:: Sebelas

956 146 21
                                    

🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁

Seohyun berlari melewati lorong-lorong mewah di sebuah bangunan pencakar langit. Kantor yang hakekatnya adalah anak perusahaan terbesar Seo Grup—Pyrus Corp—ini, resmi dipimpin oleh sang ayah.

Sesekali gadis itu harus merelakan senyum sebagai balasan sapaan para karyawan dan pegawai meskipun tampak kaku dan terburu-buru.

Ini adalah kali kedua Seohyun berani menginjakkan kaki di perusahaan setelah dulu saat SMA dipaksa ayahnya untuk memperkenalkan diri sebagai kandidat pengganti pasca meninggalnya sang ibu.


Seohyun tampak terkejut saat menemukan keberadaan pria yang sebelum ini ia jumpai di depan apartemen Kyuhyun. Ketika mencoba abai dan terus berjalan keluar area pemakaman, pria itu dengan berani menghentikannya. Berizin sebentar meminta waktu untuk berbincang. Seohyun sudah menolak mati-matian, namun pria itu tetap kekeuh hingga akhirnya mereka berada di sebuah cafe terdekat.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

Jonghyun menatap Seohyun lembut, kemudian menghembuskan napas panjang, memulai niatnya dalam berucap.

"Entah harus percaya atau tidak jika kau yang menginginkan keadaan ini. Tapi... kejadian itu cukup membuatmu terikat dengan Kyuhyun."

Seohyun diam. Pandangannya teralih memandang sekitar, menghindari tatapan netra yang tertuju lurus padanya. Harusnya dia tahu, topik apa yang akan dibahas. Seohyun semakin menyesal telah memberi kesempatan obrolan tidak bermutu ini.

"Seohyun~ah"

"Sepertinya, dasar pemikiran kita berbeda. Dengan kejadian ini, aku anggap hutangku lunas. Jadi, aku tidak mempunyai urusan apapun lagi dengan dia. Khususnya atas kekalahanku." Seohyun memotong dengan ucapan datar, tanpa bersusah payah melihat raut wajah Jonghyun sebagai gambaran reaksi yang disuguhkan.

"Kau tidak mengenal Kyuhyun. Dan kau juga tidak tahu apa tujuan Kyuhyun bermain-main denganmu."

"Jika tujuannya ingin menjatuhkanku atau mempermalukanku, bukankah sudah terealisasi? Permainan ini selesai." Seohyun kembali berucap.

Dijatuhkan atau dipermalukan sudah menjadi hal biasa selama dua puluh tahun hidupnya. Jadi, jika Kyuhyun berniat seperti itu, Seohyun rasa, dia dapat melaluinya dengan baik.

Yang perlu diketahui adalah tidak ada masalah besar selain mengecapnya sebagai seorang pengecut. Hal itu seolah-olah membenarkan ucapan sang bibi. Dan Seohyun tidak suka. Dia tidak rela.

Jonghyun terdiam. Pria itu tidak tahu harus berkata apa. Ia bingung dengan pemikiran Seohyun yang sama sekali tidak menyesali keputusan tersebut.

"Sayangnya, kau salah. Bukan itu tujuan Kyuhyun. Tapi karena kau sudah andil dalam permainan Kyuhyun. Aku harap, kau mau menyelesaikannya sampai akhir." Jonghyun mulai beranjak. Membiarkan Seohyun yang masih terdiam mencerna perkataannya.

Behind The Love LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang