China-Oceans and Engines

2.1K 148 142
                                    

Ini adalah outline yang udah selesai dari lama, fiksi, dan gimana pun janggalnya, gaada sedikitpun niat buat ngubah outline ini, no cause.

So, enjoy!

(Romancenya udah ga ada lagi dong, Mirk? Siapa bilang. Nih, part ini juga manis, manis-manis spicy yahud. Selamat membaca :) )

Ini awal chapter setting time waktu Chaesoo acara di China bareng Kiko Mizuhara itu lho (Yang ada video Chaesoo jalan di lorong hotel, cheng cium bahu chu sambil lihat ke arah kamera 🤭, ceritanya ini setting sebelum video itu terjadi)

Ini awal chapter setting time waktu Chaesoo acara di China bareng Kiko Mizuhara itu lho (Yang ada video Chaesoo jalan di lorong hotel, cheng cium bahu chu sambil lihat ke arah kamera 🤭, ceritanya ini setting sebelum video itu terjadi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

China,

2018.

Di kamar hotel mewah sekitaran Shanghai,

"Berhenti mondar-mandir seperti setrikaan!" Duduk di depan cermin rias menata rambut hitam cantiknya, Jisoo menegur kelakuan gadis berambut dark-blonde di belakang sana, keduanya telah berbalut piyama hotel; Rosé menggigit kuku dan berbolak-balik tidak karuan. Pantulan di cermin lama-lama membuat Jisoo risih. "Jangan nervous." Jisoo lanjut menyisir rambut, meninggalkan wujud Rosé yang menatapnya tidak percaya di cermin.

"I, am, nervous," tegas Rosé me-mocking dirinya sendiri, agar Jisoo menang saja lah. Tatapan Jisoo beralih padanya, lama, Rosé jadi menghembus napas yang tertahan di dada. "Ini acara fashion besar, wajar jika aku gugup."

"Ini acara terbesar bagiku juga, tapi aku tenang saja, tuh. Dan astaga, ini masih malam hari, Chaeyoung. Jangan overthinking, nikmati saja waktu lenggang sekarang." Jisoo selesai, perlahan menaruh sisirnya di meja.

"Right. Aku terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi." Terakhir, Rosé menghembuskan napas panjang lagi, sebelum ia bingung melihat telapak tangan yang disodorkan ke arahnya.

"Sini."

Tatapan Jisoo di cermin---dan senyum manis gadis itu ... gosh. Rosé tersipu-sipu menerima uluran tangan itu, maju selangkah mendekati si empunya; Jisoo yang membawa tangan Rosé ke depan lalu mengecupnya lembut.

Rosé ... Rosé merasa kakinya lunglai.

"Jangan mengkhawatirkan pekerjaan, apalagi saat aku berada di sisimu. Arraseo?"

"Nde." Wajah Rosé masih berpaling gugup, sementara Jisoo sengaja terus menatapnya dari cermin.

Huh, nnn, apa yang harus Rosé lakukan? Ah, uh, mungkin---

Ia meremas tangan Jisoo, sebelum malu-malu mengangkat---dan memberinya kecupan juga.

God.

Rasanya menggelikan sekali; perut mereka.

Begini kah rasanya menjadi cantik dan dimiliki oleh si cantik lagi?

𝘓𝘦𝘵 𝘪𝘵 𝘉𝘦 ࿐ ࿔(𝘤𝘩𝘢𝘦𝘴𝘰𝘰)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang