30

915 119 2
                                    

"Pagi, ibu pelayan."

"Pagi juga, Tuan Ody."

"Ini sarapan untuk Om Pandawa ya?"

"Iya, tuan. Yaahh, semoga saja Tuan Pandawa menyukainya."

"Memangnya Om Panda itu pemilih ya, ibu pelayan?"

"Tuan Pandawa itu sangat pemilih. Dia lebih baik tidak makan, daripada harus memaksa makan makanan yang tidak disukainya."

"Hari ini kita kedatangan orang baru lagi ya, Bu Yati."

"Yahh, begitulah Mas Gerald. Saya cuma kasihan sama Tuan Pandawa. Kalau semua orang tidak cocok dengannya, bagaimana dia bisa bertahan untuk ke depannya."

"Coba aku aja deh, bu pelayan."

"Aduh tuan, jangan. Nanti takutnya Tuan Ody ditendang dan dipukul."

"Tenang aja. Kalau Om Panda berani mukul aku, aku pukul aja gantian!"

"Tuan Cloudy yakin?"

"Yakin, Om Gerald."

Dengan dibantu Om Gerald membawa kereta makanan, aku ke paviliunnya Om Panda.

"Eehh-ehh, mau kemana?"

"Mau merawat pasien khusus."

"Enggak ada!" Om Rama menghalangi jalanku. "Pasien khusus apanya?! Itu bukan tugas kamu!"

"Om Panda itu juga cucunya kakek, Om Rama. Memangnya kenapa? Ngiri ya? Om Rama mau aku suapin juga?"

"Yaa ---"

"Yasudah, kalau mau aku rawat dan suapin -- Om Rama jatuh dulu dari kuda terus lumpuh. Nanti aku perhatiin dengan penuh kasih sayang deh."

"Pfffttsss --- dengerin tuh!" Kak Nino keluar dari kamarnya dengan membawa sebuah tas jinjing besar. "Sini aku bantu patahin kakinya. Mau yang kiri apa kanan?"

"Anak sialan!"

Aku sama Om Gerald cuma ketawa aja lihat Om Rama yang lagi mengejar Kak Nino sampai ke depan.

Tok-Tok

Om Gerald mengetuk pintu paviliun Om Panda. Lalu dia mendorongnya pelan dan hati-hati sekali.

"Sepertinya Tuan Pandawa masih tidur."

"Aku juga sudah tahu, om."

"Tuan Ody yakin?"

"Iya. Om Gerald keluar aja. Nanti  kalau aku butuh sesuatu, aku panggil."

Aku sama Om Gerald jadi bisik-bisik begini.

Sepeninggalan Om Gerald, aku mendekati Om Panda yang memang sepertinya masih tertidur pulas. Aku ke kamar mandinya, menyiapkan air hangat untuknya mandi.

Sssrrrsshhh...!

Ternyata Om Panda itu tipe pria yang suka merawat diri juga. Buktinya aja, sabun dan krim perawatan wajahnya itu, gak kalah banyak dari punya Om Rama.

"Ehhh, ada tamu. Kirain siapa?"

"Aku sudah siapin air panas loh."

"Saya kira orang baru lagi. Tapi ternyata bau parfumnya beda. Harum buah."

"Jangan meledek." tukasku. "Aku siapin baju dulu ya."

"Ehhh, mandiin dong!"

"Memang gak bisa mandi sendiri?"

"Tugas perawat itu, salah satunya adalah memandikan pasiennya. Sama seperti orang-orang sebelumnya."

"Yahh, kayak anak kecil aja. Iya deh."

CLOUDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang