5.

6.2K 721 31
                                    

Wang yibo memanggil xiao zhan kembali, tapi karena di melihat tubuh pria itu terlihat sangat kaku yibo akhirnya menariknya ke dalam pelukannya untuk menenangkannya. Dan benar saja tubuh kekasihnya itu bergetar hebat. Xiao zhan masih bingung. Anak itu masih mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa? Dia belum perna berciuman dan ciuman pertamanya di rebut oleh pria yang merupakan kekasih adiknya? Mimpi buruk apa sebenarnya ini. Tapi dia akhirnya tersadar. Dia sadar akan posisinya sekarang yang tenga menyamar menjadi adiknya. Dia tidak berbicara sejak tadi sejak pria itu menciumnya. Kini dia mencoba menetralkan nafasnya dan mencoba membawa kembali dirinya pada kesadaran yang penuh. saat tersadar dia berada di pelukan pria itu.

"Maaf, bisa lepaskan aku? Aku hanya terkejut". Dia berujar pelan dan masih mencoba untuk menetralkan nafasnya. Wang yibo mendengar itu. Dengan segera dia melepaskan pelukannya dan menangkup pipi sang kekasih dengan kedua tangannya.
"Hah, kebiasaan kagetmu selalu seperti itu". Balas wang yibo sambil tersenyum.
Dalam hati xiao zhan menghela nafas lega. Syukurlah kalau kebiasaan adiknya seperti itu dan dengan susah payah xiao zhan berusaha menetralkan detak jantungnya agar berhenti berdetak cepat seperti dia sedang berlari dengan jarak yang sangat jauh.

"Kemarilah. Kau pasti belum makan bukan?". Tanya wang yibo saat melihat kekasihnya masih bingung. Xiao zhan hanya mengangguk sebab dia memang belum makan. Dia tidak melupakan aktingnya. Xiao zhan bisa menjadi seperti xiao yi yang asli tanpa ketahuan sebab dia sudah sering melakukannya dan belum pernah ada satu orang pun yang menyadarinya. Dia berharap ini menjadi yang terkhir, harapannya adalah setelah lulus dia akan melanjutkan studinya di luar negeri, dia akan pergi diam-diam tanpa ketahuan toh uang tabungannya juga sudah cukup untuk menghidupi dirinya.

Wang yibo menuntunnya ke meja makan, dia duduk disana sambil memperhatikan punggung wang yibo yang hendak memasak.

Apakah dia sering memasak untuk xiao yi? Anak itu sangat beruntung.

Dia zhan memuji wang yibo dalam hatinya namun pujian itu hilang seketika saat gas yang di nyalakan wang yibo hampir meledak. Xiao zhan terbelalak kaget dengan cepat dia menghampiri wang yibo dan mematikan gas itu.

"Kau bodoh? Apa yang kau lakukan? Jangan memasak jika tidak tahu". Umpat xiao zhan kesal karena hampir saja dirinya mati tidak berguna di dalam sana. Sesaat dia lupa akan perannya sebagai xiao yi, tapi itu tidak mempengaruhi wang yibo saat wang yibo berkata. "Jangan marah padaku. Kau juga tahu aku tak bisa masak. Jangan mengomeliku seperti biasa". Dan xiao zhan lagi-lagi menghela nafas lega sebab dia menyimpulkan bahwa yang dia lakukan saat ini juga sering di lakukan oleh adiknya.

"Duduklah. Biar aku yang masak". Ucapnya dan hanya di turuti oleh wang yibo.

Xiao zhan tidak lupa akan siapa dirinya. Tentu saja dia sedang berperan sebagai xiao yi. Bersikap biasa seperti ini dapat menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak gugup. Nyali ciutnya dia sembunyikan dalam-dalam dan sama sakali tidak ingin di keluarkan lagi. Dia harus melakukannya untuk xiao yi, tidak peduli apa yang dia lakukan. Entah itu baik atau tidak, dia hanya melakukannya untuk menuruti keinginan sang adik. Tidak! Itu seperti perintah untuknya. Tapi dia tidak bisa melawan, tidak ada yang akan membelanya jika dia menolak. Ayahnya yang gila kerja bahkan sama sekali tidak peduli pada mereka dan ibunya yang memang selalu berpihak pada xiao yi tentu saja tidak mungkin secara tiba-tiba membelanya. Mungkin itu hanya mujizat sari tuhan yang di harapkan xiao zhan hingga saat ini.

Wang yibo memperhatikan punggung sempit itu. Xiao zhan sedang membuat sup ayam. Wang yibo tentu saja tidak akan membiarkannya begitu saja. Dia beranjak dari duduknya dan mendekap pria manis itu. Xiao zhan terkejut? Tentu saja, tapi dia tidak mungkin langsung berbalik dan memukul kepala pria tampan itu dengan senduk kuah yang dia pegang saat ini walaupun dia sangat ingin melakukannya. Pria manis itu hanya mencoba menetralkan nafasnya dan berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar tak wajar. Dia sedang mencoba memperbiasakan diri dengan hal ini, mereka sepasang kekasih. Dia harusnya tahu apa yang mereka lakukan. Di rumah jika xiao yi membawa gadis ke rumah, tentu saja mereka akan berciuman dan melakukan hal itu walau xiao zhan melihatnya.
Xiao zhan berbeda dengan xiao yi. Dia tetap meyakini dirinya bahwa dia hanya akan berhubungan dengan seorang wanita. Dan tentu saja dia sedang tertarik dengan seorang wanita saat ini, namun dia hanya merasa belum saatnya untuk mengungkapkan perasaannya pada gadis pujaannya itu.

"Kau terlihat gugup sayang". Yibo kembali bersuara sambil mengeratkan pelukannya pada xiao zhan.

"Ahh, bukan apa-apa". Xiao zhan ingin menjawab jika dia sangat terganggu saat ini. Tapi tidak mungkin kan? Bisa-bisa wang yibo akan curiga padanya.

Sup telah jadi dan kini mereka berdua duduk di meja makan dengan saling berhadapan.
Xiao zhan tidak tahu apa yang biasa di lakukan xiao yi, melihat wang yibo hanya duduk saja akhirnya xiao zhan mengambil sup dan mengisi pada mangkuknya dan menyerahkannya padanya. Wang yibo sedikit membulatkan matanya karena terkejut tapi kemudian dia tersenyum.
Mereka mulai makan malam karena kedua orang ini sangat lapar tentunya.

Wang yibo menghentikan sendoknya di udara dan melirik xiao zhan sekilas. Seperti ada yang ingin dia tanyakan namun di urungkan. Hingga beberapa saat berperang dengan hatinya dia akhirnya mulai bertanya.

"A-yi, soal xiao zhan……".

Uhuk…uhuk…

Belum selesai wang yibo bersuara xiao zhan sudah batuk lebih dulu karena tersendat. Hampir saja sup yang baru ia masukan ke mulutnya tersembur keluar dan mengenai wajah tampan wang yibo, tapi untunglah dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"Sayang, kau baik-baik saja?". Tanya wang yibo khawatir sambil memberikan tisu padanya dan xiao zhan mengangguk bertanda bahwa dia baik-baik saja sambil menerima tisu pemberian dari wang yibo.

"Ada apa dengan xiao zhan?" Kini xiao zhan berani bertanya untuk dirinya sendiri.

"Xiao zhan, dia tidak sepertimu. Mengapa dia tidak datang ke festival kemarin? Padahal dia panitia penting. Dia sungguh tidak bertanggung jawab".

Ingin sekali xiao zhan membela diri. Tapi menyadari tidak ada yang dapat dia lakukan akhirnya dia hanya tersenyum tipis, dia menunduk sebentar dan menatap wajah pria tampan itu.

"Ibu kembali dari luar negeri. Dia dan aku menemani ibu di rumah".

Wang yibo hanya mengangguk mengerti.
"Aku ingin bertemu lagi dengannya nanti".

Xiao zhan hanya mengaduk-aduk supnya dalam diam.

Kita sudah bertemu hanya saja kau tidak mengenaliku. Aku harap ini yang terakhir untuk pertemuan kita.

"Menginaplah". Tiba-tiba suara wang yibo menghentikan gerakan tangannya yang sedari tadi menganduk sup di hadapannya. Gelisah? Tentu saja. Batinnya sangat gelisah saat ini, dia tidak boleh salah bicara setidaknya walaupun gugup dia masih bisa mengatasi hal itu. Dia harus tetap berusaha layaknya xiao yi.

"Maaf, kau tahu kan ibu ku kembali? Aku harus di rumah". Ujar xiao zhan dengan senyum tipis.

Wang yibo mengangguk mengerti. Lagi pula dia tidak ingin memaksa kekasihnya. Namun wang yibo tiba-tiba kembali mengatakan sesuatu yang sebenarnya xiao zhan sendiri tidak menyukainya.

"Xiao zhan. Dia terlihat seperti seseorang yang sangat kesepian".

Xiao zhan mendongakan kepala menatap wang yibo dengan tatapan tak suka. Kenyataan kalau dia kesepian itu memang nyata adanya. Tapi dia tidak suka menjadi bahan pembicaraan seseorang, mengingat xiao yi sangat sensitif jika berbicara mengenai dirinya. Jika saat ini yang berada di hadapan wang yibo adalah xiao yi, berarti sudah dapat di pastikan xiao zhan akan kena imbasnya begitu dia kembali ke rumahnya. Xiao zhan bisa bernafas lega karena saat ini dia yang berada di sini saat pertanyaan itu di lontarkan.
Dia hanya memberikan senyum tipis lalu menjawab.
"Dia tidak begitu. Kau terlalu banyak berpikir. Lanjutkan makanmu, aku harus segera pulang". Dengan cepat xioa zhan berusaha mengalihkan topik. Dalam hati dia berdoa dan sangat berharap semoga lain kali wang yibo tidak membicarakannya atau menyebut namanya di hadapan xiao yi.

I Will Make You Mine (Yizhan/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang