Part ini ditulis oleh lailama_02 member Sirius Loeve
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎《HAPPY READING》
Pagi ini entah mengapa cuaca seakan sedang tidak bersahabat. Awan mendung, namun tidak menunjukkan akan datangnya hujan. Suhu pagi hari yang biasanya tidak terlalu dingin pun entah mengapa hari ini menjadi sangat dingin. Hal itu membuat Arga yang sebenarnya tidak ingin berangkat ke sekolah dan melanjutkan tidurnya, menjadi terpaksa berangkat dengan jaket hitam tebalnya. Memang bukan jenis jaket yang biasanya dipakai kala musim dingin di negara subtropis, tetapi cukup tebal jika dibanding dengan jaketnya yang lain.
Berbanding terbalik dengan suasana hatinya, keadaan di sekolah sangatlah ramai. Para siswa yang biasanya akan menetap di kelasnya masing-masing dan hanya beberapa yang berada di luar untuk berbagai urusan, hari ini tampak berbeda. Banyak dari mereka berkerumun di depan kelas, seperti menunggu pembagian konsol game.
Namun, Arga tetaplah Arga. Sekali mengantuk, konsol game seharga tiga puluh juta pun tidak akan ia hiraukan. Karena menurutnya tidur adalah hal yang paling utama untuk ia lakukan.
Setelah meletakkan tasnya di laci dan memasang earphone di kedua telinganya, ia mulai menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangannya. Mungkin memang terlihat salah. Tinggal hitungan beberapa menit saja bel berbunyi, dan ia malah memilih untuk tidur. Namun, persetan apapun itu. Menurut Arga jika memang dirinya butuh tidur, mengapa ia tidak tidur saja? Sekolah 'kan rumah kedua.
Dan benar saja. Tidak perlu menunggu lama, bel berbunyi nyaring. Para siswa yang awalnya duduk bersantai di depan kelas bergerak memasuki kelas mereka masing-masing. Termasuk teman-teman Arga.
"Selamat pagi, murid-murid!" Tiba-tiba seorang guru dengan perawakan tinggi memasuki kelas mereka, 11 MIPA 4.
"Pagi, Bu!"
"Anjir! Itu yang katanya anak baru itu? Anjir kinclong amat!"
"Iya, njir! Bening banget. Udah kayak artis aja."
"Neng, namanya siapa atuh?"
"Boleh minta nomornya nggak, Cantik?"
"Anjir skincarenya apaan ya? Cantik banget sumpah!"
"Gila sih! Calon-calon primadona baru nih!"
"Iya, harus masuk nih ke gengnya si Sarah. Secara biar tuh geng makin glowing, kayak lampu 100 Watt."
Dan masih banyak lagi sahutan-sahutan dari kelas tersebut. Tak jarang juga siulan terdengar bersahut-sahutan dari para siswa cowok di kelas tersebut. Semua itu karena kedatangan seorang anak baru dengan wajah yang luar biasa cantik. Lensa matanya yang sedikit terang menandakan ia memiliki sedikit darah kaukasia. Berbeda dengan lensa matanya, kulitnya yang putih merona seakan menandakan ia juga perpaduan dari darah asia timur.
"Diam semuanya!" ucap guru tersebut dengan suara lantang, yang mana cukup berhasil membuat satu kelas diam seketika.
"Di sini saya membawa anak baru, pindahan dari Jogjakarta. Silakan perkenalkan dirimu, Nak." Si anak baru tersebut tersenyum tipis sambil mengangguk.
"Nama saya Ariana Clarista Adelweis, bisa kalian panggil Riana. Pindahan dari SMA Garda Pati Jogjakarta. Sekian," ucap gadis dengan lesung pipit tipis di pipinya yang sedikit chubby tersebut.
"Ada yang perlu ditanyakan?"
"Ada, Bu."
"Silakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast (Complete)
Humor"Teh Iya orang Irian Jaya ya?" "Sorry, gue orang jawa asli." "Oh kirain. Soalnya separuh irian udah dimiliki sama Teh Iya." "Ha?" "Iya, atuh Teh. Separuh irian, separuh irisan hati akang." ----------- Bagaimana perasaan kalian jika di hari pertama k...