24.

5.4K 645 25
                                    

Xiao zhan berbaring di ayunan panjang seperti biasa di atap sekolah. Matanya terus memandang langit. Walau pun panas, tapi dia tetap ingin memandanginya.

RuiRui. Aku pikir aku tidak bisa menemukan gadis cantik seperti yang kau katakan. Jika aku membelok dari jalanku, apakah kau akan memaafkanku? Hei, kau tahu wangyi? Dia kembali. Aku senang karena dia kembali, tapi…bisakah kami bersama? A-yi mencintai wangyi. Jika aku mengambil wangyi darinya, sama saja aku menghancurkan hidupku. Ruirui, bagaimana menurutmu? Bisakah kau mengatakan sesuatu? Aku merindukanmu.

Xiao zhan berbicara dalam hatinya seakan dia sedang berbicara dengan ruirui. Keraguan di dalam hatinya mengenai perasaannya terhadap wang yibo semakin besar. Dia tentu tahu bagaimana perasannya, bukan takut untuk mengakui, hanya saja gengsinya terlalu tinggi.

"Zhanzhan" sebuah panggilan itu mengejutkannya.

Dia terbangun dan duduk tegap menghadap sang sahabat yang baru datang. "Acheng, dimana jili?"

"Tidak ikut" zhou cheng duduk di samping xiao zhan dan kembali berkata. "Kemarin, kau kemana?"

Xiao zhan nampak gugup. "A…aku…"

"Aku membiarkan chanchan menunggumu zhanzhan"

Xiao zhan membulatkan matanya kaget.

"Sial!! Mengapa aku melupakan itu" dia beranjak berdiri dan dengan cepat berlari keluar tanpa menghiraukan zhou chen yang berteriak memanggilnya.

Xiao zhan berdiri di depan pintu kelas gadis itu. Dia dapat melihat chanchan yang duduk di pojokan.

"Chanchan" xiao zhan memanggil pelan namun dapat terdengar oleh gadis itu. Chanchan melihat ke arahnya, ia tersenyum kecil dan berjalan mendekatinya.

"Zhan ge"
Xiao zhan dapat melihat dengan jelas raut wajah kecewa gadis itu. Sungguh dia merasa sangat bersalah.

"Maaf chanchan. Kemarin aku…"

"Tidak apa-apa zhan ge" chanchan memegang tangan xiao zhan. "Kita bisa pulang bersama lain kali"

Xiao zhan mengangguk dan tersenyum. Dia mengusap lembut rambut gadis itu dan perlakuannya membuat sang gadis semakin berbedar.

*

Xiao yi menghancurkan segala perabotan di rumahnya. Dia berteriak frustasi dan terus mengumpat kesal sedangkan xiao zhan hanya duduk diam di tempatnya.
Bibi Qing mendekati xiao zhan dan berbisik pelan.

"Tuan muda, apakah anda tidak bisa menghentikannya?"

Xiao zhan menggeleng. "Bibi tahu aku tidak bisa melakukan apa-apa"

Bibi qing hanya menghela nafas mengasihani nasip xiao zhan. Sejak dulu, jika anak itu kesal, dia sama sekali tidak melampiaskannya dengan membanting barang-barang seperti itu. Jangankan membanting barang. Bahkan berteriak saja pun tidak boleh.

"Xiao zhan! Besok gantikan aku ke sekolah!"

Terdengar suara xiao yi yang bergetar dengan nada memerintah. Xiao zhan hanya mengangguk pelan namun dalam hatinya dia sungguh ingin menolak. Tidak bisakah dia menjalankan kehidupannya sendiri? Sampai kapan dia harus hidup dalam bayangan xiao yi. Sampai kapan dia akan menjadi alat anak itu? Dia lelah. Tapi belum saatnya dia melawan, dia hanya bisa bersabar dan menunggu hingga lulus sekolah.

*
Suasana sekolah sama seperti sekolah miliknya. Ramai dab ribut dari anak-anak perempuan yang bercerita. Xiao zhan menundukkan kepalanya seolah dia tertidur di atas meja dengan tangannya sebagai bantal. Dia kembali lagi ke sekolah ini untuk menggantikan sang adik dan bolos lagi untuk sekolah aslinya walau pun dia akan tetap di hitung sebagai hadir. Tidak peduli seberapa kali xiao zhan tidak masuk, nilainya tetap yang paling tinggi dan dia akan tetap naik kelas ataupun lulus.

I Will Make You Mine (Yizhan/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang