Hari Sial Valya

403 38 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

----------$

"Val!"

Teriak seseorang dari arah belakang. Gadis yang. Memiliki nama tersebut menoleh ketika mendengar seseorang memanggil nama nya.

"Iya?"

"Dipanggil Bu Milla di ruang BK. Katanya bisa kesana sebentar?"

Valya hanya menganggukkan kepala nya sekilas setelah menerima informasi tersebut. Perasaan mencekam merasuki tiap inci rongga dadanya. Langkah demi langkah seakan mengeluarkan gemuruh bunyi yang mendebarkan. Entah ada apa dibalik pintu kaca itu, yang pasti sesuatu yang buruk menunggunya disana.

Kriettt

Decitan pintu ruang konseling ini sangat mengganggu. Valya berusaha menyembunyikan ketakutan serta cemas di wajahnya. Terlihat saat ini wali kelasnya -Bu Sitti- sedang duduk dibalik sebuah meja bertirai. Bu guru itu tersenyum miring seolah dia baru menemukan hal yang membuat dia merasa menang.

"Sini duduk Val depan ibu"

Valya mengernyitkan dahi seraya mencari keberadaan Bu Mila di ruangan ini.

"Bu Mila sedang keluar Val, sini ibu mau bicara samma kamu" Langkah Valya dengan mantap mendekati guru yang selama ini sangat dia hindari. Bahkan tak jarang Valya sering mengabaikan ocehan guru itu karna sepertinya Bu Sitti memang benci padanya.

Sebisa mungkin Valya tidak terlihat gugup sama sekali. Duduk di ruang BK bersama Bu Sitti entah mengapa rasanya menjadi horor.

"Ada apa bu?" Valya bertanya se sopan mungkin sembari menghilangkan ke gugupan di dadanya.

"Kamu ada hubungan apa sama murid kesayangan ibu?" Valya hanya mengernyit kan dahi nya bingung.
"Jangan sok bodoh Val! Kamu ada hubungan apa sama Kezie?!" Nada bicaranya meninggi. Jantung Valya rasanya telah jatuh kebawah terbawa arus pembuluh darah dan berputar di perutnya.

"Ibu tau apa?" Jika ada kontes acting mungkin Valya telah menjadi kandidat juara satu nya di pentas tersebut. Dia bisa sangat baik memainkan mimik wajah. Membuat wajah nya terlihat biasa saja padahal hati nya bergemuruh takut.

"Kamu tau? Se antero sekolah sudah tau tentang hubungan kamu! Saya tidak salah dari awal bilang kamu bawa pengaruh buruk ke Kezie. Karna faktanya dia anak baik Val, tidak seperti kamu. Lesbian" Bu Sitti menekan kan kata terakhir nya. Terlihat jelas pandangan Valya mulai kosong. Tidak ada yang bisa ditebak dari raut itu. Bu Sitti saja enggan menebak apa yang Valya pikirkan saat ini dengan pandangan se kosong itu.

"Kamu juga tau kan Val kalau Kezie adalah murid terbaik dengan beasiswa full? Kamu paham betul kalau Kezie murid berprestasi, apa karna dia cantik Val?" Senyum miring mulai timbul dari wajah Valya.

Plak

Tamparan telak berhasil mendarat dengan mulus di pipi Valya. Tangan besar itu membuat kepala nya sontak menoleh ke samping. Rasa perih menjalar masuk ia rasakan.

"Brengsek bisa - bisanya kamu tersenyum mengejek seperti itu pada saya Valya. Lihat saya kalau saya bicara Valya!" Valya melihat dalam ke bola mata guru itu. Ruangan BK yang kedap suara tentu tidak akan mengganggu ke ramaian di depan. Jam istirahat membuat koridor dipenuhi manusia berlalu lalang dengan tanpa ada niat di hati mereka untuk sekedar menoleh kedalam ruangan kaca ini.

"Kezie terancam putus beasiswa kalau khasus ini terdengar di telinga kepsek Val. Dan saat itu terjadi, kamu berhasil. Berhasil menjatuhkan Kezie ke dalam lubang yang sangat dalam dan gelap. Bravo Valya! Semangat karna kamu berhasil menghancurkan seseorang" Bu Sitti tertawa mengejek. Pandangan Valya saat ini lurus ke depan. Kosong. Kepalanya berputar mengitari Kezie. Omongan ibu itu benar. Kezie akan hancur.

Bestfriend or Girlfriend(?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang