:: Enam

994 169 18
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

Suara pelan langkah kaki dapat mengubah arah pandang Seohyun. Mata itu kini menangkap kedua sahabatnya. Beranjak mendekat menghampiri. Seohyun tersenyum tipis. Senyum kaku yang penuh beban akibat perbuatan seorang pria terhadapnya.

"Aku baik-baik saja," ucap Seohyun mencoba menenangkan. Meski dirinya sendiri hampir gila dipermainkan oleh keadaan, namun Seohyun tidak kuasa melihat raut khawatir di wajah Yoona dan Jessica.

"Aku tidak percaya ini terjadi..." Jessica menunduk. Menahan kesedihan yang semakin sulit untuk diabaikan.

Yoona mengelus lembut punggung itu. Memandang Seohyun tenang dan damai. Ia tidak harus menambah beban sahabatnya.

Seohyun membutuhkan dukungan bukan kecemasan.

"Kau tidak perlu datang. Hal menjijikkan itu tidak perlu terjadi." Yoona berucap tegas. Seohyun hanya mengangguk mengiyakan. Sebuah anggukan yang terlihat tidak meyakinkan. Dia ingin sekali mangkir, namun dia tidak ingin menjadi seorang pengecut.



Minho dan Jonghyun saling berpandangan. Apa yang sebenarnya tengah direncanakan Kyuhyun? Dan inikah tujuan pria itu mengajak mereka bermain basket akhir-akhir ini?

"Kyuhyun menyukai gadis itu?" tanya Jonghyun serius pada Minho. Sang sahabat hanya mengedikkan bahu tidak tahu.

"Aku belum pernah melihat Kyuhyun memperhatikan mahasiswi dari golongan sosial itu. Tapi melihat Kyuhyun menciumnya, pertanyaanmu bisa jadi benar." Minho menjawab seadanya. Yang ia tahu, Kyuhyun tidak pernah memulai permainan skinship dalam jenis apapun. Biasanya para wanita yang akan mengumpankan diri. Itupun Kyuhyun akan banyak menghindar jika yang ingin dijamah bibirnya.

Saat mata mereka telah menemukan keberadaan sang sahabat, kedua pasang kaki itu mulai bergerak dipercepat. Menghentikan langkah yang tetap berpacu meskipun keduanya telah memanggil nama Kyuhyun beberapa kali.

"Kau merencanakan sesuatu?" Jonghyun mencoba menghentikan pergerakan Kyuhyun. Namun pria itu tetap dengan santai mengeluarkan smirk-nya. Menatap Jonghyun dan Minho dengan pandangan dingin.

"Kalian akan tahu nanti."

"Gadis baik-baik bukan permainan yang menarik. Apalagi dari golongan sosial, cukup takdir saja yang membuatnya susah. Kita jangan." Minho mencoba memperingatkan. Seperti yang selalu mereka lakukan.

Kyuhyun kembali memandang kedua sahabatnya, datar. Aura apatis Kyuhyun semakin meningkat. Hal yang selama ini coba dikontrol pria tersebut.

"Penipu bukan orang baik-baik. Dan tidak sedikit golongan sosial hanya sekedar status."

"Maksudmu?" Jonghyun dan Minho semakin dibuat tidak mengerti. Rasa-rasanya, Kyuhyun tahu lebih banyak tentang gadis tadi.

"Dia tidak membuat masalah dengan kita." Minho kembali mengingatkan.

Behind The Love LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang