"Pekerjaan yang bagus, Sel. Order terbanyak dari hasil karyamu, meski kamu orang baru di sini. Imajinasimu liar, tetapi tidak ngawur," sanjung Mr. Johan pada Seila yang sibuk menyelesaikan hasil akhir komik ke-10.
Seila mengangkat wajahnya seraya berkata, "Terima kasih Mister. Ini bukan imajinasi saya Mister. Melainkan kenyataan hidup saya."
"Sejak aku mengenalmu, kamu memang perempuan unik. Kamu sebenarnya pengkomik sejati. Kamu sepertinya tak butuh script seperti pengkomik lainnya," Kemudian Mr. Johan menggeser kursi, menempatkan kursi itu tepat di depan Seila. Wajahnya yang memutih kemerah-merahan menampakkan dia sebagai orang keturunan. Konon, memang dia keturunan antara Belanda dan Sunda. Perutnya yang membuncit, membuat Mr. Johan kesulitan duduk. Puluhan kilo lemak tentunya ada di dalam perutnya. Kesuburan perutnya tak lain karena jerih payah para pengkomik yang ada di kantornya. "Sudah sepantasnya, kalau aku tidak segan untuk memperpanjang kontrak. Tapi tunggulah beberapa waktu lagi sampai aku tahu kamu masih konsisten atau tidak."
"Mister. Saya tidak pernah peduli, Mister mau memperpanjang kontrak atau tidak. Saya juga tidak peduli, Mister mau menjual ke mana gambar-gambarku. Berapapun yang terjual saya juga tidak terlalu peduli. Saya di sini hanya ingin menjual sial."
"Membuang sial maksudmu," Mr. Johan memotong.
"Bukan. Saya tidak salah ucap Mister, men-ju-al si-al. Sial saya ternyata bernilai bagi Mister. Makanya saya jual pada Mister. Lumayan, buat tambahan uang jajan," kata Seila tanpa beban.
"Kamu memang perempuan paling aneh yang pernah saya temui. Tapi masa bodohlah dengan dirimu. Apapun tentang dirimu, yang penting aku beruntung," Mr. Johan beranjak dari duduknya. "Kelihatannya memang di dunia ini selalu tercipta manusia aneh. Dan di antara orang-orang aneh itu, sebagian besarnya sukses," kata Mr. Johan sambil melangkah pergi. Tubuhnya yang terlalu gendut, membuat langkahnya terasa berat. Seluruh tubuhnya bergoyang saat berjalan.
Mr. Johan, adalah direktur perusahaan yang bergerak di bidang Art Design Grafis. Bidang garapnya meliputi periklanan, cover buku, komik, wallpaper, stiker, sablon atau apa saja yang terkait dengan desain grafis. Ada 5 komikus menjadi bagian dari mitra kerjanya, termasuk Seila. Tugas para komikus di perusahaan Mr. Johan adalah mengerjakan pesanan komik berdasarkan script yang diberikan oleh pemesan. Setelah komik itu jadi, hasilnya diberikan pada pemesan untuk mendapat persetujuan. Jika ada beberapa bagian yang harus diperbaiki, akan dikembalikan untuk dibenahi. Jika sudah dianggap sesuai, komik diserahkan pada pemesan untuk diberi nama komikus-komikus yang sudah mapan. Selanjutnya komik diperhalus melalui grafis, kemudian dicarikan ISBN-nya, dicetak untuk kemudian didistribusikan ke agen-agen komik dan toko-toko buku.
Hasil karya Seila bersanding bersama ratusan, atau bahkan ribuan komik lainnya. Akan tetapi namanya tidak pernah dikenal oleh para penikmat komik. Tapi sekali lagi, Seila tak pernah pedulikan itu. Baginya, bakatnya sebagai komikus tak lebih hanya kecelakaan. Gambar-gambar komik yang dihasilkannya tak lain visualisasi dunia lain tempat hidup Seila. Hanya saja, tak seorang pun mempercayainya, kecuali Gris. Gris sebenarnya tak mempercayainya juga, tetapi dia mencoba untuk memahaminya. Bagaimanapun Seila telah menjadi bagian dari dirinya sejak kecil. Sebenci apapun Gris pada Seila, pada akhirnya Gris akan melemah juga. Akhirnya jatuh empati juga, dan memberikan pertolongan pada Seila. Ini pula yang menjadi awal, Seila diterima Mr. Johan untuk menjadi pengkomik perusahaannya.
Awalnya begini...satu bulan sebelum Gris ke kota S untuk kuliah.
"Kamu akan kuliah, Gris. Bagaimana dengan aku? Aku tidak diterima, Gris," kata Seila sedih. Dicarinya berulang kali namanya di koran di antara ribuan nama yang berderet-deret. Nama Seila nihil. Dia gagal lulus tes masuk perguruan tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gris dan Seila
Science FictionGris, mahasiswi Universitas Nusantara dianggap memiliki kepribadian unik oleh sahabat-sahabatnya. Dia suka memberontak, tidak tertib, tidak mau diatur dan pemberani. Dari sikapnya ini memancing perseteruan dengan mahasiswa seniornya Prastowo. Perset...