Bagian 25. Lamaran

77 22 0
                                    

Tak terasa inilah hari yang mereka tunggu-tunggu, Andra beserta kedua orang tuanya mendatangi rumah Wiska. Mereka menyambut keluarga Andra dengan ramah. Pak KH. Husain Alhafis dan Ibu H. Aisya Syafira selaku orang tua dari Andra menyampaikan niat baik mereka untuk yan kedua kalinya.

"Saya selaku Ayah dari Andra ingin bertanya kepada Ananda Wiska, apakah anda bersedia untuk menjadi pendamping hidup anak lelaki saya satu-satunya, Bilandra Hazka Alhafis?" ucap Papa Andra.

"Bismillah, saya bersedia," dengan sangat mantap Wiska menjawab pertanyaan itu, membuat dua keluarga yang berada disana tersenyum bahagia.

"Alhamdulillah," mereka semua serentak mengucapkan kalimat itu.

Wiska dan Andra sama-sama tersipu malu, kemudian sesekali mereka saling melirik satu sama lain, namun Andra tetap menundukkan pandanganya.

Kemudian mereka langsung membicarakan kapan pernikahannya akan digelar. Zafran memberi masukan agar acara itu diselenggarakan setelah Wiska dan Andra lulus dari jenjang S1. Mengingat Andra yang masih harus melanjutkan kuliahnya di Mesir dan juga Wiska yang harus tetap tinggal di Jogja untuk menyelesaikan studinya. Mereka semua pun setuju dengan usulan Zafran.

Setelah hari itu semua kembali ke aktifitas masing-masing, Andra kembali ke Mesir dan Wiska pun pulang ke Jogja. Sedangkan Zafran ia akan mengunjungi Leon ke Australia sebelum ia balik ke Amerika, karena Zafran tidak ingin menceritakan masalah ini lewat telepon ia ingin langsung saja karena mungkin Leon akan kaget atau justru akan berbuat di luar dugaan jika mengetahui kabar ini.

"Eon, jemput gue sekarang di bandara deket apartemen lo!"

"Mendadak banget bang, ada apa?" Leon kaget.

"Uda buruan jemput dulu, nih gue risih di mintain nomer hp sama cewe-cewe Australi. Mana seksi-seksi lagi, lo tau kan gue gak suka sama yang ginian?" Zafran hanya melucu agar Leon tidak curiga.

"Buruan gak pakai lama!" Zafran pun lngsung mematikan teleponnya sebelum Leon kembali bertanya.

***

Tak lama setelah itu Leon sampai di bandara dan langsung memeluk Zafran yang berdiri di luar dan masih fokus dengan ponselnya, Zafran terkejut dengan kehadiran Leon yang entah kapan munculnya.

Setelah itu ia meminta agar dibawa kerumah Leon, Leon pun langsung mengajak Zafran menuju rumahnya. Setelah mengobrol panjang lebar Zafran pun mulai menceritakan tujuannya kesini, Zafran menceritakan masalah itu dari awal hingga akhir tanpa ada yang ia tutupi.

Selama Zafran bercerita Leon pun hanya diam dengan linangan air mata di seluruh pipinya, hingga bajunya pun mulai basah karena ia gunakan untuk mengelap. Zafran pun sebenarnya tidak tega dengan keadaan Leon saat ini, namun inilah kenyataanya.

Seorang Leon pun hingga pingsan karena sudah sangat lama menangis, Zafran pun panik. Setelah diberi minyak angin pada hidungnya, Leon pun tersadar. Zafran pun memutuskan untuk menginap satu malam disana, ia khawatir dengan keadaan Leon.

Zafran menasehati Leon hingga kehabisan kata-kata, ia takut Leon akan nekat melakukan hal yang menyakiti dirinya sendiri. Zafran langsung menghubungi Wiska dan menceritakan semuanya, disisi lain Wiska menangis mendengar keadaan Leon.

Zafran masih berusaha menenangkan Leon, pelan-pelan Leon mulai mengikhlaskannya meskipun di hatinya nama Wiska lah yang masih menjadi ratu yang sangat ia cintai.

***

Pagi itu Zafran akan kembali ke Amerika, Leon pun mengantarnya ke bandara dengan keadaan mata yang sembab, ia semalam tidak bisa tidur karena terus memikirkan Wiska. Sesampainya di bandara Zafran langsung berpamitan pada Leon.

"Jaga diri baik-baik. Jangan sampai lo sakiti diri lo sendiri!" menepuk pundak Leon, Leon hanya menunduk.

"Lo itu perfect, banyak wanita diluar sana yang suka sama lo. Lupain adik gue, gue yakin lo bakal dapetin yang lebih baik!" Zafran merangkul Leon yang terlihat akan menangis.

"Sampai kapan pun lo tetep akan jadi adik gue, gue harap lo dengerin apa kata gue! Paham?" Zafran menatap mata Leon dan Leon mengangguk.

"See you next time." Kemudian Zafran berjalan meninggalkan Leon.

"Thanks bang," ucap Leon Lirih namun masih terdengar di telinga Zafran, Zafran hanya tersenyum sembari melanjutkan langkahnya.

Kepergian Zafran membuat Leon merasa terpukul, ia merasa sendirian tidak punya siapa-siapa. Leon langsung bergegas menuju apartemennya dengan kecepatan tinggi, dan sesampainya dirumah ia langsung lemas di tempat tidurnya.

Disisi lain Wiska semalam tidak bisa tidur karena memikirkan perasaan Leon, ia tidak ingin kehilangan sosok Leon di hatinya namun ia juga sangat mencintai Andra.

Wiska memilih untuk tidak menghubungi Leon karena Zafran melarangnya untuk sementara, agar keadaan Leon tidak semakin memburuk. Wiska pun tidak memberitahu Andra tentang masalah ini, ia tidak ingin Andra mengubah fikirannya untuk menghalalkan Wiska.

***

Hari, bulan bahkan taun kini sudah berlalu, Wiska dan Andra menjalin ta'aruf namun jarak mereka sangat jauh. Disisi lain Leon masih saja mengharapkan Wiska, ia belum mampu membuka hatinya untuk wanita lain.

Zafran yang baru selesai menempuh S2 nya di London, hingga saat ini masih juga belum menemukan sosok yang mampu mengisi hatinya yang kosong, bahkan lelaki itu masih mau melanjutkan S3 nya disana. Dan parahnya lagi, seorang Zafran belum pernah merasakan yang namanya pacaran.

***

Vino yang sudah lulus S1 ia sekarang kembali ke rumahnya yang berada di Jakarta, tak disangka ternyata ia sudah menikah dengan seorang wanita keturunan Tiongkok dua bulan yang lalu. Saat ini Vino dan istrinya tinggal dirumah keluarga Vino yang letaknya tak jauh dari rumah keluarga Wiska.

Arfan, Reno, Rasya dan Gery mereka semua pun kembali ke Jakarta, meskipun mereka tidak satu kerjaan tapi mereka tetap sering kumpul seperti semasa SMA, ya tentu saja tanpa kehadiran seorang Leon. Leon sibuk dengan S2 nya di Jerman, ia memilih untuk berkumpul bersama keluarganya disana.

Yana sekarang sedang menempuh semester terakhir seperti apa yang sedang dijalani Wiska, mereka masih sering berkirim kabar, bahkan saat Wiska ke Jakarta mereka tidak pernah melewatkan untuk bertemu.

Shecil dan Loli masih sering menghubungi Zafran meskipun Zafran tidak pernah merespon cinta mereka sama sekali. Aldi mantan pertama Wiska berencana akan masuk militer dan akan mengikuti jejak ayahnya menjadi pelindung negara.

Sedangkan Farel, kini ia masih kuliah sembari bekerja di perusahan yang kebetulan adalah milik Papah Wiska.

Fahri sahabat Zafran, ia menjadi polisi dan sekarang sudah memiliki seorang putri cantik yang sudah berusia satu tahun. Dan Wiska sebentar lagi menyelesaikan pendidikan S1 nya dan akan menikah dengan Andra, laki-laki yang melamarnya kala itu.

Bil_azkahafis
Assalamualaikum Wis.

Wiska_queen
Waalaikumusalam.

Bil_azkahafis
Lima bulan lagi aku akan balik ke Jakarta, kita segera dipertemukan kembali.

Wiska_queen
Iya Ndra, aku juga udah menantikan ini dari dulu. Akhirnya sebentar lagi kita lulus.

Bil_azkahafis
Aku ada kelas sehabis ini, udah dulu ya Wis. Wassalamualaikum.

Wiska_queen
Waalaikumusalam.

Meskipun hanya sebuah pesan singkat namun dengan hal sekecil itu hati Wiska pun sangat berbunga-bunga, ia tidak sabar menunggu calon suaminya menghalalkan hubungan mereka.

Orang tua Andra pun sudah menyiapkan rumah untuk mereka di Jakarta sebagai hadian pernikahannya. Berbeda dengan Papah Wiska,sebagai hadiah pernikahannya putrinya ia akan memberikan sebuah perusahaan miliknya yang saat ini dipimpin oleh temannya, dan jika Wiska sudah menikah dengan Andra makan Andra lah yang akan menjadi pemimpin di perusahaan itu.

Oh Tidak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang