:: Tigapuluhsatu END

1K 130 40
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

Kyuhyun yang sudah beranjak akan meninggalkan ruangan dapur, seketika terhenti. Tanpa berbalik, pria itu mendengarkan ucapan Yuri.

"Aku melakukan semua itu karena harus operasi di Kanada. Penyakitku membuatku takut. Persentase keberhasilan tidak sampai setengah nyawa. Aku hanya tidak mau... jika operasiku gagal, masih meninggalkanmu dengan hubungan kita. Aku tidak sanggup membayangkan bagaimana keadaanmu nanti. Kesedihan yang ada hanya akan membuatku tidak tenang di surga."

Yuri menghela napas panjang. Sedangkan Kyuhyun mulai membeku di antara pijakan kakinya. Tubuh itu melemah. Pandangannya berubah kosong.

"Tapi dengan kebencianmu yang melebihi perkiraanku, aku lebih tidak tenang. Aku berusaha keras berjuang untuk bisa kembali dan meminta maaf. Menjelaskan semuanya. Dan berharap, cinta itu masih ada. Untukku. Karena hati ini, tetap sama seperti awal kita bertemu. Milikmu." Yuri mengambil napas sedalam-dalamnya.

"Sekarang, aku kembali. Semua perjuanganku hanya untuk kembali padamu, Kyu."

Yuri berdiri. Menempatkan tubuhnya lebih dekat dengan Kyuhyun. Membiarkan pria itu berbalik untuk menghadapnya.

"Kita belum mengungkapkan kata perpisahan Kyu. Kita masih menjadi kekasih hingga saat ini."

Kyuhyun diam. Dia hanya melihat lekat netra yang dulu sangat dia favoritkan. Netra yang dulu begitu ia elu-elukan hingga selalu berhasil membuatnya terpesona.

Selama lima menit, ia mencari hal itu.

Namun nihil. Dia tidak lagi mendapati rasa indah seperti beberapa tahun silam. Membuat Kyuhyun semakin yakin, tidak ada lagi rasa memuja. Hatinya normal. Detak jantungnya tidak menggebu-nggebu. Dan... darahnya tidak berdesir seperti sedang kasmaran. Perasaan itu sudah hilang.

Mungkin, rasa yang beberapa tahun terakhir ia rasakan hanya sebagian kecil sisa masa lalu. Tidak akan bertahan lama. Atau sekedar ilusi yang ia ciptakan sendiri karena mereka memang belum sama-sama menyelesaikan masalah ini dengan baik.

Awalnya, Kyuhyun merasa jika jiwanya tetap akan merayu, meminta serpihan hubungan bersama Yuri yang mungkin bisa diperjuangkan lagi. Namun, Kyuhyun sudah membuktikan hal itu. Keinginan yang beberapa hari ini sempat menyelip di sekat-sekat perasaannya, ternyata hanya sebuah keinginan semu. Keinginan yang sama sekali tidak ia harapkan dapat terjadi nyata.

Hatinya sudah berubah. Dia saja yang terlalu bodoh karena tidak peka dalam meraba perasaan sendiri. Ada nama lain yang menggeser posisi Yuri dalam hidupnya sejak pertama kali mereka bertemu. Seseorang yang menguatkan hatinya. Seseorang yang dengan tulus mau menutup lukanya. Seseorang yang menghilangkan tetesan kesakitan karena memori-memori mengerikan di waktu lampau.

"Seohyun hamil. Dia mengandung anakku," ucap Kyuhyun di tengah keheningan.

Dia bisa melihat keterkejutan dalam diri semampai Yuri. Wanita itu menggeleng kuat.

Behind The Love LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang