Part ini ditulis oleh Rima_Amaya02 salah satu member Sirius Loeve
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎《 HAPPY READING 》
Setelah kemarin sempat drop, secara tiba-tiba Riana meminta kedua orang tuanya untuk kembali ke Indonesia tanpa memberitahu alasan yang pasti selain karena ia ingin.
Awalnya kedua orang tuanya menolak karena kondisi Riana yang bisa dikatakan belum membaik. Tapi karena Riana terus memaksa, akhirnya mereka berdua tidak bisa menolak permintaan putri kesayangannya.
Sebenarnya Riana juga tidak mengerti kenapa rasanya ia ingin sekali kembali ke Indonesia. Ia merasa jika sesuatu akan segera terjadi dan ia akan membutuhkan seseorang yang berada di sana.
Saat telah sampai di rumahnya yang dulu, tiba-tiba tetangganya mengabari jika ada seminggu setelah mereka pindah ada seorang pria yang mencari Riana. Tanpa diberitahu, Riana sudah menebak jika pria itu adalah Arga. Namun ia tidak berpendapat apa-apa.
Karena kondisinya juga yang masih kurang baik, mamanya Riana menyarankan untuk Riana mengistirahatkan tubuhnya, dan membiarkan barang-barangnya dirapikan oleh sang Mama.
Awalnya Riana ingin menolak karena bagaimanapun ia tidak bisa menyuruh mamanya untuk melakukan tugasnya. Namun karena paksaan kedua orang tuanya dan juga merasa sedikit pusing, ia terpaksa untuk mengistirahatkan badannya.
Entah sudah berapa lama gadis itu tertidur. Karena saat ia terbangun, langit sore telah berganti dengan langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang yang terang. Ia pasti sudah tidur dengan waktu yang sangat lama.
Ia sebenarnya terbangun karena rasa haus menjalar tenggorokannya. Saat ia turun dari tangga, tak sengaja ia mendengar suara kedua orang tuanya yang berbicara dengan nada yang pelan seolah tidak ingin ada yang mendengar pembicaraan mereka padahal yang tinggal di sana hanya mereka bertiga. Dengan kata lain hal ini berarti mereka ingin menyembunyikan sesuatu darinya.
Karena penasaran, akhirnya Riana memilih menguping dengan bersembunyi dibalik lemari kaca yang ada di sana. Kini ia dapat mendengar dengan jelas semua perbincangan mereka. Dan alangkah terkejutnya dia ketika mendengar kebenaran yang ia dapatkan malam ini.
"Bagaimana dengan Riana? Aku tidak mau Riana bersikap seperti orang tua kandungnya," kata Papa Riana.
"Nggak bakal, Mas. Lagian mereka nggak bakal bisa ngambil Riana karena Riana udah kita adopsi. Lagian Mas sendiri kan yang bilang kalau Riana berbeda dengan orang tua mereka," kata Mama Riana mencoba menenangkan suaminya.
Riana bingung. Sebenarnya apa yang mereka maksud? Kenapa lagi-lagi mereka melibatkan kedua orang tua kandung Riana? Apa mereka berniat mengembalikannya kepada mereka?
"Tapi kita nggak bisa mempercainya begitu aja. Kalau kamu lupa aku adalah saudaranya, meskipun tiri tapi tetap saja aku sedikit bisa mengerti keadaannya. Apalagi sikapnya yang berubah karena adanya ke salah pahaman antara kami berdua," kata Papanya mengungkapkan hubungan yang membuat Riana benar-benar terkejut.
"Mas, itu bukan alasan ia bisa bersikap sepeti itu kepada anaknya sendiri ia bahkan tega melakukan hal sakit terhadap para pegawainya dengan memberi makan tikus. Aku tidak akan banyak bicara mengani itu tapi ini masalah Riana. Ia mungkin masih sakit hati karena perlakuan Ibu dan Ayah, tapi apa kesalahannya Riana sehingga harus menerima semua itu?" kata Mama Riana sekali lagi.
Dari sini ia mulai mengerti kenapa Ayah kandungnya selalu menyakitinya. Mungkin itu merupakan pembalasan atas rasa sakit hatinya terhadap perlakuan Nenek dan Kakeknya yang terkesan selalu pilih kasih dengan putra kandungnya. Namun kenapa ia harus jadi pelampiasan?
Karena tidak tahan lagi mendengar semua yang Mama dan Papa nya katakan mengenai kebenaran yang mungkin akan membuatnya bertambah sakit hati, ia langsung bergegas naik ke kamarnya namun dengan langkah yang pelan karena tidak ingin ketahuan.
Setelah sampai di kamarnya dengan tergesa-gesa ia mencabut handphonenya setelah di charger dan mengambil tasnya tanpa melihat kembali apa yang ada di tas tersebut. Ia hanya memasukkan handphonenya dan kini tengah mencari cara agar bisa kabur tanpa ketahuan Mama dan Papanya.
Dengan susah payah dan menahan air mata yang siap menganak sungai tersebut ia mengumpulkan seprainya dan mengikat menjadi satu. Setelah itu ia langsung kaitkan pada tiang balkonnya dengan susah payah ia turun dari kamarnya menggunakan sambungan seprai tersebut.
Meskipun ada rasa takut yang menjalar dalam dirinya, namun ia tidak mempedulikannya. Karena yang ingin ia lakukan saat ini adalah pergi sejauh mungkin dari rumah. Ia tidak mengerti keinginannya, namun saat ini hanya itulah yang bisa ia pikirkan untuk menjernihkan pikirannya saat ini.
Setelah berhasil turun dengan selamat, ia langsung melarikan diri. Namun lagi-lagi niatnya tidak bisa berjalan dengan mudah karena ia harus memilih untuk memanjat tembok atau memanjat gerbang. Namun kali ini ia lebih memilih untuk memanjat tembok karena ia mengetahui jika di gerbang sudah dipasang kamera CCTV.
Setelah berhasil memanjat tembok yang tidak mudah itu bahkan ia mendapat baret di lututnya karena tidak turun dengan hati-hati. Ia kemudian berlari sekuat yang ia bisa. Setelah dirasa jauh dari tempat tinggalnya, ia memperlambat langkahnya.
Ia kemudian baru sadar, ia langsung memeriksa isi tasnya. Kali ini ia benar-benar merasa bodoh, rasanya ia ingin menangis karena kecerobohannya yang hanya membawa tas berisi uang senilai lima puluh ribu rupiah.
Riana kini benar-benar menangis. Entah karena kenyataan buruk yang terus menghampirinya. Ia benar-benar tidak tahan dengan kenyataan yang terus menimpanya.
Tiba-tiba saja sebuah nama terlintas di pikirannya. Ia langsung mengambil ponselnya dan menghubungi pria itu. Ya, siapa lagi jika bukan Arga.
Ia sadar jika ini bukan waktu yang cocok untuk menelepon seorang pria apalagi sekarang hampir tengah malam. Namun ia tidak memiliki pilihan lain lagi karena saat ini ia benar-benar membutuhkan sosok teman seperti Arga.
Dan tak lama kemudian Arga langsung menerima panggilan tersebut.
"...."
●•°•● BERSAMBUNG ●•°•●
Salam dari tim Anaphalis Javanica
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast (Complete)
Humor"Teh Iya orang Irian Jaya ya?" "Sorry, gue orang jawa asli." "Oh kirain. Soalnya separuh irian udah dimiliki sama Teh Iya." "Ha?" "Iya, atuh Teh. Separuh irian, separuh irisan hati akang." ----------- Bagaimana perasaan kalian jika di hari pertama k...