Part 1 《Arga》

61 6 0
                                    

Part ini ditulis oleh Eloktriyuli member Silirus Loeve
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎

《HAPPY READING》

Katakan saja, jangan kau sembunyikan

Bila diriku tak lagi di hati

Kenanglah aku pernah singgah di hatimu

Meski sekedar mengukir hatimu

Suara nyanyian dan sorakan dari arah kantin terdengar sangat bising. Jam yang masih menunjukkan waktu-waktu digelarnya kegiatan belajar mengajar tidak mematahkan semangat mereka –para pembuat onar– berhenti menyenandungkan lagu. Alih-alih menghentikan suara mereka, mereka justru semakin membesarkan volume suara mereka, seakan-akan mereka sedang berada di konser mereka sendiri. Meja kantin yang digabung menjadi satu, menjadi panggung mereka. Seakan-akan meja-meja itu adalah panggung megah dengan lampu sorot yang mengelilinginya.

Sepi hatiku, galau jiwaku

Saat kau katakan putus dengan aku

Sepi hariku tanpa dirimu

Menemani aku

Galau

 Tak hanya suara nyanyian mereka yang semakin kencang, suara sorakan juga semakin nyaring. Hal ini mengundang kedatangan seorang guru perempuan dengan rambut hitam sedikit beruban.

“ARGA!" Suara kantin yang awalnya mungkin bisa didengar hingga radius 100 meter tiba-tiba berhenti dan senyap. Semua murid yang awalnya turut andil menjadi penonton konser dadakan berlari pontang-panting, menghindari terjangan bulpoin merah dalam catatan poin mereka. 

"Kan sudah saya beritahu untuk tidak membuat keributan di sekolah? Kenapa masih aja bandel sih?”

kata Bu Tris -nama guru tersebut- diikuti dengan jeweran manis di telinga Arga.

“A–adu–aduh, Bu! Ampun, Bu!” ucap Arga kesakitan.

“Sekarang Arga, Rian, Zidan dan Adlan ikut saya ke ruang BK!” kata guru tersebut tanpa melonggarkan jeweran pada telinga Arga.

“Kok sekarang sih, Bu? 'Kan masih ada konser? Ah, Ibu mah gak asik!” bantah Arga.

“ARGA!” bentak Bu Tris.

Sudah bukan hal aneh lagi, jika Arga dan teman-temannya sering sekali mangkir di buku absen kedatangan BK. Saking seringnya, Guru mereka sampai hafal nama mereka karena selalu membuat keributan di sekolah dan berujung pada ruang BK. Mulai dari membuat konser dadakan di berbagai spot di sekolah, memecahkan jendela kelas, mematahkan pegangan pintu, hingga meledakkan AC di ruang rapat OSIS. Entahlah apa sebenarnya tujuan mereka bersekolah itu. Guru BK yang biasanya dapat memecahkan masalah pun hingga dibuat mengelus dada karena ulah mereka. 

Setelah bentakan dahsyat Bu Tris -yang sebenarnya tidak berefek apapun pada mereka- mereka berlima pun berjalan dengan santainya mengikuti Bu Tris dari belakang tanpa ada raut wajah bersalah. Catat! Tanpa ada raut wajah bersalah sedikit pun. Hingga sampai di ruang BK mereka bukannya mengaku salah namun terus saja mengelak.

“Siapa yang duluan bikin ribut di kantin?" tanya Bu Tris Jengkel.    

“Pasti kamu, kan, Arga?” Lanjut Bu Tris

Tidak ada yang menjawab. 

“Kalo ditanya orang itu jawab!”

“Siapa yang bikin ribut sih Bu? Orang cuma ngehibur temen-temen doang,” ucap Arga santai. 

Eccedentesiast (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang