Bagian 20. Amerika

67 33 4
                                    

Masa SMA Wiska tidak ada kisah cinta sama sekali, ia memutuskan untuk fakum dari dunia cinta dan menyibukkan melakukan aktifitas sekolahnya, ia sering mengikuti turnamen bola Volly.

Wiska juga sering tampil dia acara-acara panggung sebagi seorang dance, ia sibuk dengan jabatan bendahara di organisasi Rohani Islam dan ia saat ini di pilih sebagai kandidat Ketua OSIS melawan dua siswa laki-laki dan seorang siswi perempuan.

Wiska sibuk menyiapkan apa program kerja kedepannya, ia sibuk dengan semua yang menyangkut tentang sekolahnya sampai-sampai ia menghiraukan semua laki-laki yang berusaha ingin menjadi pacarnya.

Sekarang ia sudah kelas sebelas, Leon yang sekarang kelas dua belas sebentar lagi akan lulus dan meninggalkan Wiska disekolah itu. Leon rencananya akan melanjutkan sekolah ke Australia, karena itu adalah keinginannya sejak dulu.

Disisi lain, Vino sekarang sudah menjadi seorang mahasiswa di slaah satu Universitas di Singapura, karena keluarganya pindah dan menetap disana.

Zafran yang memasuki semester 4 ia akan segera pindah karena diminta oleh salah satu dosen kampusnya untuk memperdalam ilmunya di Amerika, karena memang Zafran sangat smart.

Kecerdasannya sudah terlihat sejak ia masih kecil namun ketika sekolah SMP dan SMA ia tidak pernah belajar dan menurutnya sekolah hanyalah untuk main-main, tapi setelah kuliah ia membuktikan pada semua bahwa ia tidak hanya modal tampang namun juga memiliki otak yang bisa untuk dibanggakan. Bahkan Zafran sudah berencana akan melanjutkan S2 nya di London.

Wiska sebentar lagi akan ditinggal oleh orang-orang yang ia sayang, iapun tidak melarang mereka untuk pergi karena semua demi kebaikan. Wiska menerima keputusan mereka dengan lapang dada.

***

Masa SMA Wiska pun hanya biasa-biasa saja, ia terlalu sibuk dengan kegiatan sekolah dan juga kegiatan bela diri rutin ketika sore hari. Ia tidak sempat untuk melirik laki-laki apalagi sampai menjadikannya pacar. Ia sudah berjanji bahwa tidak akan pacaran lagi, ia ingin suatu saat akan ada laki-laki yang menghalalkannya ketika waktunya sudah tepat.

Ia sekarang menjabat menjadi sekretaris di organisasi OSIS sekolahnya, membuatnya sangat sibuk dengan berbagai acara. Ia pun sekarang jarang bersama dengan Leon, Wiska pun sekarang memiliki banyak teman.

Yang dulu sempat membencinya sekarang mereka kagum dengan kerja keras Wiska yang selalu membanggakan sekolah di ajang-ajang perlombaan. Wiska menjadi lebih dikenal oleh murid-murid disana, beruntungnya seorang Wiska yang lahir dalam keluarga berkecukupan, dikelilingi orang-orang yang begitu sayang dan mempunyai kehidupan yang indah.

"Bang Zafran kapan berangkat ke Amerika?" Gadis itu kini memeluk abangnya yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Masih satu bulan lagi kok." Mengelus rambut Wiska.

"Yah jadi sepi dong, terus Wiska berantemnya sama siapa?"

"Itu ada Mas Robert. Ajak berantem aja!" Zafran tertawa memandangi Robert yang berjalan menuju dapur.

"Apa Zaf? Lo manggil gue?" Robert menoleh pada Zafran.

"Ngga Mas, nih si manja bingung kalo gua pergi mau ngajak berantem siapa. Trus gue saranin aja suruh berantem sama lo,"

"Apa sih lo bang, ga jelas deh." Memandangi Zafran sembari menyingkirkan tangan jail Zafran yang sedari tadi merusak tatanan rambut kerlinya.

***

Sebulan telah berlalu, malam ini adalah malam terakhir Zafran di Indonesia karena besok pagi akan berangkat menuju Amerika. Sedari tadi pagi sampai malam Wiska tidak berhenti menangis, kebetulan hari ini hari sabtu jadi Wiska libur. Ia seharian hanya menangis dikamar abangnya, ia melihat Zafran yang sibuk membereskan perlengkapan untuk kuliah disana.

Oh Tidak (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang