"Nnghh." Rosé melenguh ketika cahaya hangat menerpa wajahnya. Senyuman pertamanya tercipta karena pelukan intim Jisoo yang masih terlelap di belakangnya, ia pikir. Ia bergerak sedikit sambil perlahan melepas tangan Jisoo pada tubuhnya.
"Kau sudah bangun," racau Jisoo serak sambil mengeratkan pelukannya, mengurungkan niat Rosé sebelumnya. Rosé yakin gadis itu masih menutup mata.
"Aku pikir kau masih tidur," Rosé terkekeh. Ia melirik jam. Ya Tuhan sudah jam sembilan! "Unnie sudah siang, bangunlah... " suruhnya mengusap paha Jisoo.
"Ngapain cepat-cepat sih? Ayo kita tidur lagi, Sayang."
Rosé tersipu dengan ciuman Jisoo yang tiba-tiba di pipinya. "Ish, apa kau tidak mau jalan-jalan, hah?"
"Ah," Jisoo ingat kemarin Rosé mengajak mengelilingi tempat-tempat bagus di Amsterdam. "Kita jalan-jalan di sini saja, ya." Jisoo semakin memeluk Rosé posesif. Bibirnya tersenyum lebar dalam pejaman mata yang siap kembali ke alam mimpi itu.
Jisoo selalu bahagia. Momen berdua seperti ini tak pernah gagal membuat energinya kembali terisi setelah terkuras untuk konser yang tengah mereka lakukan. Biarkan seperti ini saja dulu, ia merindukan Rosénya. Mengertilah, Rosé.
"Yah, Kim Jisoo!" Rosé keluar paksa dari pelukan Jisoo dan berbalik ke arahnya. Lihatlah gadis itu kini tersenyum melebarkan tangannya, ingin dipeluk.
"Kemarilah, Chaeng. Tidak usah malu-malu jika kau ingin memelukku dari depan." Dengan terus tersenyum bodoh, Jisoo hendak merengkuh tubuh Rosé.
"Oh, ayolah, Unnie. Aku ingin jalan-jalan," pintanya sambil menarik tangan Jisoo untuk segera bangkit.
Bukan Jisoo namanya, kalau tidak jail. Ia malah menarik kencang tangan Rosé hingga keadaan berbalik. Rosé tersentak begitu ia kehilangan keseimbangan dan menindih tubuh Jisoo. Mereka belum memakai apapun sehingga membuat Rosé melotot merasakan Jisoo yang sengaja menempel dengan dirinya.
"Saranghae, Rosé," bisik Jisoo lalu menenggelamkan kepalanya di leher Rosé.
Tolong, Rosé jadi tidak bisa berpikir jernih. Ia melirik Jisoo yang memejamkan mata, tetapi bibirnya menampilkan senyum smirk khasnya.
Tuhkan dia sengaja menggodaku.
Sengaja, Rosé ingin membalas. Dia tau Jisoo sangat kelelahan. Tidak mungkin gadis itu kuat untuk bercinta lagi pagi ini, tapi dengan sok-sokan Jisoo malah menggodanya.
"Ingin bermain sebentar, Baby?"
Oh, no! Bagaimana ini, Jisoo panik. "Eh-Mmhh." Belum sempat mengatakan apapun, tangan Rosé tiba-tiba menyentuh mahkotanya dengan lembut dan memijat pelan. "Rosieee-"
"Bagaimana kalau di kamar mandi, Baby?" Rosé menghujani leher Jisoo dengan ciuman yang begitu ganas, tidak mempedulikan erangan Jisoo yang memintanya berhenti. Entahlah, tubuh Jisoo memang merupakan candu baginya. Ia mengabaikan Jisoo yang mendorong-dorong bahunya untuk berhenti. Siapa suruh menggoda?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘓𝘦𝘵 𝘪𝘵 𝘉𝘦 ࿐ ࿔(𝘤𝘩𝘢𝘦𝘴𝘰𝘰)
Romance𝘊𝘰𝘯𝘵𝘢𝘪𝘯𝘴 𝘮𝘢𝘵𝘶𝘳𝘦 𝘤𝘩𝘢𝘱𝘵𝘴, 𝘳𝘦𝘢𝘥 𝘢𝘵 𝘺𝘰𝘶𝘳 𝘰𝘸𝘯 𝘳𝘪𝘴𝘬. 🔞 ^ 𓆉 "𝑪𝒉𝒂𝒆𝒏𝒈, 𝒉𝒐𝒘 𝒊𝒇 𝒕𝒉𝒆𝒚 𝒌𝒏𝒐𝒘 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒕𝒉𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒕𝒘𝒆𝒆𝒏 𝒖𝒔?" "𝑯𝒎𝒎?" "𝑻𝒉𝒆𝒚 𝒎𝒊𝒈𝒉𝒕 𝒇𝒊𝒏𝒅 𝒐𝒖𝒕 𝒐𝒖𝒓 𝒔𝒆𝒄𝒓𝒆𝒕 �...