Bagian 14. Camping

67 37 0
                                    

Satu bulan telah berlalu, Wiska semakin dekat dengan Leon. Tak jarang mereka sering pergi bersama dan menghabiskan hari-hari bersama, bahkan sudah sebulan ini setiap pulang sekolah Wiska selalu di jemput oleh Leon.

Hari sabtu ini Leon mengajak Wiska ke Bandung untuk camping di salah satu dataran tinggi di sana bersama empat kawannya itu. Kali ini Wiska tidak sendiri, ia ditemani Yana sahabatnya, jadi mereka pergi ber tujuh. Wiska pun diberi ijin oleh orang tuanya, dan Zafran pun tidak keberatan sewaktu Leon meminta ijin langsung kepadanya. Dengan menyewa sebuah travel akhirnya mereka berangkat pagi itu, dan berencana pulang pada minggu sore.

Sesampainya disana mereka harus berjalan cukup lama untuk mencapai spot yang akan mereka gunakan untuk mendirikan tenda. Yana dan Wiska mulai kelelahan karena ransel yang mereka bawa cukup berat.

"Eon capek," Wiska menahan tangan Leon agar berhenti.

"Yaudah kita istirahat dulu!" Leon mengambil ransel dari punggung Wiska, Arfan yang belum berpengalaman mendekati wanita ia hanya menirukan setiap hal-hal kecil yang Leon lakukan pada Wiska, kemudian ia menerapkan hal yang sama pada Yana.

Setelah istirahat beberapa saat mereka melanjutkan perjalanan, Gery, Rasya dan Reno yang tidak berhenti bercanda membuat suasana menjadi asik. Wiska menggandeng tangan Leon sepanjang perjalanan.

"Eh onta Jepang, mentang-mentang ada yang gandeng jalan lo cepet amat sih, berhenti dulu kenapa?" ucap Rasya mengejek Leon.

"Tuh ada Yana, gandeng aja!" ucap Leon sembari melirik Arfan, Arfan pun wajahnya seketika terlihat marah.

"Jangan Ras, nanti tukang sikat patung pancoran kepalanya langsung keluar asapnya lagi. Wow takut," Geri beranjak duduk.

"Siapa kak?" tanya Yana.

"Udah-udah apaan sih, gak lucu." Arfan berbaring dengan berbantal ransel yang dibawanya kemudian memejamkan mata, mereka semua tertawa namun Yana justru kebingungan dengan keanehan mereka semua.

Akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat lagi, Wiska bersandar di bahu Leon di bawah pohon yang cukup rindang itu. Mereka melepas penat dengan candaan yang sering mereka lakukan. Semisal dengan omongan yang begitu nyleneh dan juga tingkah kekanak-kanakannya yang konyol itu.

Setelah beberapa saat istirahat dan rasa capek itu sudah hilang mereka langsung bergegas melanjutkan perjalanan mereka yang sebentar lagi sampai.

Sesampainya disana mereka langsung memilih tempat yang masih kosong untuk mendirikan dua tenda, karena memang tempatnya yang sudah ramai dipenuhi para wisatawan yang ingin menginap disana. Setelah mendapat tempat yang cocok mereka kemudian memasang tenda itu, satu tenda untuk Wiska dan Yana, lalu satu tenda lagi untuk mereka ber lima. Tak lupa Leon membawa gitar legend-nya itu.

Waktu sudah beranjak sore dan sunset pun terpancar indah di depan mata mereka.

"Keren Eon, gue baru pertama kali naik gunung," ucap Wiska.

"Ini mah belom seberapa Wis, nanti kalau libur sekolah gue ajak ke Mahameru," sergah Leon.

"Mahameru tuh tempat kayak gini juga Eon?" kepolosan Wiska membuat Leon tertawa.

"Masa lo ga tau sih, itu puncak tertinggi di Pulau Jawa, dan kalau kita sampai di puncaknya kita berarti udah lebih tinggi dari awan,"

"Mau, ajakin!" Wiska mulai bermanja pada Leon, dan Leon mengangguk sembari tersenyum.

Senja pun mulai meredup, dan mereka beranjak ke tenda. Yana yang sudah menyiapkan beberapa makanan langsung diserbu oleh mereka semua. Saling suap menyuap antara mereka membuat suasana sangat asik, dan mereka makan dengan satu tempat hingga sangat riweh karena saling berebut.

Oh Tidak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang