Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yaaaahh! Pegang yang kuat, Lisa!"
10 PM KST.
Rosé mulai melangkahkan kaki menuruni tangga yang dadak Lisa ambil dari gudang tadi. Gadis berponi itu menjaga keseimbangan tangga betul-betul karena kalau sampai Rosé jatuh maka dia sendiri yang akan tertimpa, kan?
"Ribet sekali kau ini, Chaeng, ngapain juga malam-malam begini kabur, sih. Tinggal nikmati saja hukumanmu itu, kau memang pantas menda-"
Tuk.
Sesuatu mendarat di wajah Lisa secara tidak sopan, seolah sengaja memotong ucapannya. Sialan. Lisa menoleh kesal pada boneka tupai di tanah yang dilemparkan tadi.
"Diam saja tidak usah banyak bicara," titah Rosé. Lagian gadis itu terlalu banyak protes sudah malam lah, dia sudah ingin tidur lah, merepotkan lah. Tidak mengerti sekali kalau perut Rosé sudah meronta-ronta minta diisi. Dia tidak akan bisa memaksakan tidur dalam keadaan perut kosong seperti orang lain. Rosé berbeda.
Hap.
"Ohhh, thank God." Rosé mendesah lega sambil membersihkan tangannya dari kotoran hitam. Lisa hanya meliriknya sinis, fokus membereskan tangga untuk dilipat kembali.
"Yahhh, ngapain kau? Bantu bereskan ini ppali," suruh Lisa karena Rosé malah merentangkan tangan sambil tersenyum tidak jelas seolah ia habis dipenjara sangat lama. Dengan muka tanpa dosa, Rosé membantu merapikan kembali tangga tadi. Senyumannya tak lepas dari wajah Lisa yang justru berkebalikan. Kesal, gloomy, sinis karena tidur cantiknya harus diganggu untuk mengurus bocah blonde ini.
"Chaeng jangan membuatku merinding." Dia sadar daritadi dengan senyuman horor Rosé. Gadis blonde itu malah tertawa melihat tatapan Lisa yang pura-pura jijik.
"Lucu saja bagaimana kau terus protes sedari aku mengirimimu pesan sampai sekarang pun wajahmu ditekuk begitu, tetapi kau tetap melakukan semua yang kupinta."
Mendengar itu, kekesalan Lisa terpecah dengan kekehannya sendiri. Iya juga, ya? Lisa baru sadar. Bahkan dia dengan repot-repot membuat bekal untuk makan malam Rosé.
"Hmmm. Harusnya aku tidak usah menurutimu, ya? Biar saja kau kelaparan di dalam sana sampai akhirnya teriak-teriak, menggedor-gedor minta Jisoo Unnie membukakan pintu. Lucu juga kalau ada drama seperti itu di dorm. Akan kurekam dan kumasukkan ke dalam 24/365 with Blackpink. "
Mereka sekarang berjalan beriringan menuju taman belakang. Tadi Lisa sudah menaruh bekal makan itu di meja taman sebelum menjemput Rapunjuldi sebelahnya ini. Gadis blonde itu tertawa karena ucapan ngawur Lisa, mengayunkan boneka tupai di tangannya.
Ah iya.
"Ambil ini."
Lisa menatap bingung pada chaeramji yang disodorkan di depannya. Melirik ekspresi sedih di wajah Rosé. "Untuk apa?"