41

849 101 0
                                    

"Halo kakek ya?"

'Bagaimana liburannya, Cloudy? Apa semuanya menyenangkan?'

"Kakek, pas aku tadi lagi pup aku dengar ada orang yang mau bikin celaka Kak Nino."

'Apa kamu tahu orangnya?'

"Tahu kakek. Tapi --- aku bisa minta tolong gak sama kakek?"

'Demi keselamatan Nino, apa saja akan kakek lakukan.'

"Apa bisa kakek menyuruh orang untuk menjemput temanku?"

'Teman?'

"Iya, kek. Namanya Bryan. Sekarang Bryan lagi tinggal di rumahnya Om Gerald. Kalau bisa tolong jemput sekarang ya, kakek."

'Kakek percayakan semua padamu, Cloudy.'

"Terima kasih, kakek."

Sudah tiga jam semenjak aku telepon kakek dan meminta bantuannya untuk jemput Bryan. Kalau aku suruh Bryan untuk dateng sendiri langsung ke Bandung, takutnya dia malah nyasar nanti.

Tok-Tok.

Cklek.

"Berhasil, om?"

Om Gerald mengangguk sambil memberikan kartu akses kamar lain.

"Maaf kalau ternyata buat kamu gak nyaman."

"Om Gerald gak usah berisik. Udah ya, aku mau menenangkan pikiranku dulu."

"Apa mau saya bantu pindahkan, barang-barangnya tuan?"

"Gak usah! Om Gerald tidur aja disini! Huh...!"

Aku lihat wajahnya Om Gerald kayak orang frustasi. Padahal hari ini aku sama Om Gerald baru aja pindah ke kamar yang lebih besar, tapi tiba-tiba aku pura-pura marah dan minta kamar terpisah dengan Om Gerald.

Aku diberitahu sama orangnya kakek bahwa Bryan sudah tiba di lobi hotel. Akupun langsung menyuruhnya menuju ke kamar 1001.

Tok-Tok.

"Cloudy ---"

"Hai Bryan. Kamu makin keren aja."

Tanpa berbasa-basi, akupun langsung menarik tangannya masuk. Dan saat itu juga aku menjelaskan semua duduk perkara kepadanya.

"Aku tadi kaget banget. Aku kira mereka itu siapa."

"Bryan, coba buka bajumu deh."

"Buka baju, Dy?"

"Iya."

Bryan membuka kemejanya jeans navy-nya yang seperi pakaian orang dewasa itu. Lalu aku memberikan padanya kaos tanpa lengan.

"Oke. Sekarang ganti lagi sama kemeja ini."

Bryan menurut saja saat aku minta dia berganti lagi dengan kemeja hitam garis-garis putih, namun aku sengaja tetap membuka tiga kancing paling atas. Supaya leher panjang dan putih Bryan bisa terlihat dengan jelas oleh siapapun.

"Kamu pakai hape ini ya ---"

"Tapi kan ini hape ---"

"Kamu itu pura-puranya jadi remaja jomblo kaya yang lagi kebingungan, Bryan."

"Begitu ya, Dy."

"Iya. Nanti kamu nginep disini sendiri. Pura-puranya bawa mobilnya kakek. Terus, kamu juga punya barang-barang branded ini."

Cuma Bryan yang bisa kumintai tolong lagi. Aku tahu dia itu masih memiliki wajah tampan, keren, dan maskulin. Meski badannya gak sekekar Om Gerald, tapi Bryan sama Kak Nino itu sama-sama kerenlah.

CLOUDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang