"Dia menangis seperti anak kecil sambil memeluk ku, saat itu aku merasa seperti seorang ayah kecil dari seorang pria besar,"
"Itu Salahnya sendiri."
"Cerita ku belum selesai... Nah saat..."
*
*
*
Saat pagi berikutnya Jin yang tidak tidur semalaman hanya berdiam diri sambil menatap istrinya yang masih tak sadar diri di tempat tidur rawat inap nya
Juno baru bangun dan menadapati ayahnya masih setia menunggu ibunya terbangun, Jujur dalam hati bocah itu sangat bersedih, melihat sang ayah yang begitu hancur.
"Appa istirahat saja biar aku yang jaga eomma." Tawar Juno.
Jin menggeleng sambil tersenyum lembut pada anak sulungnya itu, dia menolak tawaran Juno. Tidurnya tidak akan tenang Jika Irene belum siuman
Kata dokter yang menangani Irene, obat yang di berikan Jin sangat kuat namun janin di perutnya jauh lebih kuat buktinya janin itu tetap berada di perut walau tadi sempat mengeliat karena merasa kepanansan, namun reaksi obat itu malah berdampak kuat pada si ibu.
Irene kehilangan banyak darah karena pendarahan yang sangat hebat, jika saja tidak di tangani dengan baik, bukan tidak mungkin Irene tak selamat.
Dia hampir saja membunuh Istri dan anaknya di saat yang bersamaan, rasa bersalah memenuhi hati dan pikiran Jin. Nyata rasa sakit seperti ini 100 kali lebih sakit daripada membenturkan diri di aspal keras.
Karena kejadian ini Jin jadi melupakan segalanya, Tidur, makan bahkan pekerjaannya di kantor dan pekerjaannya sebagai artis.
Pintu kamar terbuka menampilkan seorang wanita parubaya dengan gaya nyentriknya.
"Halmeoni!!" Panggil Juno dengan semangat sambil berlari kearahnya.
"Sayang!" Nyonya Kim terlihat sangat senang saat Juno memeluknya.
"Eomma?" Jin kebingungan akan kedatangan ibunya yang tiba-tiba
"Aigoo! Lihat dirimu! Kau menyedihkan sekali," Ejek Nyonya Kim pada anaknya. Ya memang Jin terlihat sangat berantakan
"Kau dan Juno lebih baik pulang kerumah, mandi makan lalu istirahat nanti, sore baru kau kesini."
"Aku tidak akan pergi."
"Seokjin! Dengar kata eomma!"
Hanya dengan satu bentakan Jin akhirnya setuju, dengan terpaksa Jin bangkit dari tempat duduk, melepaskan tautan tangannya dengan Irene lalu berjalan keluar bersama Juno
"Eomma jika terjadi sesuatu dengan Irene, tolong hubungi aku," Pinta Jin sebelum dia keluar dari ruangan dan di balas dengan anggukkan oleh ibunya
****
Jin terbangun, saat suara air hujan yang turun membuat kebisingan, ia mengucek kedua matanya agar penglihatannya yang agak kabur bisa lebih jelas, setelahnya dia melirik jam dinding
Pukul 9 malam
Cukup lama juga Jin terlelap ya walau awalnya di harus susah payah untuk tertidur. Ia meraih handphonenya di nakas. banyak sekali pesan yang masuk dan sebagian besar dari manangernya, ya biasalah urusan pekerjaan.
Dari sekian banyak pesan yang masuk, matanya tertuju pada pesan ibunya yang masuk sekitar jam 1 siang tadi, segera dia membukanya dan benar dugaannya benar Irene telah siuman.
Tanpa berfikir apapun lagi Segera Jin berlari meraih kunci mobilnya
"Pak Cho, apa Juno sudah bangun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY (Me With My Parents) (End)
FanfictionOUR STORY (new) Appa ku worldwide handsome? yang benar saja! bagaimana bisa pria berbahu lebar itu pernah menjadi pria tertampan di dunia aku sebenarnya tak tau seberapa terkenal Eomma waktu muda dulu tapi setiap kali aku keluar rumah pasti semua be...