Teman Kezie

2K 201 14
                                    


.
.
.

Kezz

Gue udah diluar
Kluar cepet Kezz

Cemen gaberani ijin kakak

Valya mengerutkan dahinya membaca pesan terakhir Kezie. Tapi semenit kemudian dia memasang smirknya dan turun dari motor bebek birunya.

Tok tok

Tok

"Eh Val. Kenapa pagi pagi kesini lo?"

"Jemput Kekezz"

"Sini masuk"

Valya menganggukkan kepala nya dan tersenyum pada perempuan yang sedang asik menyantap sarapannya di meja makan. Pipi Kezie memerah melihat Valya yang berdiri di ambang pintu.

"Buruan sarapannya ditungguin Val tuh"

Kezie hanya memamerkan cengir kudanya, sedang Valya masih menunggu pujaan hatinya di ambang pintu. Senyum masih tersungging di bibir pink nya. Kejadian itu berlangsung kira kira setengah abad. Fyi Kezie itu kalau makan seabad parah, nyuap nasinya per butir :). Jk gays.

***

"Val besok temenin yuk"

Ucap Kezie dengan mata tertuju ke ponselnya.

"kemana?"

Jawab Valya yang masih fokus mengendarai bebeknya. Jalanan menuju sekolah memerlukan waktu yang tidak sebentar. Karna posisi rumah mereka yang berlawanan arah. Valya harus melewati jalanan sekolah untuk keruma Kezie, dan menempuh kemacetan parah di pagi hari.

"main sama temen gue. Maukan?"

"hmm gue anter jemput lu aja ya. Jambrpa?"

Hening..

Senyap..

Hanya terdengar hiruk pikuk di jalanan. Sesekali Valya melirik spionnya yang mengarah ke wajah Kezie. Namun yang terlihat hanya pipi nya karna saat ini Kezie sedang membuang pandangannya kearah lain.

Valya menghirup napas panjang, mengeluarkannya perlahan.

"iya besok gue temenin"

Senyum itu merekah. Menular kepada si pengendara. Dan membuat Valya sadar. She fallin love again..

Memutar memorinya yang sudah terkubur lama.. Tentang dia yang pertama merebut hatinya. Dia yang ada dan mau berjuang. Dia yang berani...

---$

"maafin aku ya Rall"

Ucap Valya menyembunyikan wajahnya, seakan menatap ke inti bumi. Air matanya tak dapat lagi dibendung. Sungai di pipinya mulai deras tak terkendali. Lawan bicaranya masih tertidur di atas ranjang biru. Wajahnya damai. Masih terlihat sangat cantik.

Perlahan tapi pasti Valya memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya. Menatap dia yang kini sedang menutup mata. Sungainya masih mengalir. Rasa sesak yang dirasakan Valya seakan menguap di ruangan kecil ini.

Bestfriend or Girlfriend(?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang