Bagian 26. Alhamdulillah Sah

100 28 9
                                    

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh Andra dan Wiska. Andra sampai di Jakarta sekitar pukul dua pagi dini hari, dan esok harinya sekitar pukul lima pagi Wiska pun terbang dari Jogja menuju Jakarta.

Siang itu, keluarga Andra langsung bergegas menuju kediaman keluarga Wiska untuk menentukan tanggal pernikahan dan juga acara resepsi yang akan diselenggarakan sebentar lagi.

Zafran pun sudah sedari kemarin sampai di Indonesia, berhubung ia adalah kakak satu-satunya dari Wiska maka ia akan langsung turun tangan untuk resepsi pernikahan adik kesayangannya. Pagi itu Wiska dijemput oleh Zafran di bandara dengan ditemani Robert.

"Bang Zafran." Teriak Wiska sembari melambaikan tangan, ia pun langsung berlari menuju arah Zafran dan memeluknya.

"Malu ditempat umum." Zafran berusaha melepas pelukan Wiska.

"Biarin." Wiska pun justru mempererat pelukannya.

Setelah itu mereka langsung menuju mobil dan Robert pun sudah menunggu mereka diparkiran. Beberapa menit kemudian mereka akhirnya sampai dirumah, Mamah dan Papahnya pun menyambut kehadiran putrinya dengan senyum bahagia. Wiska langsung memeluk mereka bergantian, padahal baru dua hari yang lalu kedua orang tuanya mengunjungi Wiska di Jogja.

***

Sekitar pukul satu siang Andra bersama kedua orang tuanya sampai dirumah Wiska. Keluarga Wiska menyambut mereka dengan ramah, namun Wiska masih dikamar belum selesai berdandan, hanya Papah dan Mamahnya serta Zafran lah yang menyambut mereka.

Wiska yang dandan sendiri tanpa bantuan dari siapapun ia hanya memoles wajahnya secara sederhana dengan gamis warna silver dipadu dengan kudung yang senada membuat ia justru menjadi elegan. Setelah keluarga Andra memberi salam mereka pun langsung dipersilahkan duduk, sederet hidangan sudah tersaji rapi di meja ruang tamu.

"Maaf sebelumnya, Wiska sudah berada di Jakarta atau masih di Jogja ya Om?" Tanya Andra.

"Sudah di Jakarta, tapi Om tidak tau kenapa lama sekali dia dikamar," jawab Papah Ali sembari tertawa.

"Sebentar ya, biar saya panggil dulu Wiska nya. Maklum lah wanita, pasti dandan dulu." Mama Sava tersenyum, lalu berdiri dari tempat duduknya dan beranjak menuju kamar Wiska.

Beberapa saat kemudian, akhirnya Wiska pun turun bersama Mamanya, semua mata tertuju padanya. Andra pun sempat melamun melihat Wiska, namun seketika ia sadar dan langsung menundukkan pandangannya. Wiska pun memberi salam dan mencium tangan kedua orang tua Andra.

Tanpa basa basi mereka langsung membicarakan tanggal pernikahan mereka. Setelah sepakat dengan tanggal yang diminta Wiska dan Andra mereka pun langsung menuju ke adat apa yang akan mereka pakai, Keluarga Wiska meminta perpaduan antara adat Jawa dan Sunda, karena memang Papah Wiska orang Solo dan Mamah Wiska orang Bandung.

Namun, kedua orang tua Andra kekeh akan mengusung adat Timur Tengah. Akhirnya Zafran pun menengahi permasalahan itu, ia mengusulkan agar acaranya berlangsung selama tiga hari.

"Sebelumnya Zafran mohon maaf jika sudah lancang. Bagaimana jika acaranya selama tiga hari, hari pertama khusus keluarga terdekat saja yang diundang untuk menyaksikan akad nikahnya, dan kita lakukan di masjid," saran Zafran dan semua masih memperhatikan Zafran menyampaikan pendapatnya.

"Lalu hari keduanya kita adakan acara dirumah ini, dengan adat Jawa dan Sunda. Tamunya dari semua teman Papah, kolega-kolega, teman Wiska, teman Mamah, teman saya pribadi, dan juga sodara serta kenalan keluarga kami," lanjut Zafran.

"Nah di hari ketiga, baru kita adakan resepsi di rumah keluarga Andra. Nanti semua tamu khusus dari orang yang Anda kenal. Karena jika kita adakan selama satu hari tidak mungkin akan selesai, mengingat kita semua sama-sama orang yang memiliki banyak kerabat dan juga kolega," Zafran pun menyelesaikan pendapatnya, tanpa berfikir panjang semua yang ada disana pun menyetujui saran itu.

Oh Tidak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang