Bagian 2. Leon

168 76 17
                                    

Seperti biasa, pagi itu Wiska dan keluarganya sarapan bersama di meja makan dapurnya.

"Hari ini giliran siapa yang mau anter Wiska?"

"Papah yang anter," jawab Papahnya.

"Maaf ya sayang Mamah gabisa anter soalnya ada jadwal pagi, tapi Mama yang jemput." Mamahnya mengelus kepala Wiska yang sedang makan.

"Zafran kemana, uda jam tujuh kok belom juga turun?"

"Semalem kemaleman kalik Pah pulangnya," saut Wiska dengan nada mengejek. Mamanya sibuk menyiapkan susu untuk Wiska dan Zafran sehingga tidak terlalu memperhatikan Papa Ali bicara.

"Emang Zafran pulang jam berapa?"

"Haaa, apa Pa?" tanya Mamah Sava karena sedari tadi tidak memperhatikan obrolan Wiska dan suaminya.

"Zafran pulang jam berapa?, bangunin dulu Mah nanti kesiangan lagi tuh anak!"

Mamah Sava pun menuju kamar Zafran dan membangunkannya, Zafran yang kaget dengan guyuran segayung air dari Mamahnya membuat ia langsung terbangun lalu bergegas mandi. Ia pun dengan santainya mengganti baju tanpa menghiraukan jam yang akan membuatnya terlambat ke sekolah.

"Mana Mah?" Tanya suaminya.

"Baru abis Mamah bangunin Pah, tunggu aja sebentar lagi juga turun!"

Jam besar di sudut ruangan sudah menunjukan pukul 07.15 dan Zafran belom juga turun, akhirnya Wiska bersama Papahnya berangkat duluan ke sekolah dan di ikuti Mamah Sava berangkat ke Rumah Sakit. Sebelum berangkat Mamahnya berteriak pada Zafran agar mengunci pintu dan segera berangkat, Zafran pun hanya mengiyakan dari lantai atas sembari memakai sepatu. Tak lama kemudian Zafran turun dan bergegas menuju meja makan, jatah sarapan Zafran sudah disiapkan oleh Mamahnya, ia tak memikirkan bahwa ia sudah terlambat dan masih bersikap santai seperti biasanya.

"Sarapan dulu ah telat mah bodo amat, tinggal gua alesan dikit, uda deh kelar," gumam Zafran pada diri sendiri.

Zafran pun melahap sarapannya sampai habis, kemudian menoleh jam tangan yang dipakainya sudah menunjukan pukul 07.30, dan itu adalah jam bel masuk sekolahnya, sedangkan ia masih berada dirumah. Dengan santai Zafran berjalan keluar kemudian mengunci pintu dan berangkat menaiki motor ninja hitamnya itu. Disisi lain Wiska sudah berada disekolah, jam pertamanya adalah pelajaran Matematika, Wiska dan Yana dengan serius memperhatikan Bu Tasya guru Matematika yang notabenya adalah Wali kelasnya itu sedang menerangkan di papan tulis.

***

Kota ini terkenal dengan jalanan macetnya, Zafran pun baru tiba disekolah. Sekolahnya begitu sepi karena pelajaran sudah dimulai setengah jam yang lalu, ia pun dengan santai berjalan menuju X IPA 1 yang berada di lantai dua.

"Assalamualaikum Bu, maaf saya terlambat." Dengan santainya Zafran masuk sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Waalaikumusalam, kenapa terlambat, punya jam kan?" Bu Tita bertanya dengan nada marah.

"Tadi macet Bu, ini jam saya saya pake, lagian saya kan sudah minta maaf, masa gak di maafin sih, Allah aja Maha Pemaaf loh bu." Rayu Zafran dengan cengengesan sembari menunjukan jam tangan yang dipakainya ke Bu Tita.

"Kamu ya, untung saya lagi baik. Untuk kali ini saya maafkan, tapi kamu harus tetap keruang BP istirahat pertama dan temui Bu Kiki." Guru itu melotot pada Zafran. Kemudian Zafran bergegas menuju bangkunya dan teman-temanya kini menahan tawa melihat tingkah Zafran yang begitu santai padahal baru saja terkena marah.

***

SMP Pelita, jam istirahat berbunyi seperti biasa Wiska dan Yana menuju kantin untuk mengisi perut yang sedari tadi keroncongan. Tak lama setelah mereka makan ada seorang cowo yang menghampiri mereka ber dua.

Oh Tidak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang