Bagian 16. Hiking

60 32 4
                                    

Senin sore Wiska menunggu Zafran di halte depan sekolahnya, karena abangnya terlalu lama sekolah pun sudah sangat sepi dan Wiska sendirian di halte itu. Tak lama kemudian datanglah segerombolan laki-laki sekitar tujuh orang membawa motor dan memakai seragam SMA.

Wiska pun ketakutan, namun ia hanya diam dan tak melirik sedikitpun ke arah mereka, lalu mereka turun dari motor dan mendekat ke arah Wiska. Salah satu dari mereka menggoda, Wiska pun semakin gemetar dan hanya menunduk.

"Hay cewe, kenalan dong!" menyolek dagu Wiska, dan gadis itu seketika memalingkan wajahnya.

"Sombong banget diajak kenalan aja nolak,"

"Mau lo apa?" Wiska melotot.

"Wow santai. Gue cuma mau nomer lo kok, tapi kalo boleh cinta lo juga gak apa-apa sih," ucap ketua geng itu.

"Jangan ngarep lo ya," Wiska masih duduk di pojokan kursi itu, dan ketua geng itu menempel pada posisi Wiska duduk.

Tak lama kemudian Zafran pun datang, ia memarkirkan motor nya di pinggir jalan lalu dengan santai menghampiri mereka. Tanpa aba-aba ia langsung menendang punggung salah satu anggota geng itu hingga tergeletak. Semua yang ada disana kaget dan berdiri, Wiska pun berdiri ditempat dan melihat ke arah abangnya.

Zafran pun menghajar mereka satu persatu, hingga babak belur. Semua tergeletak tak berdaya dan hanya sisa ketua geng itu, ia sama sekali belum tersentuh oleh tangan Zafran, dengan tenang ia maju selangkah demi selangkah menghampiri Zafran.

"Zafran, panglima tempur Black Lion. Akhirnya ketemu juga." Sembari bertepuk tangan dan tersenyum mengejek. Zafran hanya diam tidak terpancing sama sekali.

"Ok juga kemampuan lo, anak buah gue gak salah cari informasi." Lelaki itu berdiri di depan wajah Zafran dan menatap tajam matanya.

"Mau lo apa?" Zafran masih dengan nada santainya dengan agak tersenyum.

"Gue denger-denger tuh cewe adik lo. Boleh juga, cantik sih tapi body nya kurang menggoda." Lelaki itu melirik ke arah Wiska, tanpa basa basi Zafran langsung mendaratkan sebuah pukulan dimata sebelah kanannya dan laki-laki itupun sempoyongan namun masih sanggup untuk kembali berdiri.

Setelah itu, baku hantam tak bisa dihindarkan, mereka saling pukul hingga laki-laki itu tergeletak. Zafran pun menginjak bagian perutnya dan mengancamnya.

"Sekali lagi lo ganggu adik gue, jangan harap lo pulang masih bawa nyawa." Zafran pun langsung bergegas menuju Wiska dan menuntun tangannya untuk menuju motor. Setelah itu mereka pulang dan tujuh laki-laki tadi masih tergeletak karena kesakitan.

***

Sesampainya dirumah Zafran langsung memberi tahu kejadian itu pada Leon, bahwasanya geng SMA Garuda baru saja mengganggu Wiska di halte. Leon pun yang mengenali ketua geng itu langsung menghampirinya bersama empat kawannya.

Tanpa basa basi Leon langsung menuju markas mereka, disana terlihat sangat rame, mereka ber tujuh yang baru saja di hajar oleh Zafran sekarang berada disana untuk di obati oleh teman-teman mereka. Pintu markas itu tidak tertutup sehingga Leon langsung menerobos masuk.

"Jadi lo yang ganggu adik bang Zafran?" Leon menendang kursi di depannya, mereka langsung menghentikan aktifitas dan menoleh ke arah Leon.

"Leon," Ucap Aldof, ketua geng itu.

"Nyali lo gede juga sampai berani sama bang Zafran." Leon tertawa sinis.

"Gara-gara dia Shecil mutusin gue," Aldof pun tanpa basa basi langsung berterus terang, karena memang Aldof masih bersodara dengan Leon dan Leon mengetahui semua tentang kehidupan Aldof.

Oh Tidak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang