku dengan senyuman manisnya, tak sadar air mata ku jatuh, aku terlalu terharu mendengar rekaman suara appa itu. aku memeluk eomma dan menangis di pelukannya.

aku tak pernah terharu selama ini, air mata ku jatuh hanya karena rasa sedih tapi kali ini aku menangis karena bahagia, bahagia mengetahui appa ku ternyata mencintai ku, oppa dan mencintai eomma.

tiba-tiba sebuah tangan mendekap kami berdua, rasanya sangat hangat dan sangat nyaman hingga aku tak ingin lepas. bahkan dengan tak melihatpun aku langsung tau jika itu adalah appa.

OUR STORY (Me With My Parents) (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang