Part 6 《Godaan》

20 5 0
                                    

Part ini ditulis oleh Rima_Amaya02 salah satu member Sirius Loeve


▪︎
▪︎
▪︎

《HAPPY READING》

Terlihat tiga orang siswa yang tengah berjalan beriringan menuju gerbang, dua di antara menggerutu kesal sambil membawa tas lain yang dipegang oleh tangan satunya.

"Kemana, sih tuh anak? Udah mah bolos nggak bilang-bilang, ini juga kita disuruh bawain tas anak baru," gerutu Rian.

"Udah deh, Ri. Ngomel mulu dari tadi, nggak cape apa? Liat tuh si Adlan aja anteng meskipun bawain tas anak baru itu. Lo disuruh bawa satu tas aja ngomelnya kayak ibu-ibu arisan," kata Zidan dengan kalem. Adlan yang berjalan di samping Zidan langsung melirik ke arah Zidan yang membawa-bawa namanya.

"Nggak usah bacot lo. Mending bantuin gue bawa nih tas, gila berat banget. Ciri-ciri anak kerajinan ini mah semua buku paket dibawa." Lagi-lagi keluhan terdengar. "Eh, emang lo beneran nggak tau kemana si Arga bolos? Masa sekelas tapi nggak tahu, sih?" tanya Rian.

Arga memang sekelas dengan Zidan, berbeda dengan Rian dan Adlan yang masuk ke jurusan IPS.

"Ya kalian tahu sendiri kan kalau pagi gue bolos sama kalian, mana tahu gue kemana tuh anak bawa anak baru itu pergi, tahu-tahu udah nggak ada aja batang hidungnya. Dah lah, daripada ngomel mulu. Mendingan kita langsung ke tempatnya si Arga. Udah nggak sabar gue pengen bejek tuh anak," kata Zidan.

Setelah Zidan mengatakan hal itu, mereka langsung bergegas menggunakan motor masing-masing menuju alamat yang diberikan oleh Arga lewat SMS. Alangkah terkejutnya mereka bertiga atau mungkin lebih tepatnya Rian dan Adlan ketika melihat Arga bersama murid baru yang memang baru mereka berdua ketahui parasnya. Sedangkan Zidan yang memang sekelas tidak bereaksi berlebihan.

"Gila, lo bolos nggak ngajak-ngajak, Ga. Mana bolosnya sama bidadari cakep kayak dia lagi, beruntung banget sih lo," ceplos Rian tanpa saringan.

"Ya iya dong. Gue gitu loh," kata Arga sombong.

"Ya elah, muka kayak taplak meja aja belagu, lagian kalau dilihat-lihat, nih cewek kebagusan buat lo. Mending buat gue aja," kata Adlan sambil merapikan rambutnya bergaya seolah dia adalah bintang film tanpa melihat teman-temannya sudah berakting seolah ingin muntah.

"Idih, halu kali yah lo. Ya mana mau cewek macam bidadari kayak dia mau sama lo. Jelas-jelas di sini gue yang paling keren," kata Zidan tak mau kalah sambil merapikan kemejanya dengan gaya berlebihan.

Sedangkan Riana yang mendengar pembicaraan mereka memutar bola matanya malas, ia sebenarnya tidak tahan lagi dan ingin segera pergi meninggalkan cowok-cowok dengan tingkat keabsurd-an di atas batas normal. Namun, ia tak bisa beranjak karena tangannya dipegang erat oleh Arga.

"Please deh kalian jangan ngehalu jadi pacarnya Riana. Orang kita itu udah jadian," kata Arga tiba-tiba yang membuat mereka semua tak terkecuali Riana menatap tajam dirinya.

"Gila lo. Siapa juga yang mau jadian sama lo? Lagian kalau lo ngomong itu ngaca, lo bilang mereka ngehalu? Lah, lo apa kabar? Ngehalunya terlalu tinggi, dah lah. Daripada gue stress di sini mending gue pulang," kata Riana pedas. Kemudian dia langsung mengambil tasnya dari tangan Adlan dan berlalu begitu saja tanpa melihat tatapan melongo dari keempat cowok tersebut. Secara bersamaan, mereka membatin, "gila. Judes banget tuh cewek."

Eccedentesiast (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang