Part 9 《 The Day 》

19 4 0
                                    

Part ini ditulis oleh lailama_02 salah satu member Sirius Loeve.
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎

《 HAPPY READING 》

Today is the day

Itulah kata-kata yang sejak tadi pagi berputar terus-menerus di dalam kepala Riana. Riana masih tidak percaya jika hari ini ia harus berjalan melenggak-lenggok bersama pria slengean yang tidak pernah masuk dalam kategori pria idamannya, Arga.

Arga memang memiliki tampang yang bisa dikatakan good looking. Bagaimana tidak? Wajahnya yang asia oriental, tetapi masih memiliki darah kaukasia di bagian hidungnya membuat tampangnya tidak bisa disebut jelek. Kulitnya pun walaupun tidak secerah matahari terbit, tetapi cukup bersih untuk ukuran pria seumurannya. Mungkin jika saja ia memiliki sifat yang sedikit waras dan sehat, akan banyak perempuan yang akan menyukai atau bahkan mengejarnya, termasuk Riana.

Namun sayangnya Arga adalah Arga. Siswa kelas 11 MIPA 4 dengan track record BK terbaik di sekolahnya yang menjadi pasangannya. Riana memang kurang beruntung. Dan untuk kesekian kalinya ia menghela napas berat. Hal itu membuat Arga, yang berada di sebelahnya dengan tatapan berbinar menatap ponselnya yang menampilkan foto candid Riana ketika tertawa, mengalihkan pandangannya sejenak. Alisnya menyatu, menampilkan ekspresi bingung yang jelas tertera di sana.

"Kenapa?"

Riana menoleh dan wajah Arga lah yang dilihatnya seketika itu. Mau tak mau Riana menghela napas lagi.

"Gue masih nggak nyangka aja, gue bakal jadi pasangan lo di panggung nanti," jawab Riana dengan ekspresi lesu.

Bibir Arga berkedut. "Nggak nyangka kenapa? Suka ya? Hayo ngaku!"

"Mimpi!"

"Emang."

"Serah."

"Iya."

"Hmm."

"Oke." Arga menyerah. Ia selalu kalah jika ia hanya mendapat jawaban 'hmm' dari Riana. Entahlah, rasanya hatinya terasa sedikit cenat-cenut.

"Tau nggak--"

"Nggak."

"Gue belom selesai, Cantik," tukas Arga sedikit menekan.

"Oh."

Arga membasahi bibirnya terlebih dahulu. "Kalo kamu jawab aku pake jawaban 'hmm' aja itu rasanya ninaninu hatiku."

Riana menoleh. "Ha?"

"Hatiku rasanya ninaninu," kata Arga sekali lagi.

"Ninaninu? Maksud lo apaan sih?"

"Iya, ninaninu. Cenat-cenut sampe rasanya kayak butuh pertolongan ambulan darurat yang bunyinya ninaninu," jelas Arga yang sukses membuat Riana memutar bola matanya malas.

"Serah lo."

"Emang."

"Tapi btw suara ambulan itu niuniu bukan ninaninu."

Eccedentesiast (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang